Beberapa pekan terakhir memang lonjakan pasien terkonfirmasi Covid 19 sedang tinggi-tingginya. Sampai pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan laju penularan.
Banyak yang terinfeksi virus, tidak pandang umur, jenis kelamin, jabatan, dan kondisi. Salah satunya ibu hamil. Kondisi kehamilan sangat rentan saat terinfeksi Covid 19. Karena rumah sakit yang penuh di mana-mana, maka bagi yang terinfeksi namun memiliki gejala ringan, disarankan melakukan isolasi mandiri.
Apakah ibu hamil yang sudah terpapar Covid 19 boleh isolasi mandiri?
Dilansir dari popmama.com, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Yuyun Lisnawati menyatakan ibu hamil sebenarnya tidak lebih beresiko tinggi dibanding yang tidak hamil. Masih boleh isolasi mandiri dengan prosedur yang aman.
Table of Contents
Konsultasi dengan Dokter
Saat ibu hamil terpapar Covid 19 dengan hasil antigen atau PCR positif, maka hal yang pertama dilakukan adalah melakukan konsultasi dengan dokter.
Seperti adik saya kemarin, ada beberapa gejala yang muncul. Awalnya suaminya yang bergejala, kemudian suaminya melakukan tes antigen dan ternyata positif. Alhasil adik saya yang sedang hamil langsung was was. MEmutuskan antigen dan hasil tesnya juga menunjukkan positif Covid 19.
Dia khawatir dengan janinnya, tak menunggu lama dia menghubungi dokter kandungan langganan via chat. Ternyata dokternya sangat welcome dan mau konsultasi melalui privat zoom. Dokter memberi resep dan memonitor adik saya untuk memastikan boleh melanjutkan isolasi mandiri atau harus ke rumah sakit.
Dokter juga menanyakan riwayat penyakit seperti asma, GERD, diabetes, hipertensi atau jantung. Dokter pun terus memantau suhu tubuh dan kadar saturasi oksigen.
Terapkan Protokol Kesehatan
Selama isolasi mandiri, ibu hamil wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Ibu hamil harus memiliki termometer dan bisa membaca suhu tubuh. Juga tidak lupa harus punya oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen.
Ibu hamil harus mengerti dan diberitahu tanda perburukan seperti: demam tinggi di atas 38 C, frekuensi nafas di atas 24 kali per menit, denyut nadi diatas 100 kali per menit, rasa berat bernafas, sesak nafas, berkeringat dingin, berdebar atau ada tanda bahaya dari kehamilannya. Tanda bahaya misalnya ketuban rembes, keluar darah, gerak janin berkurang, dan banyak tanda lainnya. Maka harus segera lapor ke petugas.
Hindari menggunakan alat pribadi yang sama dengan anggota keluarga lain, misalnya peralatan makan dan peralatan mandiri, dan lainnya.
Pastikan ibu hamil menempati ruang isolasi dengan ventilasi udara yang baik dan cukup sinar matahari. Usahakan bisa berjemur setiap pagi.
Jangan lupa selalu mengenakan masker. Usahakan melakukan olahraga ringan seperti yoga ibu hamil. Makan dengan makanan bergizi, dan istirahat cukup. Dan minum obat dan vitamin resep dari dokter.
Tebus Resep Tanpa Keluar Rumah Bersama SehatQ
Ibu hamil perlu mengonsumsi obat atau vitamin tambahan, yah. Tapi obat tersebut harus sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter. Jangan sampai menggunakan resep orang lain selama proses penyembuhan. Karena setiap orang beda kondisi dan tidak semua obat dapat memberikan efek yang sama pada semua orang.
Setelah konsultasi kemarin adik saya dan suaminya pun mendapatkan resep dari dokter. Resepnya adalah Azitromicyn, Paracetamol, Vit D, dan Sanadryl DMP. Sedangkan suaminya yang memiliki GERD mendapatkan resep Braxidin.
Karena sedang isolasi mandiri, jadi bingung bagaimana membeli obat. Untung ada aplikasi sehatQ yang membantu tebus resep tanpa keluar rumah. Langsung deh cek ke direktori obat. Caranya pun mudah dan membantu banget buat keluarga yang sedang isolasi mandiri. Coba deh!
Pantau Kondisi Kehamilan
Selalu pantau kondisi kehamilan selama isolasi.
- Pastikan suhu tubuh dan saturasi normal. Jika bernapas sesak ringan maka tidur miring dan 30% lebih tinggi dari posisi datar.
- Pastikan buang air kecil dan air besar normal.
- Pastikan gerakan janin juga normal. Untuk usia kehamilan di atas 26 minggu, pantau gerakan janin setiap hari. Bila minim gerakan, bisa dirangsang dengan minum atau makan. Sering ajak bayi mengobrol. Dan segera ke rumah sakit bila tidak ada gerakan sama sekali.
- Amati timbulnya perburukan gejala. Segera ke rumah sakit apabila ada tanda bahaya.
Pentingnya Dukungan Keluarga
Masih banyak stigma negatif yang beredar di masyarakat yang membuat pasien Covid 19 dijauhi. Padahal justru dalam kondisi seperti ini mereka butuh bantuan dan dukungan. Mereka butuh dukungan tidak hanya ketahanan pangan tapi juga dukungan mental.
Peran keluarga sangat diperlukan dalam kondisi seperti ini. Apalagi ibu hamil juga lebih sensitif karena pengaruh hormon. Mereka juga butuh dukungan mempersiapkan kembali ke masyarakat setelah sembuh.
Hindari Pemicu Stres
Stres juga bisa memperburuk gejala virus corona. Jadi sebisa mungkin ibu hamil menghindari hal-hal yang memicu stres.
Kemarin anak adik saya yang pertama tiba-tiba demam dan diare. Hal ini juga memicu stres yang menyebabkan ibu hamil sesak ringan. Usahakan kurangi membaca berita buruk mengenai Covid 19. Hindari memikirkan masalah-masalah yang menambahi pikiran.
Usahakan tetap tenang dan nyaman. Karena kondisi mental ibu juga akan berpengaruh pada kandungan. Silakan bergabung dengan komunitas yang saling support, membaca buku motivasi, menonton film komedi, dan banyak berdoa untuk kesembuhan.
Jadi sebenarnya ibu hamil pun bisa melakukan isolasi mandiri dengan aman apabila mematuhi protokol kesahatan. Tetap semangat dan berpikir positif ya. Jangan lupa bahagia 🙂