“Dek, besok mau ada ujian lho. Sekarang belajar dong, jangan main mulu. Harus dapat rangking satu ya.”
Pernah dengar kalimat semacam itu? Sering banget lah ya. Sesuatu yang lumrah sekali saat orang tua menyuruh anaknya belajar saat mau ulangan. Tapi bagaimana kalau terus-menerus menekan anak agar menjadi juara kelas setiap saat?
Saya ingin sedikit menceritakan salah satu kisah kawan saya yang memiliki luka pengasuhan. Lantas apakah ada hubungannya dengan inner child?
Table of Contents
Apa itu inner child?
Sering sekali kita mendengar tentang inner child. Sebenarnya apa sih inner child?
Dilansir dari meaningful.me, inner child adalah sisi kepribadian seseorang yang masih bereaksi layaknya anak kecil atau sisi kekanak-kanakan dalam diri seseorang. Akumulasi pengalaman yang dialami saat kecil, baik itu positif maupun negatif, masuk ke alam bawah sadar dan membentuk kepribadian dan cara bersikap saat ini. Pengalaman dan pengetahuan yang didapat semasa kecil ini yang akan membentuk saat seseorang dewasa kelak.
Anak kecil dalam diri seseorang tidak pernah pergi dan akan menetap di alam bawah sadar. Hal ini akan memengaruhi mereka dalam mengambil keputusan, merespons masalah bahkan menjalani kehidupan.
Pengalaman saat anak-anak yang tidak menyenangkan atau pengasuhan yang kurang baik dalam keluarga bisa jadi akan terus membekas dalam diri seseorang.
Cerita Luka Pengasuhan dan Dampak Inner Child
“Aku sering dituntut orang tuaku. Setiap hari harus bisa mendapat nilai terbaik saat ulangan harian. Dampaknya apa? Aku ngga kuat. Justru nilai ujian nasionalku anjlok. Aku ngga boleh dapet nilai dibawah 7. Sampai aku juga tidak boleh memilih jurusan sesuai passionku. Aku anak bungsu yang harus jadi gawang terakhir untuk bisa diandalkan. Semua impianku dipatahkan.”
Iya saya tahu semua orang tua ingin memberi yang terbaik untuk anaknya. Tapi mereka kadang tidak bisa mengerti bahwa setiap anak itu unik. Kita tidak bisa mengatakan ikan bodoh, hanya karena mereka tidak dapat terbang, bukan?
Ada anak-anak yang kurang mahir matematika, tapi pandai dalam bahasa. Ada anak yang tidak suka bahasa tapi suka menggambar. Bahkan saudara sekandung saja berbeda minat dan bakat. Sebagai orang tua, kita harus mengetahui gaya belajar anak. Agar anak bisa menikmati sesi belajarnya. Bahkan bermain pun bisa sambil belajar. Bukan dengan menekan mereka agar menjadi peringkat satu sepanjang tahun. Ada aspek lain yang juga perlu dinilai!
“Aku jadi muncul perasaan ngga percaya diri, emosional, dan bahkan merasa tidak dihargai. Kadang aku merasa pusing dengan keramaian, dan sempet bingung mau ngapain. Saat yang paling parah adalah ketika kerja kerasku tidak dihargai. Aku merasa muak, jengah, dan benci pada orang tuaku. Padahal aku sayang banget sama mereka. Ngga ada yang bisa mengerti aku. Badanku kadang menggigil dan gemetar tanpa sebab kalau mengingat itu semua.”
Pengalaman menyakitkan seperti ini memang kerap kali melukai inner child, adanya pengabaian, kurang kasih sayang, tuntutan, dan kekerasan. Luka yang apabila tidak disadari dan disembuhkan bisa terbawa hingga ke kehidupan dewasa.
Misalnya seorang anak perempuan yang ayahnya sering memukul ibunya. Kelak dia akan tumbuh menjadi seorang yang minder, tidak percaya diri, penuh kecemasan, sulit percaya dengan orang lain, bahkan bisa jadi takut berhubungan dengan lawan jenis.
Tanda Terjadinya Luka Pengasuhan
Ada beberapa tanda luka pengasuhan yang belum disembuhkan dapat dilihat dari beberapa hal. Misalnya, merasa tidak berharga dan rendah harga diri, memiliki emosi tidak stabil, tidak mampu membedakan situasi serius, dan kurang percaya diri.
Jadi di dalam tubuh orang dewasa dengan umur kisaran 30 tahun, bisa jadi ada anak perempuan 5 tahun yang terjebak dengan kesepian, terluka, marah, takut, cemas dan ngga mampu mengambil keputusan. Anak ini sedang berjuang di tubuh orang dewasa yang keras tanpa pengawasan, tanpa perlindungan dan ketakutan. Apakah luka pengasukan bisa disembuhkan? Tentu saja bisa.
Bagaimana Cara Menyembuhkan Luka Pengasuhan?
Apa yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan luka pengasuhan inner child ?
Menyadari Inner Child
Pertama-tama, kamu harus menyadari ada sosok anak kecil dalam dirimu yang terluka. Proses recall memory ini memang tidak mudah dan cenderung menyakitkan. Tapi kamu ngga boleh pura-pura tidak tahu bahkan masih denial.
Hidupkan memori yang pernah terjadi, ceritakan kembali setiap rasa sakit kepada orang yang tepat. Atau bahkan kamu bisa menuliskannya dalam sebuah jurnal.
Inner child ini bisa disembuhkan dengan membangun hubungan kembali pada “anak kecil” itu. Kamu butuh menerimanya, memerhatikannya, mencintainya bahkan merangkunya seperti memperlakukan anak-anak.
Jika luka ini dibiarkan menganga, tanpa kamu mau menerimanya efeknya akan seperti rantai setan. Kelak akan berpengaruh pada inner circle kamu saat ini, bahkan anakmu sendiri. Bukan tidak mungkin kamu akan mengulangi pengasuhan yang dulu kamu terima, terulang lagi kepada anak-anak kamu.
Jalin Komunikasi dengan Inner Child
Sisihkan waktu setiap hari untuk mengobrol dan berdialog dengan dirimu sendiri. Bayangkan anak kecil itu sedang duduk di hadapan kamu. Rasakan kehadirannya dan mulailah mengobrol. Ucapkan kalimat suportif dan positif. Yakinkan dirimu sendiri kamu bisa!
“Kamu tidak bersalah. Semua yang terjadi bukan salahmu.”
“Kamu jangan kesepian ya, tidak ada yang kecewa atasmu.”
“Kamu terlalu berharga. Aku mencintaimu.”
“Maafkan aku ya, sering mengabaikan perasaanmu.”
“Kita berjuang bersama yuk.”
Merangkul Emosi, Kesedihan dan Kemarahan
Sungguh mungkin hal ini tidak mudah. Merangkul emosi kesedihan dan kemarahan yang selama ini dipendam dalam-dalam. Saat mengingat luka pengasuhan memang kadang akan terjadi luapan emosi, kesedihan bahkan kemarahan yang tak terbendung.
Rasa marah adalah emosi yang sebenarnya wajar dan normal. Tidak selamanya marah itu negatif. Ada beberapa kondisi saat amarah dipelukan dan bisa memberi efek positif. Begitu juga perasaan sedih yang muncul saat trauma belum selesai. Terima saja kesedihan tersebut, berdamailah. Rangkul setiap emosi yang muncul.
Meditasi
Menyembuhkan luka pengasuhan inner child adalah proses yang panjang dari sebuah perjalanan yang sangat personal. Tentu saja hal ini bisa sangat melelahkan.
Meditasi dapat memberikan perasaan tenang dan mendamaikan. Saat perasaan tenang maka proses dialog dengan diri sendiri bisa lebih mudah.
Temukan solusi lengkap untuk menjaga kesehatan mentalmu lewat aplikasi Riliv.
Meditasi online lebih mudah di mana dan kapan saja. Kamu juga bisa dapatkan hidup lebih bahagia dari sekarang. Cukup duduk, dengar, dan damai. Konten #HeningSejenak 10 menit sehari, akan membantumu lebih mudah mengontrol rasa stres, cemas, dan overthinking hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Cari Bantuan Profesional
Berdamai dengan luka pengasuhan bisa dilakukan secara mandiri atau dengan dukungan profesional. Psikolog yang lebih mumpuni akan membantu proses rekonsiliasi menjadi lebih mudah.
Riliv juga mempunyai solusi curhat online tanpa takut dihakimi dan mendapatkan solusi pasti dari para ahli. Konsultasi psikologi jadi lebih mudah bersama dengan Riliv. Psikolog online Riliv akan membantumu menyelesaikan masalah dengan sudut pandang yang lebih positif. Tentu saja kerahasian dan privasimu terjamin.
Maafkanlah dirimu sendiri, buatlah dirimu senyaman mungkin, dan ungkapkan semua perasaanmu secara jujur.
Memang proses berdamai dengan inner child luka pengasuhan membutuhkan waktu yang tak sebentar. Semua prosesnya pun tidak instan. Kamu ngga perlu merasa gagal karena setiap orang memiliki kondisi yang berbeda.
Cintailah dirimu, hargailah dirimu, maafkanlah dirimu, damaikanlah dirimu. Percayalah kamu bisa melewati ini semua dengan baik. Percayalah kamu bisa sembuh!
17 Komentar. Leave new
Aku baru menyadari bila dalam diri kita masih tersisa kenangan masa kecil dalam alam bawah sadar, tapi Alhamdulillah saat kecil saya merasa bahagia bersama keluarga.
Semoga kita juga bisa memberi yang terbaik buat anak-anak biar mereka juga tidak memiliki inner child yang negatif
Inner child yang terluka harus bisa di sembuhkan ya. Btw aku baru tau aplikasi riliv ini. Ternyata bagus banget ya.
Nah iyaa, membantuk banget sama yang berkaitan dengan mental health
Aku kemarin baru aja baca-baca tentang riliv eh pas banget kak lintang nulis tentang ini.
Semoga mencerahkan mba Iff
Wow saya jadi mikir apakah saya ortu yg baik utk anak saya?
Hehe, saatnya introspeksi diri.
i’ve been there mba, dan iya sih salah satu solusinya adalah dengan menyadarinya. kalau aku sih dengan nulis dan mengurai emosinya. perlahan tapi pasti mulai luntur. tapi sekarang udah bisa juga minta bantuan pihak lain ya lewat RILIV
Tuh kan, pasti semua orang punya luka yang sama. Tergantung kita bisa menerima apa engga ya. Saatnya berdamai mba Eka..
Masya Allah kereeen , ada aplikasi ini yang bener-bener dibutuhkan banyak orang sepertinya, termasuk aku 🙂 cuss langsung download aaah 🙂 makasih infonya mbak 🙂
Sama-sama, semoga bermanfaat mba Atiq 🙂
Iya ada paket konsultasi dan free meditasi. Makanya tuh keren yah, soalnya mental health ini juga bukan masalah sepele yang bisa dibiarkan.
Baik pengalaman positif dan negatif dapat membentuk inner child di dalam diri. Dari sebuah webinar beberapa waktu lalu, bahkan pengalaman positif pun bisa melahirkan wounded inner child jika terlampau gagal move on dan jadi terjebak nostalgi. Memang intinya harus pintar-pintar mengelola kesadaran diri alias mindfulness 🙂
Nah ini. Mindfulness masih PR banget.
Luka psngasuhan emang saat ini membekas yah saya pun berusaha berdamai dengan emosi tersebut. Makanya hati2 banget sama anak sendiri jgn smpai dy merasakan hal yg sama
Iya mba semoga tidak menjadi lingkaran setan kepada anak sendiri