Seneng banget rasanya mendapat kesempatan ngobrol bareng dr. Mika Rahmadiana ngebahas tentang polemik pagebluk dan vaksin covid 19. Beliau ini adalah dokter dinas kesehatan kota Malang dan satgas covid 19. Pemaparan 2 jam dari beliau dengan tanya jawab rasanya kurang, dan menyenangkan. Materi yang mudah dipahami, pemaparan yang gamblang dan ngga bertele-tele membuat pesannya sampai. Kita harus mengenal covid supaya tak sayang, supaya cerdas dalam menyikapi polemik yang sedang terjadi. Yuk simak gimana cara jaga anak kita dari covid 19 dan informasi vaksin covid 19. Kita harus mengenal covid supaya tak sayang, supaya cerdas dalam menyikapi polemik yang sedang terjadi.
Table of Contents
Data Rekor Pencapaian Covid 19 Indonesia
Saat ini menurut data yang telah dirilis oleh Dinkes, Indonesia sudah tembus lebih dari satu juta pasien covid 19. Dan double trouble nya adalah adanya rekor 14.518 kasus harian dengan rekor 35.73% positive rate. Angka capaian harian ini hanya yang tercatat yah. Ingat, hanya yang tercatat. Sedangkan fakta di lapangan itu menunjukkan banyak banget yang ngga melaporkan diri saat terkena virus, dan hanya isoman saja.
Apa sih positive rate itu?
Angka 35% berarti adalah 1/3 nya di mana dari 3 orang yang diperiksa maka 1 orangnya terinfeksi covid 19. Wabah bisa dikatakan terkendali apabila <5% (Singapore, Vietnam, dll). Jadi nilai 35,73% menunjukkan wabah ini sudah sangat tidak terkendali.
Baca Juga : Kesalahan Mengajarkan Membaca Sebelum Belajar Mendengar
Menurut standar WHO, maksimal RS terisi harusnya hanya mencapai 60%. Sedangkan data yang ada menunjukkan RS sudah terisi lebih dari 60%. Hal ini menunjukkan apakah RS kita sudah ambruk? Semua berebut kamar isolasi, IGD penuh di mana-mana sampai ada pasien yang harus dirujuk ke luar kota. Bukan itu saja, nakes dan faskes pun kelelehan. Mereka berjuang tanpa henti setiap hari.
Angka kematian akibat covid 19 di Indonesia 4.2% sedangkan angka kematian dunia 3.3% (sumber covid19.go.id, worldometers.info). Angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata global merupakan hal yang disorot Presiden sebagai hal yang masih perlu diperbaiki dalam penanganan covid 19.
Update Data Covid 19 Wilayah Malang
Data yang menunjukkan konfirmasi positif covid 19 berjumlah 5.388 ini sekali lagi hanya angka kasar (angka tercatat). Sedangkan fakta di lapangan kalau semua pasien suspek dilakukan tes swab pcr maka bisa jadi angka tersebut melonjak antara 4-5 kali lipat. Bisa se mengerikan itu!
Ukuran Virus SARS Cov-2
Tau nggak sih seberapa besar ukuran virus SARS COv-2?
Jadi Allah menciptakan covid 19 pun ada ukurannya. Hal ini bisa menjadi tadabbur bagi kita untuk memetik hikmah. Ibaratnya kalau butiran garam yang bisa terlihat mata besarnya 60 milimikron, maka coronavirus hanya berukuran 0.1-0.5 milimikron. Jadi kita ngga bisa lihat dengan menggunakan mata telanjang, harus menggunakan mikroskop elektron. Masya Allah.
Baca Juga : Mempersiapkan Anak Mandiri dan Cerdas Finansial
Kemampuan penularan covid lebih besar daripada flu. Tampak jelas covid lebih mudah menular dan menyebar. Karakter covid ini hanya menempel ke sel hidup dan bertahan beberapa hari pada permukaan benda mati. Perpindahan dari saluran nafas sebagai reseptor dan loncat hanya lewat droplet (percikan). Berbeda dengan TBC yang lewat aerosol (kuman berenang-renang di udara). Jadi kalo SARS cov ini akan langsung jatuh ke permukaan rendah karena gaya gravitasi. Makanya jaga jarak 1-2 meter itu penting.
Nah masa inkubasi covid ini bervariasi antara 2-14 hari, bahkan ada laporan > 20 hari. Masa inkubasi adalah rentang waktu mulai dari terinfeksi sampai muncul gejala. Sedangkan masa inkubasi Flu hanya 1-4 hari. Jadi semakin lama masa inkubasi, pelacakan kontak dan perkiraan perjalanan penyakit akan lebih sulit.
Sedangkan masa menular adalah rentang waktu di mana seseorang bisa menularkan virus. Covid masa menular sejak 2 hari sebelum gejala hingga 10-14 hari setelah gejala. Sedangkan Flu menular sejak 1 hari sebelum gejala hinga 5-7 hari setelah gejala. Jadi semakin lama menular, semakin tinggi pula resiko penularan.
Gejala unik anosmia dan ageusia (hilangnya penciuman dan perasa tanpa hidung buntu) bisa menjadi gejala unik pada covid. Sedangkan komplikasi pada covid yang tidak ada pada flu adalah pembekuan darah. Jadi ada kasus pasien yang stroke, ngga terima kok bisa covid saat tes pcr. Nyatanya memang covid punya potensi pembekuan darah, otak ataupun jantung danbisa terjadi serangan stroke. Se misterius itu!
Baca Juga : Emang beda ya, Home Education sama Home Schooling?
Covid 19 Menyebabkan Penyakit Hampir di Semua Organ
Reseptor SARS Cov-2 (ACE2) bisa ditemukan di hampir semua sel tubuh manusia. Serius! Adanya reseptor virus, menunjukkan virus berpotensial masuk dan merusak sel di organ tersebut. Gejala klinis yange terjadi bisa SANGAT BERVARIASI tergantung sel mana yang terinfeksi (tidak hanya gejala saluran napas) nah ini yang bikin diagnosis lebih sulit. Pun efek jangka panjang pada sel-sel tersebut juga belum diketahui.
Resiko Infeksi Pada Anak
Faktanya anak umur berapapun bisa beresiko terinfeksi covid 19. Bahkan ada pasien dr.Mika yang berumur 2 hari udah kena covid 19. Virus Load SARS Cov 2 ini tidak berbeda antara pasien covid 19 anak dan dewasa. Sehingga diduga pasien anak dan dewasa memiliki kemampuan menularkan covid 19 yang setara. Sayangnya, anak-anak ini malah kadang tidak menunjukkan gejala apapun (OTG). Anak-anak malah berperan sebagai super spreader yang silent. Mereka bisa jalan-jalan ke mana-mana dan malah menularkan ke orang dewasa dengan komorbid (penyakit penyerta). Jadi bukan tidak mungkin orang dewasa yang tertular malah memiliki gejala lebih berat saat terinfeksi.
Pengendalian Pandemi dengan The Swiss Cheese
Pernah dengar tentang The Swiss Cheese?
Keju yang bolong-bolong pada gambar di atas menunjukkan bahwa setiap pertahanan yang telah kita lakukan selama ini juga masih punya lubang yang bikin kecolongan. Lapis-lapis pencegahan seperti jaga jarak, pake masker, cuci tangan, tes swab, tracing, treatment, semua masih punya lubang dan bisa bikin kita kecolongan. Nah, vaksin ini adalah benteng pertahanan lapis pencegahan terakhir. Jadi kita ngga bisa tuh ngomong, udah vaksin kok, boleh ngga pake masker kalau ketemuan. Selama ada pertemuan manusia, ya tetep ada kemungkinan penularan.
Apa sih Vaksin itu?
Vaksin itu gampangnya adalah cara tubuh kita membentuk antibodi. Gimana caranya tubuh biar punya ‘tentara’ yang bisa mencegah virus menempel, saat virus masuk ke dalam tubuh. Jadi tentaranya ini tugasnya memblokir dan bikin pertahanan. Antibodi alami bisa terbentuk saat kita sudah pernah sakit. Mahabesar Allah! Sedangkan antibodi buatan ya vaksin itu tadi. Jadi untuk terapi alternatif herbal itu ngga bisa membentuk tentara dalam tubuh, karena fungsinya hanya sebagai meningkatkan imunitas aja.
Baca Juga : Orang Tua Seperti Anak Kecil, Bagaimana Menghadapinya?
Halalkah Vaksin?
Selama ini pro kontra vaksin emang ngga pernah sepi ya. Terus aja jadi hal yang selalu hangat dibicarakan dengan segala pro kontranya. Ada yang bilang masih berkonten babi, konten najis (bayi abortus, kera, anjing). Bagaimana proses produksinya? dengan memahami konsep istihalah (tranformasi) dan istihlak (dilusi).
Siapa produser vaksin?
Ini ceritanya tentang vaksin Sinovac ya. Jadi tahap virus production nya itu menggunakan Vero Cells yang diambil dari kera mati pada tahun 1960 dan dikembangkan di Jepang. Vero cells ini di maintenance dengan menggunakan media perkembangbiakan. Nah kita tuh ngga setiap bikin terus bunuh kera, sama sekali ngga. Kita pake kera yang udah mati dari jaman baheula, catet!
Kemudian tahap inactivation di mana virusnya ini dimatikan menjadi beta-propiolactone. Dilanjutkan tahap purification yaitu pembilasan. Jadi vaksin sinovac sendiri hanya terdiri dari 4 komponen: virus yang telah dimatikan, aluminium hidroksida atau Al (OH)3, larutan fosfat atau stabilizer, dan larutan garam natrium klorida sebagai isotonis untuk memberikan kenyamanan saat penyuntikan. Tentunya ini garam yang memenuhi standar farmasetikal. Jadi vaksin ini tidak mengandung pengawet ya.
Baca Juga : Sains Air Panas dan Dingin dari Botol Kaca Bekas
Dr. Mika yang sudah vaksin Sinovac mengakui beberapa efek samping setelah divaksin jadi gampang ngantuk dan gampang laper gitu. Karena sudah melalui tahap purification atau pembilasan, jadi vaksin ini ngga mengandunng babi atau kera! Vaksin memang belum bisa menghentikan penularan covid 19, tapi vaksin bisa mencegah dan menekan agar tidak sampai menimbulkan gejala berat. Meskipun kita pernah vaksin influenza, tapi ngga menjamin kita bisa bebas Flu seumur hidup kan?
Kehalalan Vaksin Covid 19
Fatwa MUI dan rekom Muhammadiyah telah menetapkan vaksin covid 19 produksi Sinovac sudah halal dan suci. Alhamdulillah. Jadi balik lagi sih, ke individu masing-masing mau menerima vaksin atau tidak. Hal kaya gini kalo dibahas juga ngga akan ada habisnya. Vaksin juga merupakan salah satu bentuk ikhtiar kepatuhan pada ulil amri.
Sesi Tanya Jawab
Kebetulan saya bertanya tentang,
- Apabila setelah lebih dari 20 hari tetapi hasil pcr masih positif, tapi telah mendapatkan surat keterangan bebas isman 14 hari apakah boleh menyelesaikan ismannya?
- Apakah hasil CT yang tinggi lebih dari 30, menunjukkan virus sudah tidak infeksius?
- Dan apakah ada ketentuan khusus siapa saja orang yang boleh dan tidak boleh vaksin?
Sakit bisa berpedoman pada basis hari, dengan isolasi mandiri selama 8-10 hari sebenarnya sudah membuat virus sudah ngga bisa dikultur (tidak menular). Untuk pasien tidak bergejala, cukup isman selama 10 hari, kalo yang bergejala cukup ditambah 3-4 hari. Sebenernya 8-10 hari sudah membuat virus mati. Apalagi kalo rapid antigen pasti hasilnya akan negatif (tes dilakukan saat pemulihan). Tes rapid antigen hanya melalui saluran pernapasan jadi lebih efektif kalau tes dilakukan saat masih tahap awal antara 2-7 hari.
Kesembuhan dengan basis 14 hari tanpa gejala sudah tidak menularkan, tidak infeksius. Kadang swab pcr juga masih positif, ini karena pcr tuh ngga bisa membedakan virus hidup sama virus mati. Jadi jasad virus yang mati juga akan terdeteksi yang bikin hasil tes tetep positif. Padahal mah udah mati dan ngga menular lagi.
Nah juga lagi rame tuh CT yang rendah tinggi bla bla, nyatanya CT itu udah ngga bisa jadi patokan. Saya pernah baca kalo CT yang tinggi udah ngga infeksius. Faktanya saat ini CT sudah ngga bisa lagi dijadikan patokan. Kenapa? Ternyata dr. Mika bilang, saat kita diambil sampel tes di hidung atau tenggorokan, ibaratnya tuh seperti kita lagi mancing. Saat kita ambil spesimen dan kebetulan di tempat yang virusnya banyak dan bergerumbul maka CT-nya akan rendah. Nah kalo ditempat yang pas jarang virusnya ngga gerumbulan, ya CT-nya akan tinggi, tergantung di mana spesimen yang diambil. Jadi CT udah ngga bisa dijadikan patokan banyak tidaknya virus yang ada.
Siapa aja yang boleh di vaksin Sinovac? Sinovac ini khusus untuk orang sehat dengan rentang usia 18-59 tahun. Yah emang designya untuk orang sehat. Beda lagi kalo peruntukkan Pfizer yang didesain untuk lansia dengan komorbid.
Begitulah sedikit resume diskusi ngobrol bareng dr. Mika yang bisa saya sampaikan. Semoga tulisan ini bisa memberi pencerahan dan bermanfaat bagi semua pembacanya. Alhamdulillah saya tercerahkan sekali dan saya ingin membaginya dengan banyak orang 🙂
Malang, 31 Januari 2021
29 Komentar. Leave new
Terimakasih penjelasannya lengkap banget. Jadi tahu ukuran virus covid, engga terlihat oleh mata telanjang.
Aku termasuk yang nunggu nih kapan ya dapet giliran vaksin. Sebagai pengajar kan katanya termasuk gelombang ke 2 sesudah Nakes ya…
Iya abis PNS katanya tenaga pendidik. Semoga lekas dapat giliran ya kak Hani..
Baca berita online kabar terbaru katanya covid yang bermutasi berasal dari Inggris udah mulai masuk ke Indonesia. Bikin ngeri aja..
Iya ada dua kasus nih katanya. Semoga kita sehat selaluuuu..
Baru tahu, ternyata swab test itu enggak bisa membedakan virus hidup dan mati ya. Yang penting ada di tubuh, ya sudah jadi positif. Makasih infonya kak
Bener banget, jadi meskipun bangkai jasad yang sudah mati ya akan positif keluarnya mba
Ya ampun, ada bayi usia 2 hari udah kena covid. Itu kalau harus isoman kan ya nggak mungkin sendirian.
Anak-anak malah berperan sebagai super spreader yang silent. Hemmm ini yang harus diwaspadai ya mbak
Bener dan kita sebagai orang tua harus peka memang. Dan hati-hati, apalagi ada virus mutasi yang sampai ke indonesia.
Gak boleh lengah memang, kita harus disiplin dalam menerapkan prokes yaa, biar bisa saling jaga semua anggota keluarga di rumah terutama orang tua dan anak-anak
Bener banget mba. HArs selalu waspada dan menjalankan protkes secara disiplin.
Sedih juga dengan beberapa kasus covid yang menyerang anak ya Mba. Kadang malah tak bergejala. Apalagi varian terbaru covid ini hanya menampilkan bercak merah di kulit anak. Kasihan sekali. Semoga dengan ikhtiar vaksin, bumi kita segera terbebas dari covid 19.
Iya mba, karena saat ini gejalanya pun beragam. Apalagi anak-anak adalah super silent spreader. Jadi harus ekstra waspada dan hati-hati, dan ada mutasi virus baru yang lebih berbahaya juga menular.
Selama ini, saya sudah banyak baca bacaan tentang covid-19, tapi di tulisan ini kok serasa ada hal yang baru ya? Kalau yang lain, hanya sekadar memberitakan jumlah penderita yang terus bertambah, tetapi di sini lebih lengkap lagi dikupas tentang virus tersebut. Yah, semoga, pandemi ini segera hilang, lah. Meskipun ada vaksin, tetap harus sesuai protokol kesehatan ya!
EHehehe Makanya kita harus kenal agar TAK sayang. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat. Bener banget meskipun sudah vaksin tapi masih harus menjaga protokol kesehatan.
Lengkap banget penjelasannya mbak, saya makin mengerti. Semoga pandemi ini segera berlalu, dan kita bisa hidup normal lagi tanpa takut dengan peneybaran virus covid.
Aamiin, semoga mutasi virus juga tidak semakin menyebar
Fatwa MUI dan rekom Muhammadiyah telah menetapkan vaksin covid 19 produksi Sinovac sudah halal, ini cukup menjadi dasar bagi kita untuk mau vaksin atau tidak. Artikel sangat bermanfaat, Bu
Makasih pak, tapi nyatanya banyak juga yang masih enolak vaksin. Sangat disayangkan.
Ukuran virus Corona kecil juga ya, tapi masih lebih besar dari virus lain. Pantes Kita mesti pake masker yang mumpuni biar nggak nembus ke hidung Dan mulut
Bener banget, malah sekarang diharuskan pake masker dobel sebagai dobel protection
Gejalanya cuma ngantuk sama lapar saja ya. Saya kira bisa menimbulkan gejala lain. Dan apakah aman untuk penderita penyakit tertentu?
Mungkin bisa konsul dulu sama dokter kalau ada komorbidnya. Kan komorbidnya macam-macam.
Tidak boleh lengah memang, apalagi di tempatku banyak yang positif tapi tidak seheboh dulu. Jadi banyak orang lallai dan santai kayak covid sudah ilang.
Bener deh kak, apalagi saat ini testing dan tracing menurun. Jadi seolah-olah udah berkurang banget.
sempet khawatir soal vaksin karena ada berita efek sampingnya menyebabkan penggumapalam darah hingga meninggal. untuk sementara dihentikan. tapi kalo gak divaksin juga gak ada prevent terakhir ya. harapan banget sih, virus ini segera menghilang dan semua sehat. caranya ya benar tetap dengan menerapkan protokol kesehatan
Iya mba Eka, setidaknya kita sudah ikhtiar. Tapi penelitian saat ini juga menyebutkan kalo vaksin emang efektif banget. Semoga pandemi segera berlalu ya.
you’re really a good webmaster. The web site loading speed is amazing. It seems that you’re doing any unique trick. In addition, The contents are masterpiece. you’ve done a great job on this topic!
[…] Bahkan sang owner menerangkan, Mosehat bisa menghindarkan dari Corona karena virus tersebut kan rentan menyerang orang yang tidak memiliki imun kuat. Nah, obat herbal Mosehat bisa meningkatkan imun seseorang sehingga terhindar dari Covid 19. […]