Wabah pandemi melanda negeri kita tercinta sejak 2020 lalu, hal ini menyebabkan masyarakat dihadapkan dengan adaptasi baru. Kegiatan yang biasa dilakukan secara offline dan tatap muka harus dibatasi dengan kebijakan tagar baru di rumah saja.

Peran Perempuan dalam Literasi Digital di Masa Pandemi
Semua kegiatan bekerja, belajar, belanja, traveling, bisnis, olahraga dan banyak aktivitas harus dilakukan dari dalam rumah. Apakah ini mudah? Tentu saja awalnya butuh penyesuaian. Semua kegiatan, bahkan aktivitas beribadah juga dibatasi. Ini yang memaksa, semua orang harus mulai memanfaatkan teknologi digital dari rumah.
Kebutuhan internet dari rumah langsung melonjak drastis. Penggunaan internet yang tadi berpusat di perkantoran mennjadi berpindah di pemukiman dengan tingkatan sekitar 30-40%.
Dilansir dari kompas.com, kenaikan pengguna tercatat dalam survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang melibatkan 7.000 responden hampir di seluruh wilayah Indonesia. Laporan Survei Internet APJII kuartal II menyebutkan bahwa penetrasi internet Indonesia sudah mencapai 73,7% atau 196,71 juta pengguna.
Alasan penggunaan tercatat 29,3% responden menggunakan untuk berkomunikasi. Kemudian 24,7% bermedia sosial, 9,7% untuk akses hiburan, 7,6 persen untuk layanan publik, dan 4,8% untuk belanja online.
Table of Contents
Apa sih literasi digital?
Dilansir Materi Pendukung Literasi Digital, yang dimaksud literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan mengomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif maupun teknikal.
Harus dipahami bahwa saat ini literasi digital sudah menjadi hal penting dan dibutuhkan untuk mengambil peran dan partisipasi di era digital. Literasi digital sama pentingnya dengan kemampuan membaca, menulis, berhitung dan ilmu lainnya.
Peran Perempuan dalam Literasi Digital
Apakah perempuan juga berperan dalam literasi digital? Woaaah. Tentu saja!
Pengetahuan literasi sangat dibutuhkan agar masyarakat, khususnya perempuan dan anak dapat melakukan proses saring informasi secara mandiri. Hari gini siapa sih yang ngga pegang gawai? Apalagi penggunaan gawai dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi kebutuhan primer.
Saat pandemi gini, kebutuhan akan akses internet lewat gawai atau laptop sudah menjadi kebutuhan utama yang mendukung segala aktivitas. Apalagi saat ada kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yaitu ketika diumumkan sekolah harus berlaku secara daring. Coba lihat saja berapa ibu-ibu yang komplain? Berapa ibu yang pusing? Berapa ibu yang stres? Hampir semua mengeluh!
Belum yang anaknya lebih dari satu dan memiliki jadwal nge-zoom yang padat silih berganti. Sedangkan ibu cuma punya satu gawai. Belum lagi ayah yang work from home (WFH). Belum lagi ada kebijakan baru PPKM. Ada yang ibu dan ayah WFH bersama. Belum lagi kendala kuota dan sinyal.
Belum lagi ibu yang tinggal di daerah akses tertinggal. Bagaimana pendidikan anak-anaknya di masa pandemi? Ibu single parent yang harus menjadi tulang punggung keluarga di luar rumah demi sesuap nasi, masihkah mampu beradaptasi dengan sistem belajar anak-anak yang baru? Mudahkah beradaptasi?
Peran perempuan dalam literasi digital menjadi penting apalagi bagi para ibu. Kenaikan penggunaan internet yang tidak dibarengi dengan kemampuan literasi digital yang mumpuni akan membawa dampak serius. Seorang ibu adalah jendela informasi keluarga dan masyarakat. Rendahnya literasi digital berakhibat anak akan kecanduan perangkat gadget, kecanduan menjelajahi konten orang dewasa, bahkan kecanduan game online. Selain itu ibu juga berperan sebagai saring utama mencegah hoax yang meresahkan di masyarakat.
Gitu kok mau bilang ibu ngga berperan di era literasi digital!
Perempuan apalagi seorang ibu harus melek teknologi di era literasi digital dan memiliki wawasan luas sehingga bisa memberikan pengetahuan yang bertanggung jawab pada keluarga. Caranya mulai dengan membuka ruang, mencari celah, terus menggali informasi dengan mengoptimalkan pengasuhan dan memberi perlindungan pada keluarga terutama anak. Agar anak bisa memilih dan memilah, mengetahui dan mengambil manfaat sisi positif kebijakan menggunakan internet selama masa pandemi. Ngga malah dijadikan sebuah pembenaran harus akses internet setiap saat tanpa diiringi tanggung jawab.
Setiap orang hendaknya dapat bertanggung jawab terhadap bagaimana menggunakan teknologi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Begitu pula kecakapan penggunaan media digital dengan etika dan tanggung jawab memperoleh informasi dan berkomunikasi.
Memberi Edukasi dengan Konten Positif
Saya termasuk seseorang yang memiliki kesenangan menulis dan merasa kalo menulis adalah self healing bagi saya. Dulu saat masih Sekolah Dasar memang belum ada platform menulis digital. Saya biasa menulis di buku diary yang hits di jamannya. Menulis tentang apa saja, entah legiatan sehari-hari, ulangan harian, bertengkar dengan teman, bahkan sampai menyukai teman sekelas. Ah, mungkin kalau saat ini masih ada bisa malu sendiri. Heheh. Setelah lebih dewasa, saya pindah menulis ke binder, mulai nulis puisi, cerpen bahkan cerita bersambung.
Entah mengapa menuangkan pikiran dan opini lewat tulisan adalah kepuasan tersendiri. Sampai saat SMA mulai ada Multiply. Saat itu udah mulai ramai Friendster ya kan? Anak-anak era 90-an pasti pada punya FS semua kan? Wkwk. Setelah kuliah mulai ada platfprm blog bernama Tumblr dan mulai ada Facebook. Linimasa semakin ramai, komunitas berjejaring semakin luas. Saya tetap konsisten menulis.
Saat ini sebagai ibu rumah tangga yang terimbas hantaman pandemi dengan sekolah daring, saya juga harus belajar adaptasi! Memang awalnya terasa berat karena bukan anak saya saja yang harus sekolah, saya pun masih harus upgrade ilmu dalam berbagai bidang. Lagi-lagi manajemen waktu yang menjadi halang. Kayanya, masalah kandang waktu ngga ada beresnya. Pontang panting menyesuaikan diri dngan ritme pandemi yang baru.
Alhamdulillah di kelas Bunda Cekatan yang saya ikuti di Ibu Profesional, membuat saya bisa lebih terbuka dengan teman-teman seperjuangan. Bersama tim Ulu Waktu kami banyak belajar tentang menentukan prioritas. Ilmu ini sangat penting saya aplikasikan dalam situasi pandemi gini.
Baca Juga:
Hexagon City Virtual Conference: Zona Open Space
Aplikasi Siap Kerja QuBisa. Pentingnya Meningkatkan Soft Skills Menghadapi Dunia Kerja
Masalah muncul kembali karena arus badai tsunami informasi media sosial dan kuliah whatsApp. Saking banyaknya aktivitas serba online menyebabkan banyak juga kursus online, zoom online, belajar online yang harus dibagi. Kegiatan sekolah dan pertemuan wali murid pun harus online.
Jadi menggunakan internet juga harus bijak menyaring informasi karena sebagai ibu kita harus mampu menerima dan memilah infprmasi yang datang. Banyak informasi yang mampir di timeline tidak jelas sumber dan kebenarannya. Banyak informasi hits yang sedang viral, dan Cuma menjadi bahan gosip kalangan ibu-ibu. Apalagi ibu-ibu sungguh ringan tangan untuk menyebarkan infp dan menyebarkan melalui tombol share. Dalam sekejap mata infp tersebut bisa menyebar hampir ke seluruh penjru dunia. Kemudahan mendapat infoormasi memang membuat badai hoax tak bisa dibendung.
Jadi emang ngga salah kalau berita hoax sering menimbuljan keresahan dan kekhawatiran bagi kita smeua. Sebagai perempuan terutama ibu yang cerdas dan bijak, sebaiknya setiap informasi yang kita terima harus disaring dulu. Apakah ini informai yang bermanfaat, informasi yang kita butuhkan, apakah sesuai data dan fakta dengan sumber yang jelas? Disitulah peran kita sebagai ibu wajib melek literasi digital.
Saya sadar, saya juga harus membantu ibu-ibu lain. Saya ingin kemampuan saya dalam hal menulis bisa bermanfaat buat banyak orang.
Blog Irisan Senja
Akhirnya saya membeli hosting dan domain untuk ngeblog dengan nama irisansenja.com ini. Bagi saya irisan senja adalah semesta uneg-uneg saya. Saya menemukan semua cakupan 4E di sini (Enjoy, Easy, Excellent, dan Earn)! Saya ingin menulis untuk menebar manfaat, membuat para pembacanya pun bisa mengambil manfaat.
Baca Juga:
Alasan Kenapa Harus Ngeblog, Pentingkah?
Merawat Keluarga Tanpa Trauma Kekerasan Hubungan Beracun
Kupas Tuntas Fenomena Childfree
Blog Antologimasa
Saya mengajak tiga teman dekat yang satu visi dan rajin menulis untuk membuat sebuah mini project. Saya mengusulkan sebuah proyek tentang “Membudayakan Gerakan Literasi” dan mereka sangat antusias dengan ide ini. Kami berempat dengan nama pena Senja (saya), Sore, Jingga, dan Mentari mulai membuka pintu literasi. Kemudian lahirlah Antologimasa.
Antologimasa membuat saya menemukan rumah. Saya mempunyai teman berbagi ide dan pemikiran yang semakin menguatkan saya saat semangat literasi saya sedang lemah. Kami terus belajar mengasah kemampuan menulis kami, dan membaca banyak buku.
Kami membuat platform WordPress, media sosial instagram dan menyusun portofolio kumpulan antologi lewat Wattpad. Insya Allah semoga bisa diterbitkan secara indie atau mayor. Kami juga memiliki rencana membuka Rumah Kunang-kunang, yaitu taman baca gratis untuk anak-anak.
Baca Juga:
Pentingnya Ibu Rumah Tangga Mengenal Literasi Digital
Instagram Ibu BARIS
Saat ini saya menjadi salah satu mahasiswa kampus Ibu Pembaharu yang sedang menjalankan sebuah misi dari rumah untuk dunia. Saya bergabung dengan tim Ibu BARIS (Belajar Parenting Islami). Kami juga punya tujuan berbagi konten parenting islami untuk ibu-ibu lain seperti kami. Kami memilih platform IG dan FB agar lebih banyak dijangkau. Karena saat ini, memang ibu-ibu lebih banyak aktif di dua media tersebut. Harapannya kami akan menambah platform website.
Baca Juga:
Ibu Pembaharu #4: SMART Goals dan Sumber Daya
Melalui ibu BARIS, saya ingin saling mengedukasi, berbagi konten bermanfaat terkait pendidikan ananda. Apalagi di zaman serba digital, bertahan menebar manfaat dengan sumber yang akurat harus dipertahankan. Masalah parenting ini muncul juga di SDGs berada pada urutan ke-4 terkait pendidikan bermutu. Semoga saya bisa terus upgrade ilmu parenting islami. Bisa terus berbagi konten positif terkait parenting islami.
Menyambut satu dekade Ibu Profesional akan diselenggarakan perhelatan akbar Konferensi Ibu Pembaharu, Dari Rumah untuk Dunia. Berangkat dari sinilah saya menulis tentang Peran Perempuan dalam Literasi Digital khususnya saat pandemi ini. Saya ingin berbagi cerita, bahwa saya juga sedang berjuang dengan situasi baru selama pandemi. Tapi saya tidak mau menyerah, saya tidak mau jatuh dan kalah. Berusaha untuk bangkit dan memeberi kontribusi bagi sesama perempuan yang tengah berjuang. Kami bisa berkembang dan menebar konten positif melalui tulisan. Kami bisa bergerak dan berdaya dari rumah!
Semoga para perempuan bisa lebih cerdas dan terliterasi. Karena dari kaum perempuan khususunya para ibu memiliki peran sebagai madrasah pertama dan utama anak-anaknya. Maka, peran perempuan dari rumah untuk dunia menjadi sangat penting dan krusial terutama dalam literasi digital.
Semangat!
27 Komentar. Leave new
Di era digital saat ini, orang tua, khususnya ibu punya peranan penting dalam memberikan edukasi kepada anak-anak ya Mba. Apalagi sekarang banyak sekali konten kurang mendidik di medsos, maka dari itu, penting sekali bagi seorang ibu atau ayah dalam menyaring informasi kepada anak-anaknya.
Keren nih Mba, punya misi yang sangat baik untuk mendukung literasi digital. Mantap ulasannya dan sukses selalu ya…
Makasih mas. Iya bener emang kalo orang tua adalah garda terdepan anak-anak dalam memperoleh informasi, bahkan menyarinh informasi. Semoga anak-anak ngga mendapat informasi yang salah atau masih simpang siur di luar sana. Terima kasih sudah membaca..
Kakak keren sekali, meginspirasi saya kak. Setuju kakak, semoga para wanita semakin cerdas dan berliterasi agar bisa membina generasi muda semakin baik dan kuat. Amin..
Makasih mbaa, udah mampir. Setuju, semoga setiap perempuan bisa menguat dari rumah dan cerdas berliterasi. Semoga generasi muda juga bisa terus memberi inspirasi.
Nggak ngerti lagi deh, L. Kayaknya hampir semua temen-temenku yang kukenal dan sudah berstatus sebagai Ibu, kamu termasuk salah satu yang paling produktif dan selalu haus belajar. Membuktikan kalau jadi Ibu itu bukan akhir segalanya banget. Jadi Ibu itu justru awal dari petualangan baru tanpa akhir. Ibu adalah gerbang informasi yang memang harus selalu haus ilmu, demi anak-anaknya. 3G must be proud to have u as their moms!
Makasih Raii! Kamu termasuk jajaran support system aku. Semangat yaa semoga kamu juga segera merasakan jadi ibu alam waktu dekat.
Setuju banget mbak, mau bagaimana pun perempuan itu harus paham literasi digital khususnya para ibu, karena itu bisa jadi pengaruh besar sama anak-anak.
Karena ibu garda pertama anak dalam menyaring informasi tentunya.
Semua gender tidak hanya terbatas pada perempuan saja ya yg perlu belajar literasi digital…ternyata kaum pria juga (bapack-bapack) juga penting karena biar melek teknologi dan bijak dlm memainkn peran di dalamnya. Biar gk mudah kena hoax yg pastinya harus cek keakuratan informasi sblm dishare ke sosmed dll.
Iya massss. Bapack-bapack juga perlu banget. Biar ngga mudah terhantam badai hoax
Wah, keren nih antologi masa. Jadi menginspirasi saya nih. Pengen juga punya blog keroyokan. Hehe.. nama komunitasnya bagus. Mudah diingat. BARIS.
Iya pak BARIS itu Belajar Parenting Islami hehe
Banyak perempuan yang menghabiskan waktunya dengan bersosial baik itu melalui dunia maya atau pun nyata. Harapannya kemampuan literasi digital bisa mengurangi kita terpapar berita-berita hoax sih.
Iyaaa karena sekarang kan hoax lagi hits banget karena kemampuan literasi yang masih belum baik
Ibu memang wajib banget tahu literasi digital. Bahkan harus yang paling teredukasi di bidang ini.
Iya karena ibu kan gerbang utama pendidikan anak mulai dari rumah.
orang tua kalau ga menguasai literasi digital juga repot ya mba di saat mendapingi anak menggunakan media sosial misalnya
Iya bener mba.
Wah, ikut konferensi ibu pembaharu ya mbak! aku gak bisa ikutan, padahal pengen banget. Tapi apa daya lagi susah ikutan acara begitu karena ada bayi. Terima kasih banyak nih infonya, jadi bisa dapat ilmu walaupun gak bisa ikut langsung.
Kan acaranya online mbaaa, ayook banyak banget sharing ilmu yang daging banget!
Bener banget mbak, aq merasa banget sebagai perempuan yang selalu bersosialisasi dngan siapapun dan dimanapun penting banget melek literasi, karena berita2 hoax gampang banget beredar, jadi kalo kita nggak pinter2 menyikapi ya bisa ngikutin arus ya
Nah iya berabe kan kalo udah tsunami informasi haduh
masyaAllah Tabarakallah..semangat mbaaaak… semoga semakin berperan dalam kebermanfaatan dunia digital..dan makin banyak yang kerasa manfaatnya, aamiin
Waduhhh ada bu lead mampir. Maluuu akutuuuuh >.< Makasih buuu, semangat bersama majuuu Torang BISA!
[…] kali betapa Indonesia berpeluang besar sebagai raksasa Asia Tenggara dalam konsistensi ekonomi digital. Dengan penggunaan internet yang masif dan bertumbuh. Negeri kita tercinta ini menjadi lahan subur […]
[…] informasi utama bagi anak-anakku. Hari gini siapa sih yang ngga pegang gawai? Apalagi di era digital seperti ini. Jadi timbul keinginan menulis artikel “Pentingnya Ibu Rumah Tangga Melek Literasi […]
[…] Peran Perempuan dalam Literasi Digital di Masa Pandemi […]