Yangtiku kemarin ulang tahun, dan tiba-tiba beliau ingin dirayakan dengan kue tart. Anak-anaknya pun dikumpulkan, beberapa ada yang datang dan cucu-cucunya pun berusaha datang. Aku pun diundang bersama keluarga kecilku (hiyaaa). Lucu juga ya orang tua bisa banget minta dirayain ultah, kek anak-anak. Atau emang fitrahnya kembali jadi anak-anak?
Pernah taukan kalo orang tua berusia senja (lansia), jadi labil, mudah emosi, butuh teman, kadang minta diulang-ulang sesuatu berkali-kali. Bahkan ada yang kembali ngompol. Tak cuma gangguan kesehatannya yang kian menurun, makin tua usia seseorang sikap mereka bisa menjadi seperti anak kecil.
Dipengaruhi faktor penurunan fungsi kognitif
Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, memang ada sebagian lansia yang semakin tua usianya justru berubah menjadi seperti “anak kecil”.
Penyebab mengapa mereka seperti itu, sebenarnya bisa dijelaskan secara medis. Jadi, faktor utama yang paling memengaruhinya adalah faktor medis dari segi penurunan kognitif
dr.Karin Wiradarma
Penurunan fungsi kognitif sendiri terjadi secara alami. Kondisi tersebut tak bisa dicegah, tetapi bisa diperlambat. Ketika seseorang makin menua dan masuk ke fase lansia, maka otaknya akan menciut. Akibatnya terjadi penurunan kualitas memori dan fungsi kognitif. Jika tadinya mereka bisa melakukan hal-hal rumit, karena ada perubahan pada otaknya akibat faktor usia, hal yang sederhana pun bisa terlupakan.
Kondisi tersebut paling sering terjadi pada wanita. Sebab, ada pengaruh dari peranan hormon terhadap perubahan fungsi kognitif, serta perubahan fungsi reseptor estrogen di otak terhadap fungsi belajar dan memori.
Pengaruh pada sisi psikologis
Ketika penurunan kognitif terjadi terus-menerus pada lansia, otomatis itu akan membuatnya merasa tidak becus dan “benci” terhadap dirinya sendiri. Hal ini yang kadang bisa membuat mereka baper, insecure bahkan moody atau crancky sekaligus.
Mereka sendiri kadang bingung dengan perubahan yang mereka alami. Perkembangan jaman bisa membuat mereka sangat terbelakang. Perasaan ingin ditemani, didengar dan menghilangkan rasa kesepianlah yang jadi dominan. Kita, yang muda-muda juga kadang lebih bingung lagi dengan keinginan mereka. Jadinya kita sering mengeluh dan ngga sabaran.
Bagaimana cara yang tepat menghadapinya?
1. Jika orang tua bercerita maka dengarkanlah
Jadi memori jangka panjang lansia lebih baik ketimbang memori jangka pendeknya. Mereka pun akan sangat senang menceritakan pengalaman-pengalamannya di masa lalu daripada menceritakan kehidupan di masa sekarang. Ceritanya pun diulang-ulang, seperti anak kecil yang sedang menghafal, lalu mendeskripsikannya kembali pada orang lain. Mendengarkan ceritanya bisa membantu mereka untuk berbagi dan mengenang masa lalu sehingga tidak merasa kesepian.
2. Jangan biarkan mereka sendirian
Membiarkan lansia sendirian akan menyebabkan mereka depresi. Karena sejatinya mereka memang butuh teman. Jadi kalo mereka gampang banget marah, ya biarin aja. Ngga usah malah ikutan baper.
Baca Juga : Sanitasi Buruk Bisa Menyebabkan Stunting
3. Ajak Kegiatan
Bisa banget nih ngajak jalan-jalan pagi atau sore bareng. Bisa juga menemani baca buku, lihat film bareng, berkebun, memasak bahkan bernyanyi. Mereka butuh kegiatan dan hiburan. Bete juga kan do nothing seharian.
4. Bersabar
Ingat, kita juga kelak (insya Allah) juga akan menua. Apa yang kita tanam juga akan kita tuai. Anggaplah kita menabung kebaikan untuk diri kita sendiri esok hari. Ingatlah kebaikan orang tua kita sewaktu kita masih kecil. Setetes air susu ibu itu tidak akan bisa tergantikan bahkan dengan seluruh bakti kita.
“…dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
“…dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”
(Al Isra’:23-24)
Aku juga kan visionary banget, suka mikir gimana masa tua ntar (insya Allah kalo bisa sampai masa lansia). Takut juga kalo bakal ngrepotin anak cucu. Sebisa mungkin menerapkan pola hidup sehat, sering olahraga. Ah pokoknya kalo ngebayangin, jadi parno dan mikir macem-macem. Bismillah ajalah. Sehat, sehat, sehat.
Baca Juga: Cara Asyik Mengenalkan Corona Pada Anak
Salam sehat dan tetep jaga protokol 🙂
*yangtiii barakallah fii umrik. Semoga panjang umur dan sehat selalu 🙂
1 Komentar. Leave new
[…] bonding time saat pandemi seperti ini sangat penting bagi orang tua dan anak. Hal ini berguna untuk membentuk anak yang mandiri, tangguh, dan pantang menyerah. Selain […]