
Masih hangat di ingatan ini jauh sebelum pandemi, kami mengejar nonton Tari Kecak sampai Uluwatu. Waktunya yang sore dan tempatnya yang jauh membuat kami harus berangkat lebih awal. Siang hari kami sudah sampai Uluwatu, padahal pertunjukannya masih lama. Kami takut ngga kebagian tiket karena harus beli On The Spot saat itu. Kami menghabiskan waktu berjalan-jalan di Uluwatu sambil menunggu sunset tiba.
Siapapun pasti tahu kalau Tari Kecak merupakan salah satu destinasi unggulan yang berada di kawasan Uluwatu, Bali. Seni Tari Kecak ini dipertunjukkan oleh puluhan penari laki-laki yang duduk berbaris dengan pola melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak, cak, cak” serta mengangkat kedua lengan.
Baca Juga : Beribadah di Masjid Ar-Rahman Blitar seperti di Masjid Nabawi Madinah
Sebelum pagebluk Covid 19, para wisatawan pasti mampir dan tidak akan melewatkan acara ini saat ke Bali. Siapa coba yang ngga tertarik menonton tari kecak sambil menikmati keindahan matahari terbenam di Samudera Hindia dari tebing karang Uluwatu.
Table of Contents
Asal Usul Tari Kecak

Pada tahun 1930-an, seniman Bali bernama Wayan Limbak dan pelukis asal Jerman bernama Walter Spies menciptakan tarian kecak. Limbak sudah mempopulerkan Tari Kecak ini ke berbagai mancanegara yang dibantu oleh Walter Spies.
Sebenarnya asal usul Tari Kecak ya berasal dari para penari laki-laki yang menari kecak dan meneriakkan kata ‘cak cak cak’. Nah kemudian muncullah nama Kecak. Alunan musik Tari Kecak pun berasal dari kincringan yang terikat di setiap kaki penari para pemeran tokok-tokoh Ramayana.
Baca Juga: Menyusuri Romantisme Bali Bersama Traveloka Paylater, Jujur Guna Banget!
Jumlah Penari Tari Kecak

Salah satu keunikan yang dimiliki tari Kecak adalah ketentuan jumlah penari yang tidak terbatas. Tari Kecak bisa ditarikan oleh puluhan bahkan ribuan orang. Namun biasanya penari Tari Kecak sekitar 50 penari laki-laki. Banyaknya penari ini akan mengiringi pelakon di tengah lingkaran yang memerankan tokoh dalam epos Ramayana. Semua penari akan mengeluarkan suara ‘cak cak cak’ yang akan membentuk musik secara akapela.
Salah seorang yang bertindak sebagai pemimpin akan memberikan nada awal, seorang lagi bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah. Kemudian seorang lagi bertugas sebagai dalang yang mengantarkan alur cerita.
Baca Juga: 6 Tips Liburan Hemat Bersama Keluarga
Oh ya pada tahun 1979, Tari Kecak pernah dilakukan oleh 500 penari.
Namun Tari Kecak dengan jumlah penari terbanyak adalah sebuah pertunjukan tari Kecak di Tanah Lot yang dipentaskan pada tanggal 26 September 2006. Tarian ini berhasil memecahkan Rekor MURI karena ditarikan oleh 5.000 penari.
Makna yang Terkandung dalam Tari Kecak
Sebelum pertunjukan dimulai, atau pas kita bayar HTM, kita juga akan diberika skrip ringkas makna Tari Kecak. Pastikan sahabat Senja baca dulu yah, agar mudah memahami makna tarian Kecak.
Tari kecak merupakan ritual shangyang atau tradisi menolak bala yang diselipkan kisah Ramayana di dalamnya.
Baca Juga : Menginap Sambil Lihat Satwa di Baobab Safari Resort
Pertunjukan awal dimulai dengan pembakaran dupa, yang diiringi masuknya para rombongan pengiring ke dalam panggung diiringi teriakan ‘cak cak cak’. Mereka kemudian membentuk sebuah barisan melingkar, yang ditengah-tengahnya digunakan untuk menari. Tari kecak merupakan ritual shangyang atau tradisi menolak bala yang diselipkan kisah Ramayana di dalamnya. Tari kecak menceritakan tentang pencarian Permaisuri Shinta, Raja Rama dibantu oleh Hanoman.

Tari Kecak memliki kisah yang dimulai dengan masuknya para penari yang memerankan Rama dan Shinta yang berada di hutan Dandaka. Kemudian kisah berlanjut dengan diculiknya Shinta oleh Rahwana. Setelah itu Rhawana bertarung dengan Jatayu yang mana pada akhirnya Shinta diselamatkan oleh oleh Hanoman. Akhir kisah dari Tari Kecak tersebut adalah pertarungan yang dilakukan antara Rama dan Rahwana.
Beberapa episode dari Epos itu digelarkan oleh :
Adegan I : Rama, Sita dan Kijang Emas
Adegan II : Sita, Rahwana, Bhagawan dan Garuda
Adegan III : Twalen, Rama, Truna Laksmana dan Hanoman
Adegan IV : Sita, Trijata dan Hanoman
Busana Tari Kecak
Dalam pertunjukannya, penari menggunakan kostum sesuai lakon yang diperankannya. Kostumnya hampir sama dengan Wayang Wong, hanya saja dengan gaya khas Bali. Para pengiring biasanya menggunakan celana hitam dan bermotif kotak-kotak berwarna hitam putih. Ada juga beberapa aksesoris seperti bunga yang diselipkan di salah satu telinga mereka.
Pertunjukan Tari Kecak saat New Normal
Saat new normal, penyelenggaraan berbeda dengan sebelum adanya pandemi. Beberapa penyesuaian diterapkan sesuai dengan protokol kesehatan. Dilansir dari travel kompas, untuk penari yang tidak memakai topeng wajib memakai pelindung wajah atau masker. Jumlah penari juga dikurangi. Selain itu, koreografi tarian pun diatur untuk mendukung jaga jarak antarpenari. Pengunjung juga wajib mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, rajin cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan menerapkan jaga jarak.
Baca Juga : Kopi Taji: Serunya Ngopi di Atas Awan
Sementara itu, wisata kawasan luar Pura Uluwatu telah resmi menerapkan pembayaran secara nontunai berbasis Quick Response (QR) code. Menurut Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Wawan Gunawan, pembayaran nontunai seperti itu lebih cepat, mudah, murah, dan aman, sehingga dapat meminimalkan kontak fisik saat new normal.
Btw kenapa sih para pengunjung wajib pake kain sarung ungu atau selendang kuning?

Sebelum memasuki pura, wisatawan wajib mengenakan pakaian khusus, yaitu kain sarung untuk mereka yang mengenakan celana atau rok di atas lutut, serta selendang untuk wisatawan yang memakai celana atau rok di bawah lutut. Kain sarung dan selendang kuning (salempot) tersebut menyimbolkan penghormatan terhadap kesucian pura, serta mengandung makna sebagai pengikat niat-niat buruk dalam jiwa.

Tari Kecak Uluwatu ini wajib dimasukkin tujuan destinasi wisata kalo ke Bali. Keren abis deh tariannya! Soalnya bisa sekalian liat matahari terbenam di tebing karang Uluwatu.
Malang, 8 Januari 2020
43 Komentar. Leave new
Pertama kali ke Bali waktu kelulusan SMP, tahun 2000. Total perjalanan selama lima hari, waktu itu biayanya 260 ribu, kalau tidak salah. Sebenarnya bapak saya cukup berat membiayai, tetapi Alhamdulillah bisa juga.
Waktu di Bali itu, tidak sempat menonton secara langsung pertunjukan tari kecak, karena butuh waktu yang banyak. Rute sudah diatur, waktunya juga. Tapi, membaca tulisan ini, jadi lebih tahu tentang tari kecak. Simbol budaya yang berkaitan juga dengan agama Hindu. Ya, intinya saling menghormati agama masing-masing saja, lah.
Iya tempatnya juga jauh di Uluwatu. tapi di Tanah Lot juga katana ada. Semoga kelak bisa nonton ya bang.
Belum pernah liat tari kecak secara langsung kak. Lwat vid sering kak.
Tarian yg unik. Tp ternyata bkn tarian lama ya kak. Baru tau
Semoga bisa melihat langsung ya kak..
Sampai sekarang belum pernah melihat secara langsung tarian ini. Dari penjelasan berarti tidak ada alat musik yang digunakan ya. Hanya suara dari para penarinya.
Betul bang. Tari Kecak tidak menggunakan alat musik apapun. Tari Kecak hanya diiringi oleh suara teriakan penari laki-laki (pengiring) yang mengelilingi pemeran lakon.
Saya pernah sekali ke Bali, tahun 2017 lalu, waktu itu ada agenda kampus. Karena ke Bali mungkin tidak akan bisa sering-sering, jadilah saya sempatkan trip ke Uluwatu. View nya bagus sekali di situ. Tebing dan pantainya luar biasa indah, tapi memang waktu itu tidak ada Tari Kecak di sana
Ooo ko bisa ngga ada ya? Mungkin uda ke sana pagi atau siang. Ini kan tayangnya sore
Beberapa kali ke Bali belum sempat nonton taei kecak di uluwatu ini, lokasinya lumayan jauh ya kak dari kota. Baca cerita kakak jadi pingin jalan-jalan ke Bali lagi. Tapi sekarang harus swab dulu kalo ke Bali huhu.
Semoga ada rejeki jalan-jalan ke Bali lagi yaa. Siapa tahu bisa bareng-bareng/.
Pantai uluwatu indah banget ya kak. Memang Bali kaya akan seni dan budayanya. Saya belum pernah ke Bali nih, hehehe
Semoga disegerakan mbaa setelah pandemi. aamiin
Pernah dulu zaman SMA ke Bali liat tarian Kecak. Lupa ingat. Kayaknya memang sebuah pertunjukkan untuk turis gitu. Jadi yang nari kecaknya engga banyak. Baru tahu kalau diciptakan tahun 1930-an. Keren tapi, engga pernah bosan nonton tari-tarian yang bersifat drama gini. Padahal ya udah tahu jalan ceritanya, Ramayana…
Bali emang ngangenin…
Beneran ngangenin dehh
Gak pernah bosan nonton tarian ini. Walau pun niat awalnya saya waktu itu adalah melihat sunset yang spektakuler dari tebing uluwatu. Setiap kali mau nonton tari kecak di sini, saya harus cari hari yg pas, yaitu saat saya sedang tidak shalat alias ‘berhalangan.’ Hehehe. Soalnya timingnya agak kurang pas buat kita umat Muslim, yaitu 30 menit menjelang maghrib baru dimulai. Kalo soal kemegahan tarian dan sajian pentas seni Rama Shinta-nya sih jangan ditanya, keren abisssss.
Iyaa mba Mut bener. wkwkwk aku juga di jama’. itung-itung musafir kan dapat kemudahan hehehe. BEner apalagi nonton sambil liat sunset wiiihhh
Meski dari televisi, saya merinding setiap mendengar koor dari para penari yang bersahut-sahutan itu. Seperti ada ruh yang merasuk ke tubuh mereka. Indah, benar-benar indah. Semoga suatu hari nanti berkesempatan menyaksikan langsung tarian nan kaya makna ini.
Aamiin semoga..apalagi nonton sambil liat sunset wiih
Seru banget ya mbak bisa nonton tari kecak secara langsung. Kalau aku cuma dari youtube or medsos soank. Xixixi.. tapi takjub banget, penarinya bisa banyak dan kompak juga.
Emang seru banget deh apalagi nonton langsung
Dua kali ke Bali, dua kali juga bisa nonton Tari Kecak. Sekali di Ubud tahun 2015, satunya lagi lupa, udah lama banget tahun 2010.
Tapi emang kayak ada daya magis gitu ya kak di penampilan Tari Kecak
Bener banget, kaya bikin suruh balik terus ya kaann
Padet bgt ya ka penontonnya. Semoga korona segera berlalu sehingga keadaan kembali normal. Kangen euy desak2an nonton pertunjukan.
Bener banget. Dan sayangnya saat new normal gini malah dibatasi kann. Seru ya desak-desakan malah haha
Duu… ini liburan di Uluwatu, Bali, nonton Tari Kecaknya sekalian ngenalin ke anak-anak plus nyari konten blog ya, mantul Bun…
Hehehe iya mba Miaa
Saya paling suka dengan tontonan2 tari tradisional. yang menyangkut local wisdom memang menarik untuk disaksikan….Tari kecak ini pasti seru dan pastinya menghibur ya kak 🙂
Sangat mnghibur banget kak 🙂
Tahun 2020 rencana ke Bali mau nonton tari Kecak di Uluwatu kak, tapi sampe sekarang blom terealisasi. Baca tulisan ini jadi tahu makna tariannya menolak bala. Semoga tahun baru ini, Korona bs dikendalikan jadi bs liburan ke Bali lagi.
Aamiin semoga bisaa ke Bali lagi. Sekarang kalo ke Bali mesti swab sih ya
Wah lihat tulisan tari kecak jadi inget ke Bali awal 2020 , dulu sy lihat di Uluwatu terbaik emang ya nonton tari Kecak di Uluwatu..semoga bisa liburan lagi ke Bali deh…
Sama nihh jadi pengen ke sana lagi. Semoga setelah pandemi bisa ke sana
pasti syahdu sekali ya mbak suasananya?
Saya belum pernah lihat pertunjukan tari kecak secara langsung, penah lihat di TV aja, itupun cuma sekilas.
Semoga setelah pandemi bisa ke sana ya mba Nanik
wah saya baru tahu kalau tari kecak ini ada cerita ramayana di dalamnya. saya sendiri terakhir ke bali tahun 2018 lalu mbak. tapi belum kesampaian ke tempat ini ehehehe
Semoga bisa kembali ke sana setelah pandemi ya mbaa
Sudah sering liat di TV. Tari Kecak Uluwatu Bali ini emang terkenal banget. Apalagi di zaman sekarang ini. Melihat tayangan seperti ini mudah sekali dilakukan
Bener banget mass
Baca tulisan ini jadi inget almarhum ayahku, terakhir kami pergi liburan bersama ke bali salah satunya ke pura ulu watu
Sangat merinduuu sekali ya mba kenangannya..
Siapa yang gak tau sama tarian ini, tarian dari Bali yang diikuti beberapa orang, aku ngeliatnya dari layar televisi atau search di internet pun sampe terpukau sama gerakan tarian mereka
Jadi pengen ke sana lagi nih hehe
[…] menikmati sunset, bisa menunggu di Uluwatu sambil menonton tari kecak. Ada banyak juga wisata edukasi yang bisa dijelajahi bareng anak-anak. Ada Bali Zoo yang seru […]