“Ke mana perginya sampahku?”
Pernah ngga kamu terpikirkan, ke mana sih berakhirnya sampah kita? Memang banyak orang menganggap sampah adalah hal yang remeh. Tapi, sampah memang tidak muncul dengan sendirinya.
Sampah baru ada jika terjadi proses konsumsi. Ya, kalau belum dikonsumsi maka ‘sesuatu’ belum bisa disebut sebagai sampah.
Misalnya kita mengonsumsi air minum kemasan hanya beberapa menit dan menghabiskan isinya. Maka kemasannya kemudian dibuang begitu saja di tempat sampah.
Dengan membuang ke tempat sampah, kita mengira semua akan berakhir. Padahal kenyataannya, plastik kemasan air minum ini tidak akan hilang, lenyap, dan terurai selama ratusan tahun. Sampah-sampah plastik ini hanya berpindah tempat saja.
“Bersih di tempat kita, menjadi masalah di tempat lain.”
Table of Contents
Fakta Mengejutkan Sampah Makanan di Indonesia
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH), volume timbunan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton.
Berdasarkan jenisnya, mayoritas timbunan sampah nasional pada 2022 ini berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 41,55%. Kemudian sampah plastik pada urutan kedua dengan proporsi 18,55%.
Aku menemukan unggahan foto pengguna Facebook Aminudi Amin di mana terlihat gunungan sampah yang ngga sedap dipandang. Ngga main-main, sampah sebanyak itu dihasilkan dari restoran kecil yang ada di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat.
Benarkah hal ini bisa disepelekan?
Dikutip dari foodsustainability.eiu.com, dari Economist Intelligence Unit (EIU) mengatakan, bahwa setiap orang di Indonesia bisa menghasilkan sampah makanan hingga 300 kg per tahun. Ironisnya angka ini sangat memprihatinkan mengingat di sisi lain masih banyak warga kita kesusahan mencari makanan setiap harinya.
Oh ya, ternyata sampah ini semakin bertambah saat Ramadan lho. Data Dinas Kebersihan DKI Jakarta menunjukkan total sampah di Ibu Kota bisa naik hingga 6.900 ton pada 10 hari pertama Bulan Suci. Ngga Cuma di Jakarta, kota terdekat seperti Bekasi juga akan meningkat 10% dari jumlah normal.
Berikut ini sekelumit fakta mengenai sisa makanan di Indonesia yang wajib kamu ketahui.
1. Sampah Makanan Setahun untuk 28 Juta Orang
Ya! Kamu ngga salah baca kok. Emang sebanyak 13 juta ton sampah makanan per tahun di Indonesia ini kalau dikelola ternyata bisa untuk menghidupi 28 juta orang. Sampah makanan ini kebanyakan dari ritel, katering, dan restoran.
Berat ini sama dengan 500 kali berat Monas di Jakarta lho!
Dilansir dari bps.go.id, angka ini hampir sama dengan jumlah penduduk miskin atau sekitar 11% dari populasi Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik.
2. Indonesia Penghasil Sampah Makanan Terbanyak ke-2 Dunia
Indonesia menempati peringkat kedua negara dengan angka Food Loss dan Food Waste tertinggi di dunia.
Food Loss ini seperti bahan pangan sayuran, buah-buahan, atau makanan yang masih mentah namun bisa dimanfaatkan untuk cadangan pangan kalau bahan utama dari panganan tersebut telah terpakai.
Seperti banyak kasus yang terjadi di negeri ini, bahwa makanan yang beredar di pasar kerap ngga laku dan lama berada di gudang. Akibatnya lama kelamaan akan basi, berjamur, mengandung belatung dan membusuk.
Sedangkan Food Waste sendiri adalah makanan yang sudah tersedia di depan kita, kita hanya perlu membelinya dan memakannya sampai habis ehhh ternyata ngga habis. Makanan sisa ini bisa karena terlalu banyak mengambil atau kekenyangan dan ngga doyan!
3. 69% Sampah di Indonesia Hanya Ditimbun di TPA
Menurut studi yang dilakukan KLKH, pola pengelolaan sampah sebagian besar diangkut dan ditimbun di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sebanyak 69%.
Sisanya sampah tersebut dikubur (10%), dikompos dan didaur ulang (7%), dibakar (5%), dibuang ke sungai (3%), dan sisanya tidak terkelola (7%).
Ya ngga heran kalau sebentar lagi, tumpukan sampah di Indonesia bisa menyaingi tinggi Monas.
4. Nilai Sampah Makanan Setara 27 Triliun Rupiah
Data BPS menunjukkan impor limbah sisa makanan periode Januari – Oktober 2016 lalu mencapai USD 2 miliar atau kurang lebih Rp 27 triliun. Hal ini menunjukkan Indonesia mengimpor sampah makanan dari luar negeri untuk keperluan seperti pakan ternak.
Sedangkan kalau pengelolaan sapah bisa ditingkatkan maka Indonesia bisa menghemat lebih dari Rp 27 triliun. Salah satu caranya dengan memaksimalkan pengelolaan sisa atau limbah makanan dari restoran, mapupun produsen.
Nyangka ngga sih sisa makanan ternyata punya nilai triliunan?
Apalagi di Bulan Ramadan gini kayanya semua orang punya janji buka bersama di luar, ya kan?
Kamu bisa mulai dari diri sendiri, dengan mengubah kebiasan saat makan atau buka puasa, baik di rumah atau di restoran.
Biasanya setelah buka puasa, kita jadi lapar mata dan pingin ini itu. Yuk, mulai ambil takjil seperlunya dan buka secukupnya.
Coba mulai gerakan #MAKANBIJAK, dengan memesan makanan secukupnya dan pisahkan di awal kalau dirasa makanan kamu berlebihan.
Kemudian bungkus sisa makanan yang telah dipisahkan. Kalau bisa bawa kotak bekal dari rumah untuk membungkus makanan yah. Nah, selanjutnya kamu bisa share pengalamanmu kamu di media sosial dengan tagar #MakanBijak.
Dengan Makan Bijak kamu bisa berbuat baik untuk perutmu dan lingkunganmu. Bahkan bisa menginspirasi teman-temanmu.
5. Sampah Makanan Menyumbang 8% Emisi GRK dari Emisi Global
Menurut data World Resources Institute (WRI), emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sampah makanan menyumbang 8% dari emisi global.
Sebagian besar emisi gas yang dihasilkan adalah gas metana, yang memiliki potensi 25 kali lebih tinggi dibanding karbon dioksida dalam meningkatkan pemanasan global.
Yah bener sih kalau banyak persepsi yang menganggap sampah makanan itu ngga berbahaya karena mudah terurai. Tapi justru sebenarnya proses terurainya unsur organik terdiri dari dua proses utama. Yaitu proses aerobik dan anaerobik.
Nah yang membedakannya adalah ada atau tidak adanya oksigen dalam proses penguraiannya. Kedua kondisi ini berbeda karena memiliki mikroorganisme pengurai yang juga berbeda. Metanogen adalah pengurai yang mengurai unsur organik dalam kondisi anaerob.
Si metanogen ini biasanya mengurai lebih lambat dan akan menghasilkan gas metana. Gas metana ini yang bikin mudah terbakar. Misalnya nih di TPA, gas metana ini tercipta katena sampah dalam gunungan ngga mendapat paparan oksigen, sehingga muncul banyak metanogen.
Emisi GRK yang dihasilkan Indonesia selama 20 tahun terakhir mencapai 1.702,9 Megaton CO2 ekuivalen atau setara dengan 7,29% rata-rata emisi GRK per tahun.
Mengerikan bukan?
Baca Juga:
Sampahmu Bisa Mewujudkan Transisi Energi. Gimana Caranya?
Estafet Mitigasi Reduksi Gas Rumah Kaca Melalui Pengolahan Sampah
6. Sampah Rumah Tangga Mendominasi Sampah Nasional
KLKH pun menyebutkan bahwa sumber sampah yang paling dominan ternyata berasal dari rumah tangga sebanyak 48%. Sumber dari pasar tradisional menyumbang 24% dan 9% berasal dari kawasan komersial.
Jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik (sisa makanan dan tumbuhan), kemudian plastik dan kertas.
“Sampahku, tanggung jawabku..”
Cara Mengatasi Sampah Makanan Sehari-Hari
Gimana, sekarang kamu udah tahu kan kalau sampah rumah tangga ternyata menjadi sumber sampah yang paling dominan untuk sampah organik.
Terus gimana solusinya?
1. Membuat Food Preparation
Kamu bisa berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan sampah makanan ini dengan melakukan manajemen makanan atau lebih hits dikenal dengan “food preparation”.
Konsep ini bisa mengurangi sampah sisa makanan dari rumah tangga dengan membuat daftar makanan yang benar-benar akan kita konsumsi.
2. Pilah Sampah dalam Rumah
Nah, kalau terlanjur ada sampah masuk rumah gimana dong?
Aku sendiri mulai memilah sampah rumah tangga dengan menyiapkan untuk setiap jenisnya. Ini memudahkan banget, karena untuk sampah organik bisa langsung diolah. Sedangkan yang anorganik bisa disetorkan ke Bank Sampah atau komunitas di sekitar kita.
Bedakan sampah berdasarkan jenisnya: Samapah Daur Ulang, Kertas dan Kardus, dan Kompos.
Baca Juga:
7 Cara Memanfaatkan Minyak Jelantah. Yuk Kurangi Pencemaran Lingkungan!
3. Easy Lazy Komposter, Ngga Ada Alasan Males Ngompos
Setelah memilah kemudian tahap selanjutnya adalah mengolah. Oh ya, yang aku olah di sini adalah sampah organik yah.
Pasti setiap rumah tangga akan menyisakan sampah organik lho. Seperti sisa sayuran setelah masak, kulit buah, dan lainnya. Memilah sampah juga akan mempermudah tugas bapak yang mengambil sampah di perumahan.
Oke, mungkin ada yang tanya, “gimana nih, aku ngga bisa bikin kompos karena di perumahan ngga ada lahan tanah kosong.”
Eits, tunggu dulu. Yuk kenalan sama Easy Lazy Komposter Pot!
Bikin kompos jadi super duper gampang dan kebangetan kalau kamu masih males bikin. Jadi ngga ada lagi alasan ngga ada lahan atau ngga sempet, karena ini udah anti rempong banget.
Baca Juga:
Mengolah Sampah Makanan Mulai dari Dalam Rumah
Easy Lazy Komposter Pot!
Oke, mulai aja yuk bikinnya. Oh ya, mula-mula kamu bikin starter komposnya dulu.
Alat dan Bahan
- Siapkan pot besar dengan diameter minimal 45 cm. Kalau ngga punya pot, kamu bisa menggunakan ember bekas, kaleng cat, atau karung. Jangan lupa melubangi bagian bawah dan pinggir-pinggirnya.
- Unsur hijau berupa sisa bahan organik selesai kamu masak seperti sayur dan kulit buah. Sebelumnya harus ditiriskan dulu dan dicacah. Jangan masukkan juga makanan bersantan. Jangan masukkan sisa protein seperti tlang ayam.
- Unsur Coklat untuk alas dan tutup misalnya daun kering, sekam, atau serbuk gergaji.
- Tanah
- Pupuk kandang atau pupuk kompos tanah.
- Air leri (air cucian beras) secukupnya. Lebih baik kalau dibiarkan semalaman, sampai berbusa lebih baik. Bisa gula jawa.
- Tutup pot
Langkah Membuatnya
1. Pot plastik yang sudah dilubangi diberi alas unsur coklat. Aku menggunakan daun kering.
2. Atasnya diberi tanah kemudian di atasnya ditambahi pupuk kandang.
3. Tambahkan unsur hijau yang sudah dicacah tadi. Kemudian tambahkan tanah dengan pupuk kandang dan tambahkan unsur coklat (aku pakai sekam). Prinsip mengompos harus ada unsur nitrogen dan unsur coklat.
4. Tambahkan bioaktivator secukupnya dengan menyiram air leri. Gunanya untuk menambah bakteri pengurai yang mempercepat penguraian.
5. Tutup menggunakan penutup yang bisa menutup semua permukaan pot. Ini gunanya untuk mengurangi penguapan dan menjaga kelembapan selama proses fermentasi.
Starter kompos ini didiamkan selama 2-3 hari dan jangan memasukkan apapun. Kalau sudah terasa hangat, maka komposternya sudah jadi. Baru sisa sampah organik selesai masak seperti sayur, atau kulit buah bisa langsung dimasukkan ke komposter pot.
Kapan Panen Kompos?
Saat komposter pot punyamu sudah penuh, jangan lupa melakukan pengadukan seminggu dua kali. Kalau sudah penuh, tutup pakai plastik dan tunggu hingga 3 minggu.
Cara panennya, kamu bisa menyisakan 1/3 buat starter tahap berikutnya. Jemur yang 2/3 selama 3 hari cukup diangin-anginkan aja.
Kenapa sih mesti dijemur?
Biar bakteri pengurainya mati dan ngga menguraikan akar tanaman.
Gimana? Ternyata mudah banget kan bikin kompos. Kamu bisa mengolah sampah makanan dari dalam rumah. Untuk sisa makanan organik bisa dijadikan kompos sedangkan yang anorganik bisa didonasikan ke Bank Sampah (sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku).
“Sing soko lemah kudu mbalik nang lemah.”
Ikutan Challenge dari Team Up For Impact Everyday
Team Up for Impact adalah sebuah website yang mengajak kita buat melakukan aksi sederhana buat dilakukan bersama-sama. Ternyata mulai dari hal kecil yang dilakukan secara konsisten bersama-sama bisa berdampak bagi bumi kita tercinta.
Ada 6 kategori yang bisa kamu coba ikuti.
Gimana cara gabungnya?
1. Buka website https://teamupforimpact.org/team-up-everyday/play
2. Klik “Mulai”
Jadi dengan mengikuti challenge pilihanmu setiap hari, nanti kamu akan dapet poin. Kalau udah terkumpul sampai 1.400 poin akan ada 1 pohon yang ditanam atas namamu di hutan.
Keren kan? Yuk kumpulin poinnya!
3. Ikuti Semua Misi dengan klik “Berikutnya”, kemudian masukkan email atau No Hp.
4. Kalau suah masuk klik “Mulai Bermain”.
5. Pilih Kategori yang kamu banget (ada 6 kategori).
Kategori Versi Aku untuk Challenge TUFI
1. Makanan
Di kategori makanan ini ada 13 sub kategori yang bisa kamu pilih. Kalau aku sudah mulai jalan food preparation atau bikin menu mingguan.
Apalagi bulan Ramadan gini mah lebih rempong karena dua kali masak buat buka dan sahur. Aku meminimalkan buka di luar juga sih. Jadi bikin menu mingguan lebih sehat dan hemat.
Kemudian aku memilih belajar kompos seperti yang udah aku jabarkan di atas.
2. Sampah
Aku memilih sub kategori tidak menghasilkan sampah makanan yah, karena memulai dengan memilah sampah dan bikin food preparation. Hasil akhirnya kalau ada sisa organik bisa aku masukkin ke kompos.
Kalau kamu kompak mendedikasikan Hari Minggu di bulan April untuk ngga menghasilkan sampah makanan, dampaknya besar banget lho buat Bumi.
Penutup
Nah, gimana? Sekarang udah tahu kan dampak menyisakan makanan ternyata banyak sekali dampak negatifnya buat Bumi. Membuat easy lazy komposter pot merupakan langkah sederhana mengolah sisa makananmu untuk menyelamatkan Bumi.
Makanya yuk ikutan Challenge TUFI (Team Up For Impact) Everyday, dari hal kecil yang dilakukan setiap hari selama konsisten bisa menjaga Bumi lebih lestari. Ajak teman-temanmu juga.
Dengan memilah dan mengkompos, kita bisa jadi solusi untuk polusi.
“Sayangi Bumi, di Bulan Suci. Peduli alam dari rumah sendiri.”
36 Komentar. Leave new
Wah, ga nyangka ternyata negara kita penghasil sampah makanan nomor dua di dunis! Ck..ck..ck..malu banget deh hiks 🙁 Nilainya setara 27 triliun pula hhmm…ngeri amat! Makanya ya, kalau kita makan, mesti dihabiskan jangan bersisa. Kalau zaman dulu nenek moyang kita bilang, nanti nasinya nangis. Btw sampah restoran bisa menggunung seperti itu berarti pelanggannya banyak menyisakan makanan yang tak dihabiskan begitu saja. Sedihnyaaa.
Biasaaa kann orang2 kalo di luar sering lapar mata, dan makan pada ngga habis. Kebayang kan mubadzirnyaaa
Dengan easy lazy komposter yang sederhana kita bisa ikutan menyelamatkan bumi…insightful sekali artikelnya, Mba
Dan tercengang bacanya bahwa ada 13 juta ton sampah makanan per tahun di Indonesia yang kalau dikelola ternyata bisa untuk menghidupi 28 juta orang. wow!!!
Makanyaaa, rasanya miris banget kan setelah tahu fakta ini. Jadi emang harus mulai mengolah sampah kita sendiri mulai dari dalam rumah yaa.
NGeri banget membaca bahwa dari satu restoran kecil bisa menghasilkan begitu banyak sampah. Kita memang harus mulai berpartisipasi dalam mengolah sampah ya, dan membuat kompos ini adalah salah satu cara yang baik
ya ampun ranking 2 sedunia. sedih banget memang kalau liat sampah numpuk. jadi pengin cari komposter potnya, deh
thank you banget mba buat artikel yang informatif dan menginspirasi ini, yuk ah semangat selamatkan bumi dengan easy lazy komposer
Aku kalau ramadhan masi sama, bener2 ditakar aja gitu porsi makannya. Jadi jgn sampai buang2 makanan karena dari kecil pasti disuru makan sampai habis. Wah bisa dicoba easy lazy ini. Makasih infonya mba ku belum coba ngompos
Sampah kita, kita harus mengolahnya sendiri. Apalagi soal sampah makanan, jangan sampai bahan yang kita udah beli malah terbuang sia-sia dan jadi sampah.
Makan pun gitu. Harus habis. Pesen secukupnya, enggak banyak-banyak yang ujungnya bikin mubazir aja.
Wuah keren banget sih mbak. Aku jadi keinget pas anakku dapat proyek sekolah ada temennya yang bikin pot komposter kek gitu.
Yg namanya sampah terutama sampah makanan emang makin menyumbang dampak negatif pada alam. Itulah sebabnya di rumah jg kalau masak gak banyak2 drpd gak habis dan setuju banget food prep sangat penting ya.
Nah food prep juga bisa dijadikan solusi mengantisipasi sampah makanan yaa
Miris banget ya lihat data sampah makanandi Indonesia yang menggunung, padahal masih banyak juga masyarakat yang kelaparan. Untuk menangani masalah sampah makanan ini memang harus menerapkan irit gak masak berlebihan juga danmelakukan food preparation
iya ih sampah makanan tuh juga mengerikan deh, makanya aku selalu bilang sama anakku kalau makan harus dihabiskan. Karena penginnya mengurangi sampah makanan juga. Terus aku tuh gak kepikiran itu bikin tempat komposnya dari potkan ya?
Miris ya, Indonesia menduduki peringkat ke 2 penghasil sampah makanan. Bahkan di bulan Romadhon jumlah sampah makanan malah meningkat.
Easy lazy komposter, saya baru tahu istilah ini mbak. Dengan ini kita bisa perperan serta menjaga kelestarian bumi ya
Mbaak, ini dengan ditutup gini, jadi gak terlalu bau ya komposnya ya? Aku masih belum bisa menjalankan kompos gini nih di rumah, huhu.
Iyaaa biar ngga diobok2 sama hewan juga sii. Terus bawahnya bisa dikasi ember buat menampung air lindinya bisa buat pupuk cair.
Iya sedih banget ya, ternyata sampah makanan di Indonesia ini banyak banget ya
Sedih banget
Sudah saatnya olah sampah makanan sendiri
masalah sampah memang tidak pernah habisnya ya 🙁 sedih banget, makanya aku kalau masak itu suka tak pas aja biar enggak sisa, dan kalau jajan di luar dan sisa banyak, kadang aku minta dibungkus. ya sayang saja sih kalau dibuang, selain mubadzir juga bakalan jadi sampah.
Sampah makanan nilainya bisa sampai segitu ya. Sedih lho kalau ketemu orang yang gak habisin makanan. Gak baik buat bumi juga kan. Btw, aku belum pernah bikin kompos sendiri. Selama ini mengandalkan bumi untuk memprosesnya
Sedih ya sampah makanan banyak di Indonesia, kadang emang menumpuk dan bikin kotor merusak pemandangan, tapi aku dan suami sering bikin pupuk dari limbah sampah makanan, lumayan deh buat kompos.
Huaaah jadi ide buat anak di rumah nih
Apalagi besok Ahad
Jadi deh bikin bikin bermanfaat aja seperti ini
Sampah rumahan memang sebaiknya dipilih dan dipilah untuk mencegah pemanasan global. Selain itu, biar sampah gak makin menumpuk di TPA.
Namanya unik yah.. easy lazy komposter pot.
Dan beneran aku nonton reelsnya juga caranya simple pisaaan.. Berasa bisa sih ya.. konsisten kelola sampah rumah tangga agar gak mengotori lingkungan dan menyebabkan masalah baru.
Asik ikutan tantangan sekaligus bisa menjaga hutan agar tetap hijau.
Sedih ya mbak tiap kali baca berita tentang sampah makanan ini karena masih banyak saudara-saudara kita yang kelaparan di luar sana. Kenapa harus buang-buang makanan? Kenapa gak masak secukupnya aja atau kalau mau makan di luar mbok ya pesen sesuai porsi biasanya aja huhuhu. Nah, kalau mengkompos ini alhamdulillah sampai sekarang saya masih melakukannya. Tapi jarang sekali ada sampah makanan alhamdulillah yaaa. Kadang aku kasihkan ayam tetangga aja sih
Apalagi kalau makan di luar ngeliat banyak banget sisa sampah makanan ya kan? Belum lagi kalau buka puasa gini pasti deh semakin banyak sampahnya huhuu.
Masalah sampah ini memang harus ditangani secara serius ya Mba. Bener juga nih kalau sampah di rumah udah dibilang memang bersih di rumah tapi jadinya numpuk di tempat penimbunan sampah. Peer banget deh bikin komposter. Biar sampah rumah tangga diolah dulu. Jangan digabungin ama sampah kering atau sampah lain
Iya kaaan, jadinya sampahnya cuma pindah tempat kalau kita ngga mengolahnya.
wahh terimakasih infonya ya mb, selama ini sampah makanan aku buang begitu saja, ternyata bisa dimafaatkan sedemikian rupa.
Makasih banyak mbak informasinya nih, jadi sampah bisa dimanfaatkan lebih baik lagi jika bisa mengolahnya yah.
Lucu banget pake pot gituhhh, pengen juga praktekin nih. kayaknya bisa dikit-dikit ngomposnya jadi gak berat.
Informasinya bermanfaat banget kak. Kapan-kapan bikin kelas yuk kak buat belajar ngekompos sendiri di rumah. Biar kita bisa cepet praktek di rumah
Malah banyakan negara muslim yang buang2 makanan. Aduh, sedihnya T_T
Yang easy lazy itu cepet banget Mba jadinya. Boleh nanti ditambah hasil panenannya
Ya Allah sedih amat ternyata kita rangking 2 penghasil sampah makanan. Bener bgt mulai dsri makan ga bersisa dan bijak dari masak dan makan apalagi kalau bs bikin kompos insyaAllah gerakan kita ini ada manfaatnya
serem banget kalo liat sampah manusia satu Jakarta bisa buat bangun monas.
Huhuhu.. Jadi kudu banget mengolah sampah organik secara mandiri dengan lazy composter. Bener-bener tips yang sangat bermanfaat. Gak perlu sulit ya.. Cukup dengan langkah sederhana di atas dan hasilnya luar biasa.
mba seteleh komposter diangin-anginkan, langsung dipakai buat pemupukan ya? disebarkan ke tanaman begitu yaa?