Transisi energi adalah salah satu upaya melindungi bumi dari risiko pemanasan global. Topik ini pun jadi bahasan dalam Presidensi G20 Indonesia kemarin. Memiliki 3 isu utama yaitu: meningkatkan aksesibilitas energi, memajukan pembiayaan energi, dan meningkatkan penggunaan teknologi bersih dan teknologi pintar.
Lalu, apa itu transisi energi dan gimana caranya mewujudkan transisi energi dari sampah?
Kami para #EcoBloggerSquad sempat ngobrol seru masalah transisi energi ini bareng kak Fariz selaku Manager Riset lembaga independen TEA dari @tractionenergy. Ternyata banyak banget yang bisa kita lakukan untuk mendorong suksesnya transisi energi bahkan dari sampah kita sendiri!
Yuk deh lanjutin bacanya..
Table of Contents
Apa itu Transisi Energi?
Transisi energi adalah sebuah proses pengalihan sumber energi dari sumber berbasis bahan bakar fosil menjadi sumber-sumber yang tidak menghasilkan emisi karbon.
Ini adalah salah satu upaya mengurangi penggunaan energi fosil dengan energi non fosil yang rendah polusi dan emisi gas rumah kaca.
Hal ini mengacu pada pergeseran sektor energi global dari sistem produksi dan konsumsi energi berbasis fosil (gas alam, minyak, dan batu bara) ke sumber energi terbarukan seperti angin, matahari, baterai lithium-ion.
Mengapa Kita Perlu Melakukan Transisi Energi?
Peningkatan penggunaan kendaraan pribadi berbahan bakar fosil, penggunaan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar utama pembangkit listrik serta pembabatan hutan untuk produksi sumber energi lah penyebabnya.
Hal tersebut ternyata bisa menimbulkan efek Gas Rumah Kaca (GRK) yang akan menyelimuti atmosfer bumi.
1. Gas Rumah Kaca (GRK)
Gas ini memiliki sifat menyerap radiasi infra merah yang dilepaskan oleh permukaan bumi. Kemudian memancarkannya lagi ke permukaan bumi. Ini yang bikin bumi makin panas.
Emisi dari energi (kendaraan dan pembangkit listrik dari bahan bakar fosil) adalah dua besar sumber emisi gas rumah kaca bersama dengan penebangan hutan.
Apalagi penambangan energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara juga mensyaratkan penebangan hutan.
Jadi pengurangan pemakaian energi fosil tentu saja bisa menurunkan emisi GRK dan membantu mengurangi emisi dari sektor kehutanan.
GRK ini pun yang akan menyebabkan perubahan iklim.
2. Perubahan Iklim
Perubahan iklim inilah alasan terbesar dalam akselerasi transisi energi. Perubahan pola cuaca rata-rata jangka panjang yang bisa menentukan iklim lokal sampai global bumi.
Tahu ngga sih, kalau sektor energi nyatanya merupakan kontributor perubahan iklim paling dominan lho. Bahkan menyumbang hampir 90% dari emisi CO2 secara global.
Di Indonesia sendiri sektor energi ini jadi kontributor emisi terbesar kedua setelah sektor lahan dan hutan.
Tak hanya di Indonesia, perubahan iklim bahkan sudah menjadi ancaman bencana ligkungan global. Berkurangnya tempat tinggal yang aman danri bencana lingkungan, berkurangnya sumber air, sampai berkurangnya sumber pangan.
3. Negosiasi Iklim Internasional
Paris Agreement mewajibkan negara-negara anggota untuk mengambil peran dalam komitmen perubahan iklim. Ini diwujudkan dengan penetapan NDC (Nationally Determinded Contribution) masing-masing.
Beberapa negara di dunia telah menetapkan kebijakan serta strategi pasar yang rendah karbon dalam rencana aksi nasional mereka.
Transisi Energi dari Sektor Transportasi dan Kelistrikan
Sejak ditemukannya mesin uap sebagai ciri revolusi industri pertama pada tahun 1750, bumi terus mengalami kenaikan temperatur hingga saat ini.
Kenaikan temperatur ini tak lain karena peningkatan emisi karbon yang dilepaskan ke udara.
Salah satu solusi yang sangat mungkin adalah shifting atau berpindah ke energi terbarukan melalui transisi energi.
Apa saja?
Transisi Energi Sektor Transportasi
Transportasi jelas menyumbang emisi misalnya emisi kendaraan berbahan bakar fosil yang mengeluarkan senyawa berbahaya. Misalnya Partikulat Matter (PM), Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Sulfur (SOx), Nitrogen Oksida (Nox), dan Hidrokarbon.
Transisi energi sektor transportasi sangat penting dalam menekan pelepasan emisi. Dua target utama pemerintah dalam transisi energi adalah kebijakan Bahan Bakar Nabati (BBN) dan kendaraan listrik.
BBN prioritas pemerintah saat ini menggunakan biodiesel campuran solar dengan minyak sawit.
Transportasi Darat:
- Menggunakan Biodiesel B30 (30% biodiesel, 70% solar)
- Kendaraan listrik
Transportasi Laut:
- Biodiesel B100 (murni biodiesel)
Transportasi Udara:
- Bioavtur B 2,4 (2,4% bioavtur, 98,6% avtur)
Transisi Energi Sektor Kelistrikan
“Setelah 2030, pembangkit listrik di Indonesia hanya dibangun memakai energi baru terbarukan. Pembangkit listrik tenaga surya akan mendominasi.”
Dilansir dari forestdigest.com, Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan Indonesia telah memiliki rencana transisi energi menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) di sektor kelistrikan untuk meraih target penurunan emisi gas rumah kaca.
Jadi berdasarkan NDC, Indonesia punya target buat menurunkan emisi karbon sebesar 29% atas usaha sendiri atau 41% sengan bantuan internasional pada 2030 dan nol emisi karbon pada 2060.
Indonesia mempnyai karakteristik geografis yang unik. Pembangkit listrik tenaga surya akan mendominasi. Namun, pembangkit listrik tenaga angin, ombak, geothermal, air, dan nuklir tetap akan dibangun dan dioptimalkan.
Wacana Pemasangan Solar Panel di Rumah
Panel surya bisa menjadi alternatif pembangkit listrik mandiri, lho. Ternyata penggunaan panel surya ini jauh lebih hemat dan menjanjikan.
Beberapa waktu lalu aku pun ngobrol bareng suami buat rencana pemasangan solar panel di rumah. Ya gimana ya, urusan listrik kan prioritas utama buat dianggarkan dalam rumah tangga.
Aku pun yakin ngga bisa hidup tanpa listrik. Hahaha.
Ya gimana dong, semua kegiatan rumah tangga keluargaku masih bergantung pada penggunaan perangkat elektronik yang butuh listrik.
Nah, energi panel surya pun jadi ramai diperbincangkan sebagai energi alternatif untuk jadi alternatif energi terbarukan.
Energi matahari ngga hanya membantu mengurangi jejak karbonmu, tapi juga jadi alternatif sumber energi yang tidak berpolusi, bersih, dapat diandalkan dan terbarukan.
Jelas saja tidak akan mencemari udara dan melepas gas berbahaya, serta ngga butuh bahan bakar untuk menghasilkan listrik. PLTS dengan panel solar yang dipasang di atap sudah semakin populer, mudah diimplementasikan, sederhana, dan kapasitasnya bisa disesuaikan dengan luas atap.
Panel surya ini akan membantu mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Cara kerjanya menggunakan teknologi fotovoltaik untuk mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik.
Kemudian energi listrik yang dihasilkan akan disimpan dalam baterai agar dapat digunakan untuk perangkat elektronik sesuai kebutuhan. Sistem akan tetap berjalan meskipun mendung, malam hari, maupun sedang hujan.
Baca Juga:
Peran Hutan dalam Upaya Mitigasi Perubahan Iklim
Fungsi dan Peran Penting Gambut Bagi Mitigasi Perubahan Iklim
Sumber Energi Terbarukan dari Sampahmu
Jadi bener nih sampah kita bisa jadi sumber energi terbarukan?
1. Biodiesel dari Minyak Jelantah
Sebagian besar produksi biodiesel di Indonesia masih berasal dari minyak kelapa sawit. Kelapa sawit ini merupakan bahan baku yang biasanya digunakan untuk industri, ngga cuma biodiesel aja.
Dari sinilah muncul pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku generasi kedua.
Gimana maksudnya?
Minyak goreng bekas atau minyak jelantah (used cooking oil/ UCO) biasanya terbuang begitu aja kan? Hayo ngaku deh. Emak-emak siapa sih yang ngga pernah pakai minyak goreng buat masak?
Terus udah beres masak, goreng tempe, goreng ikan, minyaknya diapain? Dibuang kan? Ke mana?
Hey, minyak jelantah ini bisa kamu manfaatkan sebagai bahan pengganti Crude Palm Oil (CPO) atau sawit dalam program biodiesel di Indonesia lho.
Kalau minyak jelantah ini dikelola dengan baik, maka bisa memenuhi 32% kebutuhan biodiesel nasional.
Bahkan juga ada peluang buat dipasarkan ke dalam atau luar negeri dengan penghematan biaya produksi sampai 35% dibandingkan biodiesel dari CPO. Bisa mengurangi sampai 91,7% emisi CO2 dibanding solar juga.
Proses pengolahan minyak jelantah ini dengan cara pemurnian terlebih dahulu sebelum disaring dan dicampur arang aktif lalu dinetralkan.
Langkah selanjutnya adalah dilakukan proses transesterifikasi yang menghasilkan biodiesel dan dimurnikan kembali.
Pemakaian minyak jelantah ini sangat bermanfaat dalam mengurangi limbah ke lingkungan hidup, memberikan manfaat ekonomi, dan pengurangan emisi gas rumah kaca untuk mendukung pembangunan daerah.
Jadi Mak, kalau udah kelar urusan goreng-menggoreng, minyak jelantahnya jangan dibuang sembarangan ya. Ini bisa merusak lingkungan dan mencemari air tanah.
Sebaiknya kumpulkan di tempat pengepul minyak goreng bekas terdekat. Seperti di Malang ada tempat pengumpulan minyak goreng bekas bernama “Sedekah Minyak Jelantah”.
Dari sampahmu bahkan bisa disedekahkan untuk membangun negeri.
2. Biogas dari TPA Supit Urang
Gas metana juga termasuk penyebab GRK dan pemanasan global. GRK yang dihasilkan dari proses pengelolaan sampah didominasi dari gas metan (CH4) dan karbon dioksida (CO2).
Setiap rumah tangga pasti akan menghasilkan sampah, ya kan? Meskipun kamu melakukan komposting, tapi pasti masih ada sampah-sampah plastik yang masuk ke rumah.
Sampah timbul dari proses produksi dan sisa pemakaian produk baik dari aktivitas domestik rumah tangga, pasar, pertokoan, sampai industri yang menghasilkan buangan padat sisa produksi.
Potensi sampah yang dihasilkan dari 45 kota besar Indonesia bisa mencapai 4 juta ton/ tahun. Gimana gas metananya?
Potensi gas metana yang dihasilkan mencapai 11.390 ton CH4 / tahun atau setara dengan 239.199 ton CO2 / tahun, jumlah ini merupakan 64% dari total emisi sampah berasal dari 10 kota besar, antara lain : Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Palembang, Makasar, Bekasi, Depok, dan Tanggerang.
Pemerintah juga udah menetapkan target reduksi emidi dari tiap sektor yang harus dicapai pada 2030. Salah satu reduksi emisi pada limbah padat domestik adalah dengan pemanfaatan gas metana (CH4) yang dihasilkan dari Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA).
Pada TPA Supit Urang udah dilakukan penangkapan dan pemanfaatan gas metana dari timbunan sampah yang bisa digunakan buat bahan bakar alternatif warga sekitar.
Saat itu aku bergabung di sebuah komunitas Rumah Belajar (Rumbel) Minim sampah yang digawangi Ibu Profesional Malang Raya. Kami sempat melakukan kunjungan ke TPA Supit Urang dan ngobrol bareng Bapak Kuscahyono. Beliau adalah koordinator kebersihan tahun 2019 TPA Supit Urang kota Malang.
Ternyata TPA Supit Urang udah ada sumur gas metana sejak 2012 sampai sekarang. Dalam studi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, ternyata TPA Supit Urang memiliki potensi gas metana sebesar 4.521 ton/tahun yang dihasilkan oleh timbunan sampah.
Saat ini telah dibangun fasilitas berupa pipa-pipa aliran gas metana dari 72 titik (sumur gas) yang langsung mengalir ke rumah tangga sekitar TPA.
Gimana, ternyata (lagi-lagi) sampahmu juga sangat bermanfaat kan jadi sumber energi terbarukan buat mengurangi emisi.
Baca Juga:
Estafet Mitigasi Reduksi Gas Rumah Kaca Melalui Pengolahan Sampah
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
- Terlibat dalam pengumpulan limbah rumah tangga untuk bahan baku energi non fosil (biodiesel dan biogas). Misalnya seperti yang sudah ada di Malang, dengan mengumpulkan limbah minyak jelantah rumah tangga untuk diolah kembali.
- Menceritakan praktik baik inovasi pemanfaatan energi terbarukan/ non fosil. Bisa dilakukan dengan bikin konten seputar energi terbarukan, misalnya pemasangan solar panel di rumah.
- Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Coba alternatif gowes atau menggunakan transportasi umum. Selain menghindari macet juga sebagai upaya mengurangi jejak karbon.
- Menghemat penggunaan listrik.
- Menyuarakan penggunaan produk energi terbarukan lewat blog, atau media sosial. Aku sendiri sering banget menulis tentang isu seputar mitigasi perubahan iklim. Selain lewat blog, aku juga bikin reels yang menginspirasi lewat IG.
Penutup
Energi fosil merupakan penyumbang kedua terbesar emisi karbon yang dilepas ke udara. Maka sektor energi merupakan salah satu sasaran yang tepat untuk mengendalikan perubahan iklim yang sedang terjadi.
Salah satu solusi yang bisa kita upayakan adalah transisi energi ke energi terbarukan. Energi terbarukan jelas menghasilkan emisi karbon yang sangat minim dan juga mampu meningkatkan ketahanan energi dari suatu negara, termasuk Indonesia.
Dari sampahmu juga lah transisi energi bisa terwujud!
Referensi:
Online Gathering EBS
https://coaction.id/menyoal-transisi-energi-sektor-transportasi/
https://www.forestdigest.com/detail/1659/transisi-energi-listrik
https://transisienergi.id/selayang-pandang-transisi-energi/
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61d55eb3c9bae/transisi-energi-pengertian-manfaat-dan-teknologinya
46 Komentar. Leave new
Memilah sampah rumah tangga dr awal pastinya sangat membantu banget mana yg dapat di daurulang dan tidak, sehingga lebih mudah di TPA untuk mengolahnya ya.
Kegiatan baik harus dimulai dr langkah kecil agar segera terwujud transisi energi.
Di Surabaya, TPA nya juga sudah bisa menghasilkan listrik mbak
Namun baru untuk konsumsi masyarakat sekitar
Semoga langkah transisi energi ini semakin cepat ya
Biar bumi jadi lebih lestari
Iyah betul, kita pun harus mulai bs mengolah sampah sendiri dan tidak hanya bergantung pada petugas pengumpul sampah. Saya pribadi baru memahami ternyata minyak jelantah bs diolah jd produk yg lebih berguna dan bs menyelamatkan bumi. Sebab selama ini saya buang di halaman depan, huhuhu. Kalau begitu akan saya kumpulkan deh, semoga peran kecil saya ini bs berdampak besar untuk kebaikan lingkungan
Saya kemarin membaca artikel, sudah ada pembangkit listrik tenaga sampah, Mbak. Jadi ini bisa sekali dikembangkan. selain sampah bisa dioleh, juga mengurangi menjadi sumber listrik.
Terus keren sekali kalau mulai digalakkan pakai panel surya untuk keperluan listrik ya. Karena selain tidak menghasilkan polusi, juga lebih hemat.
Iya nihhhh pengen banget pasang solar panel pak hehehe
Wah, memang ya topik hangat saat ini adalah transisi energi. Banyak cara dapat dilakukan dari sampah menjadi bermanfaat 🙂 Minyak jelantah saja masih bisa digunakan sebagai bahan pengganti CPO. Mengerikan juga sampah2 di TPA menghasilkan gas metana yang banyak, duuuuhh 🙁 Mudah-mudahan masyarakat dapat menyadari hal ini dan mulai mengikuti kiat-kita pengelolaan sampah dengan baik.
Iya mba, makanya kita juga harus turut ambil peran juga untuk mewujudkan transisi energi dengan pengelolaan sampah yang baik
Supit Urang ini keren sihh dan semoga ditiru juga untuk daerah2 lain sehingga setidaknya persoalan sampah bisa teratasi. Meskipun belum bisa semua tapi bisa lahh yaa dimulai dari yang kita bisa lakukan dulu
Wah perlu dikampanyekan nih supaya masyarakat terlibat dalam pengumpulan limbah rumah tangga untuk bahan baku energi non fosil (biodiesel dan biogas). Keren juga ya mengumpulkan limbah minyak jelantah rumah tangga untuk diolah kembali. Selama ini dibuang aja
Senang banget akhir-akhir ini banyak yang mengkampanyekan tentang lingkungan sekitar, alam Indonesia yg kita harus jaga , dunia sedang tidak baik-baik saja apalagi saat kita tau pemanasan global yang semakin tinggi tiap tahunnya. Transisi energi ke energi terbarukan emang penting di sosialisasikan ke sekitar
Sampah ternyata bisa juga jadi alternatif energi yang lebih ramah lingkungan ya. Contohnya minyak jelantah yang bisa jadi biodiesel. Ini bagus banget nih. Dan rumah tangga pun bisa mengalokasikan minyak jelantahnya untuk hal lebih bermanfaat daripada dibuang begitu saja dan mencemari lingkungan (tanah dan air).
Dari segi transportasi bisa kita lakukan, karena transportasi publik sudah banyak perubahan bagus aja, jadi mau kemana² sangat membantu sekaligus wujudkan transisi energi
Seandainya teknologi maju pengolahan sampah sudah tersedia diseluruh Indonesia dan mudah dijangkau oleh masyarakat mungkin tranformasi energi ini bukan keniscayaan lagi. Bisa jadi nyata
Padahal mah energi terbarukan bisa memanfaatkan sampah-sampah rumah tangga ya. Kayak minyak jelantah. Aku mah yakin. Setiap rumaah pasti punya minyak jelantah. Mau itu yang masih bening udah dibuang atau minyak jelantah yang udah hitam pun banyak. Sayang kalau cuma di buang. Mending emang dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan ya kak…
Cakep banget kalau di rumah ada panel surya gitu yaa..
Jadi siangnya bisa menyimpan energi dan digunakan untuk malam hari. Oiya, kalau panel surya gitu gak kepengaruh sama kalau ada pemadaman dari PLN ya..?
Mantapp~
ngeri ya, perubahan iklim ini sudah semakin terasa banget akibatnya, dan mengerikan dampaknya ternyata. Memang kudu terus digaungkan ini, biar masyarakat terus tergerak buat ikut melakukan perubahan
Aksi nyata G20 untuk transisi energi yang berkelanjutan salah satunya dengan mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan mengembangkan energi terbarukan yang adil dan berkelanjutan.
Aku sudah lakukan penghematan energi nih, tiap hari Jumat PKK di kelurahan ngumpulin minyak jelantah per RT lalu diambil pengepul untuk program biodiesel…Juga, anak sulungku ga antar jemput lagi tapi naik angkot ke sekolah, dan masih banyak hal sederhana lainnya yang bisa dilakukan untuk dukung transisi energi
Wah enak yah kalau perumahannya support gini. Di tempatku masih susah kalau sosialisasikan yang kek gini. Apalagi bikin2 kompos gitu.
Saya pun pernah ingin memasang panel surya di atap rumah mbak. Tapi setelah dihitung semua kebutuhan untuk pengadaan peralatan, jatuhnya mahal banget, apalagi saat itu masih susah cari supplier panel surya nya. Akhirnya batal deh dan sampai sekarang belum kepikiran lagi
Oh gitu ya, boleh nanya2 ngga nih mba biar ada insight lagi
Solar panel kayaknya tinggal nunggu jos aja ya mba. Tapi hmmm entahlah kenapa terasa lama realisasinya.
Jelantah bisa diolah lagi, insya Allah membaik yaa bumi kitaa.. semangaaat semuanyaa.
Aku belum pernah bikin konten ttg ini di IG atau tiktok, mau coba ah nextnya. Makasih artikelnya mbaaa
Sampah, jelantah, kotoran hewan, bisa jadi alternatif energi. Kalau pengelolaannya udah benar, jadi bermanfaat deh dan semoga bisa menjadikan bumi lebih baik
Mengkampanyekan melalui media sosial kita tentang transisi energi ini menurutku bisa kita lakukan. Dan juga menurutku penting untuk menghemat listrik
Yang kebayang saat ini produsen mobil listrik sudah banyak dan banyak juga yang masuk INdonesia. Dengan menggunakan mobil listrik, tentu mendukung program pemerintah. Namun masalah berikutnya adalah listrik di Indonesia belum sepenuhnya diproduksi dari energi terbarukan. Sehingga tetap aja jatuhnya sama yaa..
Semoga pemerintah segera terdorong menyediakan fasilitas yang memadai untuk kita semua bisa menjaga bumi dengan menggunakan energi transisi.
Setiap kali baca artikel seperti ini, aku merasa gemesss lho Mbak Lintang. Seperti sudah melihat ada solusi, tapi praktiknya…. tidak semudah itu ferguso hehee. Sepengetahuanku, pengelolaan sampah semacam ini belum terlaksana secara masif. Atau mainku yang kurang jauh… Kalau lihat pengelolaan sampah-sampah oleh pemda, kayaknya masih mengandalkan sanitary landfill di TPA. Minim politicall will atau kenawhy?? Haha, aku kok jad berapi-api gini. Tolong koreksi bila komen emosi ini mengandung salah di sana-sini.
Kalau sanitary landfill emang pencemaran air dari sampah organik atau kimia yang menghasilkan cairan berbahaya dan merembes ke dalam tanah sih. Makanya harus dikelola dengan baik misalnya memanfaatkan gas metananya sebagai biogas atau energi listrik juga bisa. Kalau di TPA Benowo Surabaya udah dijadiin pembangkit listrik lho mba.
solar panel di Indonesia harusnya bisa lebih maju ya karena kita kan melimpah ketersediaan sumber panas matahari. cuma mungkin perangkatnya yang diadakan secara massal dan murah hehehe
Transisi energi membutuhkan waktu yang tidak sebentar alias jangka panjang pelan2 harus ada kerjasama jg dg masyarakat.
Edukasi seperti ini memang harus terus dilakukan, karena tipenya masyarakat kita tuh memang harus terus menerus digaungkan agar gak cuma lewat doang. Ternyata kita pun bisa memulainya dari rumah nih ya mak.
Mbak Lintang, untuk penggunaan kendaraan pribadi di Malang gimana? apa transportasi umum mudah diakses? Aku mengalami kalau sedang mudik di kota kecil seperti Magetan gitu susah banget angkot. Jadinya paling gampang ya naik kendaraan pribadi.
Mudah banget dong, masih banyak angkot di sini mah. Tapi rang orang sukanya nge-gojek wkwkkw
Bu ibu di rumah mikirin perubahan iklim gini berasa berat, padahal paling sederhana bisa melakukan transisi energi dari pengelolaan sampah yang baik yaa. Kalau udah pada tahu, sesederhana menampung minyak jelantah dan didistribusikan ke yang mampu mengolahnya aja udah jadi langkah baik. Ketimbang dibuang gitu aja, yang malah gak baik untuk lingkungan.
Nah bener, setidaknya minimal berangkat dari rumah kita sendiri dengan mengumpulkan limbah rumah tangga bisa mencoba mendukung transisi energi.
Katanya masih ada pelarangan solar panel utk ukuran tertentu ya? Eh tapi gk tau kmrn cuma sepintas liat org ngetwit hehe.
Tapi emang sih aku setuju sebaiknya segera dipikirkan energi terbarukan ini dan dimulai penggunaanya sebelum SDA sumber energi habis ya.
Sampah bisa jd energi terbarukan jg yaa
Aku baru tahu lho kalo panel surya masih bisa efektif ketika matahari ketutup mendung atau malam hari. Kirain ya kudu matahari kenceng. Terang benderang gitu.
Nambah wawasan nih habis baca ini. Dimulai dari yang kecil dari rumah pun kita udah bisa transisi energi ya. Apalagi pemanfaatan minyak jelantah yang kita temui sehari-hari pun bisa jadi biodiesel. Makin banyak nih PR-nya. Dari banyaknya artikel seperti ini, semoga masyarakat makin banyak yang aware sama pengolahan sampah.
Efek penggunaan energi fosil ini memang udah di tahap memprihatinkan ya di kita. Yang paling semua rasain ya polusi. Jadinya transisi energi ini urgent banget untuk kita lakukan secara masif. Supaya bumi bisa segera pulih dan ramah untuk kita dan cucu-cucu kita. Semoga semakin banyak pihak yang peduli dengan hal ini dan segera melakukan transisi energi.
PR banget nih mak untuk ngumpulin jelantah barengan dengan masyarakat sekitar. Belum nemu yang mengelola secara khusus nih. Kayaknya diusulkan di tingkat RW bagus nih agar segera ada penggeraknya.
Kuberharap transisi energi udah mulai ditindaklanjuti – apalagi masalah bbm dan minyak jelantah itu ya
berdoa yang kenceeeeng biar BBM bisa touchdown 5000 aja udah seneng
Kebayang kita udah berhasil transisi energi Mba Lintang, ckckck, masalah sampah beress. Sekali tepuk, 2 lalat beres; sampah dan gas rumah kaca.
Kebayang sampah2 jadi sumber energi listrik, ibarat sekali tepuk 2 lalat dilibas: sampah dan gas rumah kaca. Ulasannya lengkap dan kecee Mbaa
Di lingkungan rumahku sudah beberapa tahun konsisten untuk mengumpulkan minyak jelantah. Jujur aku gak tahu mau diapakan minyak jelantah tersebut,. ternyata disini aku menemukan jawabannya, bahwasanya minyak jelantah bisa manfaatkan sebagai bahan pengganti Crude Palm Oil (CPO)
Ibuku rajin ngumpulin jelantah mba Lintang, allhamdulillah meski hal kecil turut berpartisipasi pada lingkungan dan menjaganya. Semangat kita bergerak untuk hal yang lain
Kegiatan baik bisa dimulai dari hal hal dan langkah kecil yaa kak. demi support transisi energi terutama Indonesia yang net zero emission
Sampah bisa jadi langkah pertama dalam melakukan transisi energi ya mbak
Agar selimut polusi tak semakin tebal