Berbicara tentang kebinekaan di tanah air, tentu saja kita tak bisa lepas dari keberadaan masyarakat adat. Sebagai bagian dari keberagaman bumi pertiwi, seharusnya masyarakat adat hidup dilindungi dan dijamin oleh Undang-Undang. Lantas, siapa sih masyarakat adat?
Table of Contents
Siapa Saja Masyarakat Adat?
Jumat pekan lalu, #EcoBloggerSquad mendapatkan kesempatan emas ngobrol santai bareng kak Mina Susana Setra, Deputi IV Sekjen Urusan Sosial dan Budaya perwakilan dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
Aku yang ‘buta’ banget tentang masyarakat adat jadi dapat banyak pencerahan. Merasa ter-Wow banget oleh penjelasan kak Mina yang mudah dipahami secara gamblang.
Sebenarnya istilah “masyarakat adat” bukanlah hal yang asing bagi kita, ya kan? Tapi kok kita ngga kenal yah?
Menurut kak Mina, sebenarnya ngga ada definisi khusus yang menerangkan siapa masyarakat adat. Namun, masyarakat ada punya hak menentukan jati diri mereka. Ada beberapa elemen yang menunjukkan jati diri masyarakat adat.
1.Wilayah Adat yang Mengikat
Wilayah adat atau ruang hidup ini meliputi tanah, hutan, laut, dan sumber daya alam (SDA) lainnya.
2. Hukum Adat yang Berlaku
Ada hukum adat yang berlaku dan dihormati. Ada aturan adat dan hukum turun temurun yang disepakati dan dilaksanakan bersama. Ada tata kepengurusan hidup yang mengatur dan mengurus diri sendiri sebagai suatu kelompok sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Hukum adat ini untuk menjaga keseimbangan. Kalau ada yang melakukan kesalahan maka akan ada hukum adat yang berlaku untuk mengembalikan keseimbangan.
3. Perangkat Adat
Ada ketua atau kepala adat. Tugasnya adalah mengatur keseharian mereka, misalnya menentukan musim berladang, upacara kelahiran, dan kematian.
4. Hubungan Spiritual Masyarakat Adat dan Lingkungannya
Memiliki Hubungan spiritual masyarakat adat dan lingkungannya.
Baca Juga:
Menolak Lupa Tragedi Asap: Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
Peran Hutan dalam Upaya Mitigasi Perubahan Iklim
Sebaran Masyarakat Adat
Indonesia adalah negara dengan populasi masyarakat adat yang tinggi dengan perkiraan mencapai 40-70 juta jiwa, di mana 20 juta di antaranya adalah anggota AMAN.
Dilansir dari katadata.co.id, masyarakat adat terbagi menjadi 2.371 komunitas adat yang tersebar di 31 provinsi Tanah Air.
Sebaran komunitas adat terbanyak ada di Kalimantan dengan jumlah mencapai 772 komunitas adat dan Sulawesi sebanyak 664 komunitas adat.
Adapun di Sumatera mencapai 392 komunitas adat, Bali dan Nusa Tenggara 253 komunitas adat, Maluku 76 komunitas adat, Papua 59 komunitas adat dan Jawa 55 komunitas adat. Seluruh komunitas adat tersebut tergabung dalam AMAN.
Mengenal Kearifan Lokal Masyarakat Adat Sungai Itik
Hutan Adat Menua Sungai Utik terletak di Dusun Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Ketemenggungan Iban Jalai Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Masyarakatnya hidup damai, tentram, berdampingan di kawasan hutan adat.
Hutan yang lestari dan terjaga sudah tentu tak lepas dari penjagaan masyarakat adat Dayak Iban sejak nenek moyang. Saat ini Sungai Utik dihuni sekitar 300-an jiwa. Mereka tinggal di rumah panjang dan ada juga yang di rumah tunggal.
Kak Mina menjelaskan kalau masyarakatnya sangat tergantung dengan alam. Mereka menenun, dan menghasilkan berbagai produk kerajinan tangan.
Masyarakat adat juga merupakan seniman sejati, lihat aja deh hasil tenun mereka. Bayangkan mereka ngga mendesain dalam gambar tapi tercetak dalam kepala dan menghasilkan pattern yang beraneka rupa.
Mereka tergantung pada alam sebagai sumber kehidupan. Mencari ikan, mencari daun singkong, dan banyak sayuran hutan lainnya.
Menjaga Keberlanjutan Masyarakat Adat
Masyarakat adat yang erat dengan karakteristik tradisional kerap dijadikan alasan sebuah kemunduran dan selalu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat yang mungkin karakteristiknya lebih “nasional dan maju”.
Para kelompok masyarakat adat juga kerap dicap tidak nasionalis karena alasan tertentu seperti tidak menggunakan bahasa nasional dan tidak memeluk agama yang diakui pemerintah. Kebanyakan masyarakat adat masih menganut agama asli nusantara atau aliran kepercayaan tertentu.
Sayangnya, masyarakat adat masih dipaksa mengingkari identitas asli mereka dan ‘memaksa’ mengikuti norma yang dianggap lebih bisa diterima di zaman modern seperti saat ini.
Kalau ini terus terjadi, dalam beberapa generasi ke depan bukan tidka mungkin eksistensi masyarakat adat akan berangsur hilang.
Demi keberlanjutan hidup masyarakata dat, ada sebuah gerakan bernama Gerakan Pulang Kampung yang digagas oleh Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) yang juga termasuk bagian dari AMAN.
Gerakan Pulang Kampung
Gerakan Pulang Kampung ini mengajak anak-anak muda yang bersekolah dan bekerja di kota untuk pulang dan mengurus kampung. Maka, tak heran kalau sekarang banyak anak muda dari masyarakata dat yang pulang dan berbenah.
Sejak dimulai beberapa tahun yang lalu, banyak pemuda adat kembali ke kampung dan memulai berbagai inisiatif seperti pembangunan konservatif pertanian. Mereka bikin kebun organik, kebun herbal dan banyak lagi.
Jadi gerakan ini akan sangat bermanfaat dan membanggakan karena anak-anak yang berasal dari masyarakat adat dan mengenal dunia luar bisa menerapkan ilmu yang sudah mereka dapatkan. Mereka bisa memberdayakan lingkungan sosial dan terus menggerakkan roda perekonomian masyarakat adat.
Ada juga Sekolah Adat yang tersebar di berbagai daerah Indonesia berkat Gerakan Pulang Kampung!
Berbeda dengan sekolah umum karena mereka banyak belajar tentang living school, dan banyak mengajarkan adat istiadat. Siswa sekolah adat banyak belajar tentang cara menanam padi, hukum adat, makanan, minuman, tarian bahkan permainan tradisional.
Pengajarnya dalah tetua kampung, beliau juga memiliki banyak pengetahuan. Salah satunya ilmu astronomi tradisional yang bermanfaat untuk mengetahui segal pernak pernik pertanian.
Masyarakat Adat Sebagai Penjaga Hutan
Sesungguhnya masyarakat adat mengusung norma hidup menjaga kelestarian sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Merekalah garda terdepan dalam pemenuhan target Indonesia menurunkan emisi Gas Rumah kaca sebesar 29% pada 2030 sebagai salah satu upaya mitigasi iklim.
Menurut AMAN, hutan adat di indonesia telah berkontribusi menjaga karbon sebesar 32,7 Gigaton!
Kearifan lokal masyarakat Sungai Utik misalnya, menjaga hutan membuat keseimbangan alam tetap terjaga sampai sekarang.
Oh ya, tidak ada bukti sejarah yang memperlihatkan persetujuan penyerahan tanah dan wilayah masyarakat adat kepada pemerintah.
Hutan adat bukanlah hutan negara.
Jadi kewajiban kitalah yang “Menjaga para Penjaga”.
Penutup
Masyarakat adat mencerminkan keberagaman Indonesia. Sudah semestinya kita sebagai negara dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, bisa menghormati kesatuan bangsa yang teridiri atas beragam suku, budaya, ras, agama, dan bahasa.
Masyarakat adat memiliki hukum adat yang diterapkan secara turun temurun. Hutan dan masyarakat adat adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Hutan adalah sumber kehidupan bagi masyarakat adat. Kita berhutang pada masyarakat adat karena merekalah yang sebenarnya menjaga hutan.
26 Komentar. Leave new
Bersyukur sekali, sampai saat ini masih ada masyarat adat di Indonesia ya, Mbak. merekalah salah satu garda yang mejaga hutan dan alam kita tetap lestari. Salah satu elemennya adalah kearifan lokal yang selalu masyarat adat patuhi.
Sepatutnyalah mereka (masyarakat adat) dilindungi, karena keberadaan mereka sangat penting. Dengan adanya mereka, hutan pun terawat. Secara global, hutan merupakan paru-paru dunia dan dapat mengurangi pemanasan suhu bumi, mencegah kekeringan saat kemarau dan mencegah banjir dan longsor saat musim hujan.
Setuju mba, karena mereka jugalah kita berhutan, mereka yang menjaga hutan dan tidak serakah eksploitasinya
Di Bali sendiri cukup banyak desa adat. Meski demikian, penduduk yang masih kental adatnya mungkin kayak penduduk Tenganan itu.
Aku kok tertarik waktu baca siswa sekolah adat banyak belajar tentang cara menanam padi, hukum adat, makanan, minuman, tarian bahkan permainan tradisional. Ini di Malang adakah yg sudah seperti ini?
Beberapa kali ketemu langsung sama masyarakat adat, selalu aja amaze dengan perilaku mereka. Bagaimana menghargai kehidupan, menghargai alam bahkan menghargai kematian. Emang mereka kudu selalu dilestarikan karena garda terdepan perlindungan hutan negeri yah
Iya kak, aku juga beberapa kali bertemu dan malah merasa kalau mereka lebih ‘berilmu’ dan ngga tetep aja masih termarjinalkan yah
beberapa kali singgah di komunitas-komunitas masyarakat adat, dan memang yaa mereka semua lekat banget sama alamnya, jaga alam nya tuh bener-bener. Dengan kondisi yg sekarang, global warming dan climate change, kita perlu banget mencontoh spiritualitas masyarakat adat ke alam yaa
Betapa Indonesia ini kaya sekali dengan budaya dan adat. Dan kearifan lokal adat inilah yang akhirnya jadi tumpuan untuk mejaga hutan kita yang tersisa. Kesadaran menjaga hutan semoga menjadi kesadaran bersama
Masyarakat adat menginspirasi kita bahwa karena kita bergantung dengan alam, maka kita pulalah yang harus menjaga dan merawatnya. Hayuuk, jadikan bumi ini tetap lestari
Justru adanya mereka ini bikin saya tenang dan ngga khawatir hutan akan kehabisan orang2 yang akan menjaganya. Trus kalo semua ke kota, semua pgn jadi masyarakat kota dan semua pgn jadi kaya dari hasil hutan, siapa yg mau jaga bumi kita, kan gitu ya
Bisa dibilang masyarakat adat ini penjaga hutan ya mbak
Dengan kearifan lokal nya mereka mengelola hutan secara bijak
Indonesia berbangga karena masih banyak masyarakat yang tersebar di wilayah NKRI dan masih eksis menjaga adat dan budaya yang berhubungan dengan kelestarian hutan. Keberadaan mereka sangat penting dalam keseimbangan ekosistem ya
Betul.sekali kita sangat berhutang budi dg masyarakat adat. Indonesia kaya akan keberagaman kebudayaan yang unik dan terjaga.
kearifan lokal memang ampuh untuk menjaga alam, dan masyarakat berperan besar dalam ini…
Aku selalu bangga kalau ada anak mida yg balik kampung dan bangun kampungnya. Gerakan pulang kampung ini juga salah satu inisiasi yg keren, sudah saatnya masyarakat adat juga mendapatkan “perubahan” positif
iya loh mba, sebaran masyarakat adat bener2 merata deh ya.. meskipun jumlahnya pasti berbeda2, ada sebagian provinsi yang banyak dan sedikit. yang jelas, merekalah yang turut membentuk negara kita ini.
Aku hanya tahu tentang masyarakat adat semacam ini di film -film ini. Dengan memmbaca artikel ini jadi menambah wawasanku banget lho mbak.
Dan bener mereka sebagai penjga hutan sangatlah menhhargai bagaimana hutan harus dijaga
Setipa wilayah di Indonesia pasti ada masyarakat adatnya. Yang mana mereka punya sistem sendiri dalam membangun peradaban. Dari bersosialisasi dan peran besar dalam menjaga lingkungan. Itulah mengapa kehadiran masyarakat adat bukan sekedar sejarah tapi masyarakat dari sebuah bangsa yang berhak dilindungi.
Bener banget jauh sebelum ada sekolah formal justru pengetahuan mereka sudah jauh di atas kita kan
Kehidupan di hutan adat ini pastinya sangat berbeda ya dengan di desa pada umumnya. Mereka juga dikenal sangat menjaga dan melindungi hutan tempat mereka tinggal.
Masyarakat adat memang perlu dijaga sih, apalagi di Indonesia kan bangak bgt masyarakat adat. Menurut aku masyarakat adat merupakan sebuah kekayaan.
betul nih, peran masyarakat adat ini sebetulnya berpengaruh esar ya buar menjaga hutan, apalagi sekarang hutan sudah mulai banyak yang menghilang 🙁
Kalau melihat fenomena masyarakat adat, sepertinya memang perjuangan ini masih sangat panjang. Dan semoga dengan perkenalan yang sedikit ini bisa menggugah hati banyak pihak untuk memberikan keadilan bagi masyarakat adat dan bagi hutan kita.
Gerakan Pulang Kampung yang diadakan pemuda masyarakat adat ini sangat menarik. Tidak masalah belajar sampai jauh, tetapi ilmunya kembali lagi ke tempat mereka dibesarkan.
Banyak hal yang dipelajari dr budaya dan adat istiadar masyarakat adat. Bener2 deh kalo kita telusuri kita akan terkesima sendiri