Siapa yang pengen anak-anaknya rajin belajar?
Sebagai ibu, rasanya wajar banget kalau ingin anaknya jadi juara kelas dan rajin belajar. Namun kenyataannya, ketika anak-anak di rumah malah goleran sambil main game di HP. Kalau diajak baca buku hanya menggeleng. Sedih ngga?
Jangan sedih dulu, Bun! Anak-anak memang suka-sukanya main. Yang penting mereka dimotivasi agar mau belajar dan mengikuti materi-materi di sekolah dengan baik. Ini caraku agar anak-anak makin rajin belajarnya:
Table of Contents
1. Jangan Dipaksa Belajar
Pernah ngga marah karena anak nilainya jeblok, padahal sudah ditemani belajar selama berjam-jam?
Rasanya pengen ngamuk lalu maksa dia buat baca buku-buku tebal dan ngga boleh main keluar rumah atau main game online. Dia hanya boleh belajar, belajar, dan belajar sampai ketiduran.
Sebagai orang dewasa kita aja ngga suka dipaksa ya, Bun? Apalagi anak-anak yang masih sukanya main dan bakal stress berat ketika dipaksa belajar terus-menerus.
Memang belajar tuh penting buat masa depan mereka. Tapi kalau dipaksa, anak-anak malah jadi trauma dan akhirnya malas belajar, sedih kan?
2. Ikut Les? Boleh aja, Tapi….
Ada orang tua yang sukanya cariin guru les biar anaknya tambah pintar. Boleh saja sih, terutama bagi pelajaran yang memang penting. Misalnya les matematika atau bahasa inggris.
Namun pastikan anak-anak setuju kalau mengikuti les. Lagi-lagi belajar di kursusan atau saat memanggil guru les privat, ngga boleh dipaksa. Anak-anak diberi kebebasan untuk cari temapt les di mana atau memilih guru untuk mengajari di rumah.
Kalau cocok ya Alhamdulillah dan bisa bikin anak suka belajar, karena guru lesnya enak kalau mengajar.
3. Melihat Tipe Belajar Anak
Satu lagi Moms yang paling penting adalah melihat tipe belajar anak. Ada tiga tipe pembelajar, yakni visual, audio, dan kinestetik. Anak visual belajar dengan cara melihat, audio dengan mendengarkan, dan kinstetik dengan bergerak.
Anak-anakku kan cowok ya Bun dan sepertinya lebih ke arah pembelajar kinestetik. Jadi belajarnya ngga dengan baca buku.
Namun dengan langsung praktek. Misalnya praktek membuat craft, menimbang terigu (sekaligus belajar matematika), dll. Kalau masih bingung, bisa konsultasi ke psikolog agar tahu anak tipe pembelajar yang mana.
4. Mendampingi dengan Sepenuh Hati
Siapa yang masih dampingin anak bikin PR tapi matanya nonton TV atau HP? Hayo?
Bukan begitu cara mengajar yang benar karena anak-anak bisa malas karena bundanya sendiri aja ngga fokus lihat buku dan malah nonton drakor atau gosip di TV.
Jangan begitu dong! Kalau mau anak rajin belajar ya wajib didampingi dengan sepenuh hati. Caranya dengan fokus ke buku atau video edukasi. Anak-anak senang karena didampingi full tanpa terdikstraksi oleh yang lain.
Baca Juga:
Hasil Belajar Bahasa Inggris dengan Web Aplikasi LEXO LAB, Banyak Progressnya!
Belajar Reading, Listening, dan Speaking Lebih Asyik Bersama LEXO LAB
5. Memotivasi, Bukan Mencela
Kalau mau anak rajin belajar dan berprestasi, jangan dicela. Misalnya dia sudah dapat nilai 75, jangan dibilang kurang atau malah mengejek. Sedih jadinya karena anak merasa sudah berusaha tetapi malah dianggap jelek oleh bundanya sendiri.
Sebaiknya anak-anak dimotivasi. Berapapun nilai ulangannya, diberi pujian. Kalaupun masih di bawah KKM ya ngga apa-apa, nanti yang kurang bagus masih bisa dipelajari.
Daripada anak pengen nilai bagus tapi jadinya nyontek? Sedih deh.
Penutup
Membuat anak rajin belajar memang butuh usaha yang kuat, agar dia mau dan senang bersekolah. Yang penting anak dimotivasi untuk terus menuntut ilmu dan diberi pengertian bahwa belajar itu wajib, demi masa depan yang cemerlang. Ajari anak-anak dengan baik dan sepenuh hati agar dia makin suka belajar.