Dari dulu, pertanyaan ini pasti akan sering muncul usai Ramadan. Mana yang harus didahulukan, melaksanakan puasa Syawal yang hukumnya sunnah duluan, apa membayar hutang puasa dulu baru puasa Syawal. Atau malah menggabungkan keduanya?
Table of Contents
Ketentuan Bayar Puasa Ramadan
Puasa qadha tuh wajib dilaksanakan sebanyak hari puasa yang kamu tinggalkan ketika bulan suci. Ketentuan membayar utang puasa Ramadan ini terdapat dalam firman Allah pada Q.S Al-Baqarah 184.
“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,”.
Baca Juga:
Mendampingi Anak TK Berpuasa (bagian 1)
Mendampingi Anak TK Berpuasa (bagian 2)
Puasa Syawal setelah Ramadan
Puasa Syawal adalah puasa sunnah 6 hari yang dilakukan pada bulan Syawal, yaitu setelah Hari Raya Idul Fitri. Ada sebuah riwayat jika seorang muslim berpuasa Ramadan diikuti puasa syawal, maka seakan-akan ia berpuasa selama setahun penuh.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa selama setahun.” (HR. Ahmad 23533, Muslim 1164, Turmudzi 759, dan yang lainnya)
Nah, puasa Syawal ini lebih utama kalau dilakukan secepatnya pada 2-7 Syawal. Namun, juga bisa dikerjakan kapan saja asal masih bulan Syawal.
Kamu juga bisa mengerjakan secara berturut-turut mapun terpisah. Misalnya langsung pada 2-7 Syawal sebanyak 6 hari, ataupun ada bolongnya juga ngga apa-apa.
Baca Juga:
Resep Ayam Teriyaki Omela, Bikin Sajian Sahur Lebih Lezat dan Mudah
Resep Mudah KRAFT Crolette, Pilihan Takjil Gurih dan Lezat Kesukaan Anak
Bolehkah Puasa Syawal tapi Belum Bayar Utang Puasa?
Puasa Syawal sebelum membayar qadha puasa Ramadhan memiliki ketentuan yang berbeda bagi yang punya uzur maupun tidak. Berikut ini dikutip dari Fikih Bulan Syawal: Puasa Syawal, Qadha, Fidyah oleh Muhammad Abduh Tuasikal.
Ketentuan Tanpa Uzur
Kalau kamu tidak berpuasa di bulan Ramadan tanpa uzur, maka menjadi haram untuk puasa Syawal. Jadi harus segera puasa mengganti yang bolong saat Ramadan dan bukan malah disibukkan dengan puasa sunnah lainnya.
Ketentuan Jika Ada Uzur
Sedangkan kalau kamu melewatkan puasa Ramadan karena uzur, bisa karena haid, nifas, safar, maupun sakit lantas tetap puasa Syawal, maka akan mendapat pokok pahala puasa.
Namun ngga akan mendapat pahala puasa sempurna seperti yang disebutkan pada hadits.
Muhammad Abduh Tuasikal menganjurkan qadha puasa lebih baik dikerjakan lebih dulu, kemudian, bisa menlanjutkan dengan mengerjakan puasa Syawal yang hukumnya sunnah.
Ketentuan Jika Puasa dan Haid di Bulan Ramadan
Sebagai perempuan, pasti kita pernah mengalami bolong puasa ramadan karena haid, ya kan?
Menurut pendapat ulama Al-‘Allamah Abu Zur’ah Al-‘Iraq,
“Bagi yang mendahulukan puasa Syawal dari qadha puasa, ia akan mendapatkan pahala pokok sunah puasa walaupun tidak mendapatkan pahala sempurna setahun penuh. Karena hadits menyebutkan mesti mendahulukan puasa Ramadhan. Namun, jika qadha puasa karena tidak berpuasa tanpa uzur, maka haram baginya berpuasa Syawal.”
Sedangkan ustaz Abdul Somad dalam detikKultum menjelaskan keutamaan puasa qadha, mengutip Imam Abu Zakari al-Ansori berdasarkan mazhab Syafi’i.
“(Misal, puasa) utangnya 7 hari, (puasa) Syawal 6 hari, maka puasanya 13 hari. Siapa yang puasa Ramadan, utangnya disempurnakan dulu, utangnya dibayar dulu, diiringi puasa 6 hari di bulan Syawal,” jelasnya dalam detikKultum Ustaz Abdul Somad: Senin (2/5/2022).
Beliau menambahkan kalau yang puasa qadha sebagai pengganti, bagi perempuan, ibu hamil, nifas, menyusui, maka ia otomatis mendapat pahala puasa sunnah Syawal.
Namun, kalau untuk laki-laki yang kemarin safar sehingga ngga puasa di bulan Ramadan, juga harus segera menggantinya di bulan Syawal.
Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadan
Berikut ini bacaan niat qadha puasa dalam bahasa arab dan latin, juga artinya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: “Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha’i fardhi syahri Ramadhana lillahita’ala.”
Artinya: “Aku berniat untuk mengqada puasa Ramadan esok hari karena Allah Ta’ala.”
Bacaan Niat Qadha Puasa Syawal
Kamu boleh niat puasa sunnah pada malam hari, saat sahur, bahkan pagi hari selama kamu belum makan, mnum, atau mengerjakan hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh.
Seperti ini niat puasa Syawal:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: “Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala.”
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Kalau kamu ngga berniat puasa Syawal pada malam hari, terus jadi pingin puasa Syawal saat paginya, maka hukumnya tetap sah ya.
Kamu bisa mengucapkan lafal niat seperti di bawah ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: “Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala.”
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Baca Juga:
Mau Dibuat Apa Angpau “Galak Gampil” THR Lebaran Anak-anak?
Penutup
Jadi aku lebih pilih yang mana nih, Syawal dulu apa Qadha dulu?
Aku sih dulu, iya dulu, lebih mengutamakan puasa Syawal duluan sih. Itu tadi, karena waktunya puasa Syawal kan terbatas, sedangkan puasa qadha bisa menunggu sampai Ramdan berikutnya. Aku ngejar pahala seperti berpuasa selama setahun. Siap coba yang ngga mupeng? Hehe.
Tapi sekarang, iya sekarang, aku lebih mengutamakan qadha puasa dulu. Makanya sebisa mungkin aku mengganti bolong puasanya di bulan Syawal, sambil berharap insya Allah dapat pahala puasa sunnah juga. Tapi tetep sih niatnya qadha puasa Ramadan ngga digabung sama puasa sunnah. Ntar kalau keburu, bisa nambah 6 hari puasa Syawal.
Kenapa?
Yah karena aku mikirnya kalau kita tuh ngga tahu umur seseorang sampai kapan. Jadi aku lebih mengutamakan mendahulukan yang wajib dong daripada mengejar yang sunnah. Masalah pahala, itu rahasia Allah. Puasa kan memang untuk Allah. Selagi aku masih mampu dan punya waktu mengerjakan yang wajib, aku qadha puasa aja dulu.
Kalau teman-teman gimana? Share dong di kolom komentar 🙂
2 Komentar. Leave new
Terima kasih kaka tulisannya sangat bermanfaat
Sama-sama,semoga berkenan mba:)