Pernah ngga nih kamu pas lagi iseng scrolling medsos, kok malah terpancing beli sesuatu yang ngga dibutuhkan atau ngga kepikiran beli cuma karena terpancing diskon aja?
Ingat ngga nih, kapan terakhir bikin daftar ceklist sebelum memutuskan beli sesuatu?
Tahu ngga sih, kalau keputusan manusia saat membeli sesuatu itu 95% terjadi di bawah sadar?
Yaps. Seorang professor dari Harvard University, Gerald Zaltman, mengatakan kalau 95% konsumen memutuskan beli sesuatu di bawah sadar mereka. Jadi yaw ajar kalau konsumen ngga selalu berpikir rasional. Mereka kerap bertindak berdasarkan naluri aja atau dorongan emosional sendiri.
Seorang pakar perilaku konsumen, Phillip Adcock mengatakan kalau reaksi emosional bisa muncul 3000 kali lebih cepat daripada pikiran rasional. Sehingga manusia cenderung menggunakan rasionalitasnya untuk validasi dorongan awal mereka.
Nah saat ini, banyak perusahaan mulai mengembangkan strategi pemasaran dengan teknologi pencitraan otak atau biasa disebut neuromarketing. Terkonologi ini adalah kombinasi ilmu saraf, dan pemasaran yang bisa memahami perilaku konsumen.
Eh gimana tuh? Bingung ngga?
Yuk lanjut baca dulu deh!
Table of Contents
Apa Sih yang Dimaksud Neuromarketing?
Neuromarketing merupakan pendekatan yang menggunakan penemuan neurosains, gunanya buat memahami gimana orang membuat keputusan pembelian.
Sebenarnya ilmu ini memang mempelajari gimana reaksi otak kita terhadap iklan, produk, atau pengalaman membeli.
Jadi perusahaan bisa bikin strategi pemasaran yang lebih efektif dengan apa yang terjadi di kepala konsumen.
Neuromarketing jadi salah satu inovasi terbaru yang menggabungkan prinsip-prinsip ilmu saraf dalam teknik pemasaran.
Penggunaan teknologi canggih seperti pencitraan resonansi magnetic fungsional (fMRI) dan elektroensefalografi (EEG).
Nantinya para peneliti bakal memahami bagian otak mana yang aktif ketika konsumen dapat stimulus pemasaran.
Alat dan Teknik Neuromarketing
Neuromarketing pun memanfaatkan alat dan teknik terbaru buat memahami bagaimana otak konsumen akan bereaksi pada stimulus pemasaran.
Alat utamanya antara lain:
1.fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging)
Sebuah teknologi pencitraan otak yang bisa memvisualisasikan aktivitas otak secara real-time. Menggunakan medan magnet yang kuat sehingga memungkinkan fMRI mengukur perubahan aliran darah di berbagai bagian otak sebagai respon stimulus tertentu.
Biasanya fMRI ini digunakan buat menentukan bagian otak mana yang aktif kalau konsumen mendengar musik, lihat iklan, atau merasakan sensasi. Sehingga akan memberika wawasan bagian otak yang terlibat saat mengambil keputusan saat pembelian.
2. EEG (Electroencephalography)
EEG ini cara kerjanya dengan mengukur aktivitas listrik di permukaan kulit kepala yang disebabkan aktivitas neuron di otak. Saat elektroda di tempatkan di kepala, EEG akan mendetekso perubahan dalam pola aktivitas otak.
EEG bisa membantu kamu buat menentukan apakah sebuah iklan menimbulkan reaksi positif atau negative pada konsumen.
3. Eye Tracking
Pada teknologi eye tracking ini, ada kamera khusus buat melacak gerakan mata dan titik fokus konsumen dalam melihat layar.
Penggunaan eye tracking ini bisa menentukan elemen mana dari iklan yang menarik perhatian konsumen. Misalnya dalam desain situs web atau tata letak toko.
Bagaimana Melakukan Neuromarketing?
Sebelumnya kamu harus bisa memahami cara kerja otak manusia dulu. Bagaimana mereka membuat keputusan pembelian, dan pelajari dasar-dasar neurosains juga.
Gampangnya seperti memilih warna untuk kemasan produk. Kalau kamu jualan produk yang berhubungan dengan relaksasi seperti lilin aromaterapi, pilih warna yang menenangkan seperti biru lembut. Warna ini bisa menciptakan suasana santai yang bikin relaks.
Beberapa pemahaman di bawah ini bisa menjadi panduan cepat dan sederhan yang bisa kamu pertimbangkan.
1. Memahami Konsumen
Saat berjualan suatu produk, pasti kamu punya target audiens bukan? Kamu bisa mulai memahami kebutuhan, tujuan, dan perilaku pembelian mereka.
Kalau kamu banyak mengetahui perilaku konsumen, maka akan semakin membantu menyesuaikan strategi neuromarketing kamu.
2. Tentukan Goals
Pastikan kamu memiliki goals yang jelas untuk kampanye neuromarketingmu. Tetapkan tujuannya apakah untuk meningkatkan penjualan, meningkatkan brand awareness, atau preferensi konsumen.
3. Pilih Alat danTeknik Neuromarketing
Pilih alat neuromarketing yang sesuai dengan goals kamu tadi. Bisa mencakup fMRI, EEG, pelacakan mata, survey emosi dan lain sebagainya.
4. Optimasi Iklan
Setelah memahami bagaimana otak konsumen bereaksi terhadap berbagai elemen iklan, kata-kata tertentu, elemen music, kamu bisa merancang iklan yang lebih menarik.
Misalnya menggunakan teknik eye tracking bisa menunjukkan bagian mana dari iklan yang paling menarik konsumen. Jadi kamu bisa menyesuaikan desain iklan yang sesuai.
Nah, gimana? Sekarang kamu sudah mengetahui kan strategi memahami otak konsumen melalui neuromarketing? Jadi kamu bisa memanfaatkannya sebagai peluang dalam meningkatkan produk sesuai permintaan pasar.
Kamu bisa juga Menyusun strategi periklanan dan pemasaran yang tepat sasaran kepada konsumen biar makin cuan!