Seperti yang sudah kita ketahui bahwa virus corona (Covid-19) pertama kali muncul di kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Setelah itu, penularan virus Covid-19 terjadi sangat cepat menyebar dan mengancam keselamatan manusia. Ratusan ribu jiwa telah menjadi korban sehingga virus ini mendapat banyak perhatian dari banyak negara, termasuk Indonesia.
Penyebarannya yang sangat cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan pemberlakuan lockdown untuk mencegah penyebaran virus. Sedangkan Indonesia sendiri menerbitkan peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dalam rangka Percepatan Penanganan Covid-19 agar bisa segera diterapkan di berbagai daerah. Aturan PSBB ini tercatat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2020.
Dilansir dari laman Tirto.id, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam keterangan tertulisnya mengatakan PSBB melingkupi pembatasan sejumlah kegiatan penduduk tertentu dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19.
Pembatasan tersebut meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum, pembatasan kegiatan sosial budaya, pembatasan moda transportasi, dan pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.
Oscar Primadi
Kriteria wilayah yang menerapkan PSBB adalah memiliki peningkatan jumlah kasus dan kematian akibat penyakit COVID-19 secara signifikan dan cepat serta memiliki kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain.
Dampak Covid-19 dan PSBB Istri Buruh Lepas Pantai

Sudah lebih dari 5 tahun suami saya bekerja di luar pulau, lebih tepatnya kepulauan Natuna. On duty, bekerja offshore di lepas pantai selama tiga minggu dan libur juga 3 minggu. Adanya pandemi seperti ini sangat berdampak bagi keluarga kami. Semua sistem manajemen perusahaan berubah dengan berbagai kebijakan baru.
Dilansir dari laman medcom.id, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatat penurunan kinerja perusahaan pada paruh pertama 2020. Pendapatan MEDC turun 11,33 persen secara tahunan dari USD596,88 juta pada semester I-2019 menjadi USD551,76 juta pada semester I-2020. Dari penurunan pendapatan tersebut berimbas pada rugi bersih sebesar USD96 juta pada enam bulan pertama 2020.
CEO Medco Energi Internasional Roberto Lorato mengatakan penurunan kinerja perusahaan merupakan dampak dari pandemi covid-19 yang membuat kebutuhan energi turun. Pada kuartal II-2020 harga minyak berada di bawah USD30 per barel.
Pada laman kontan.co.id, Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan, harga minyak sulit diproyeksi ini karena sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk akibat dari pandemi Covid-19. Menyikapi dinamika harga minyak yang terjadi saat ini, Medco Energi lebih berfokus untuk secara proaktif mengkaji pengeluaran, melakukan penangguhan dan penghematan di berbagai bidang.
Nah dampaknya adalah jadwal kerja pegawai jadi diperpanjang satu minggu, dengan total empat minggu kerja. Upaya ini untuk memangkas biaya transportasi, sehingga memperpanjang waktu kerja dan libur. Selain itu dampak PSBB juga menyebabkan pembatasan moda transportasi. Biasanya dari Malang ke Jakarta menggunakan pesawat, saat ini jalur darat masih menjadi pilihan.
Sampai Jakarta harus melakukan karantina 10 hari dengan rapid tes 2x. Saat ini diberlakukan kebijakan baru, tanpa rapid tapi langsung swab test. Berkali-kali muncul hasil rapid test reaktif tapi swab negatif. Akhirnya rapid test dihilangkan dan swab test diprioritaskan. Suatu ketika suami saya menjalani 2x rapid test hasilnya reaktif, sampai harus rawat inap untuk berbagai tes kesehatan. Alhamdulillah hasil swab test negatif, tapi bagaimana hati ini rasanya tidak cemas dengan kondisi di sana yang sangat mengkhawatirkan.
Belum lagi masih ada wacana pengurangan pegawai besar-besaran yang bikin deg-degan. Sungguh kami hanya bisa berdoa memohon yang terbaik. Agar suami diberi kesehatan dan kelancaran rezeki yang berkah. Saat ini semua kondisi sedang susah, memohon kebaikan pada Sang Maha Pemurah adalah satu-satunya jalan tetap berpasrah.
Pembelajaran Jarak Jauh secara Daring untuk Peserta Didik

Sejak Maret 2020, para peserta didik harus melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah secar virtual. Hal ini sebagai upaya menghindari infeksi dan memutus mata rantai penyebaran covid-19. Bukan hal yang mudah, selama 7 bulan belakangan ini dunia pendidikan mengalami berbagai tantangan.
Mendikbud Nadiem Makarim juga mengakui sistem pembelajaran jarak jauh saat pandemi lebih banyak mengalami kendala. Salah satunya banyak siswa sulit mengakses internet sampai kesulitan membeli pulsa. Bukan hanya peserta didik, tapi tantangan juga dihadapi oleh tenaga pengajar dan wali murid.
Sebagai orang tua yang mendampingi kegiatan mengajar anak di rumah, awalnya saya juga merasa kerepotan. Beradaptasi dengan ritme baru, harus daring dengan berbagai kendalanya, dan masih sibuk mengurusi pekerjaan domestik yang seperti tidak ada habisnya. Belum lagi kondisi suami yang harus LDM, mengasuh tiga balita sudah menjadi tantangan tersendiri.
Di sini harus mulai memikirkan strategi baru, agar tidak kalah dengan keadaan. Saya mulai menyusun kandang waktu dan menentukan skala prioritas dalam mengerjakan segala hal. Saya tidak boleh kalah, saya tidak ingin menyerah, dan saya ingin membuktikan kalau saya bisa. Pelan-pelan berjalan beriringan, dan menyesuaikan keadaan.
Ternyata bisa mendampingi anak belajar sendiri juga bisa semenyenangkan ini. Kita bisa mengamati setiap proses tumbuh kembang, mencatat setiap milestone, mengamati setiap pencapaian dan mensyukuri setiap proses membersamai mereka. Bukan tidak mungkin kalau kelak pilihan saya malah jatuh pada homeschooling.
Membudayakan Program Ibu Bantu Ibu

Bukan saya saja yang sedang terdampak, bahkan di luar sana lebih banyak ibu yang terdampak. Sungguh sangat bersyukur kalo saya masih bisa makan dan tidur di rumah sampai hari ini. Banyak juga lho, teman yang suaminya terdampak, bahkan dirinya sendiri sudah terpapar dan akhirnya positif covid-19. Melihat keadaan tersebut, kami dari komunitas Ibu Profesional menggalakkan program Ibu Bantu Ibu.
Sistemnya adalah, bagi ODP atau PDP bisa melaporkan dirinya kepada petugas yang diberi amanah mencatat member terdampak. Alhamdulillah saya bisa masuk Tim Satgas Bebas Covid, saya merasa hati ini terpanggil untuk berbagi lebih banyak. Nah cara kerjanya adalah, kami akan mendata member yang bersedia menjadi donatur (bisa uang, masker, hand sanitizer, frozen food, vitamin dll). Kemudian saat ada yang mengisi form terdampak covid-19, maka kami akan menghubungi donatur yang paling dekat dengan domisili ibu terdampak tersebut untuk mengirimkan bantuan. Konsepnya sederhana tapi manfaatnya luar biasa. Ingat, kalau rantai kebaikan itu menular. Ada perasaan hangat yang tiba-tiba menjalar saat kita tahu bahwa kita bisa bermanfaat untuk orang lain.
Semoga masa pandemi segera berlalu, semoga kita sekeluarga sehat selalu 🙂
Malang, 6 November 2020
- Dipna Videlia,”Arti PSBB yang Dibuat untuk Cegah Penyebaran Corona di Indonesia”, diakses dari https://tirto.id/arti-psbb-yang-dibuat-untuk-cegah-penyebaran-corona-di-indonesia-eMXT, pada tanggal 6 November 2020 pukul 13.05.
- Annisa Ayu,”Kinerja Medco Energi Menurun Seiring Turunnya Harga Minyak”, diakses dari https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/aNrXWAgk-kinerja-medco-energi-menurun-seiring-turunnya-harga-minyak, pada tanggal 6 November 2020 pukul 13.10.
- Akhmad Suryahadi,”Akibat pandemi, Medco Energi (MEDC) masih sulit memproyeksikan harga minyak”, diakses dari https://investasi.kontan.co.id/news/akibat-pandemi-medco-energi-medc-masih-sulit-memproyeksikan-harga-minyak, pada tanggal 6 November 2020 pukul 13.12.