“Once year,
go somewhere you have never been before”
(Dalai Lama)
Draappp.. draappp.. draapp..
Kami berlari sekencang mungkin, seakan menembus angin. Membayangkan jauhnya counter check di T2, dan sesekali melihat jam tangan sambil terus berlari. Aku menengok sekilas ke arah Dila yang mulai terengah. Membawa ransel kecil, koper kecil, dan tas selempang.
Aku paham benar, dia tak cukup punya tenaga lagi untuk mengejar waktu. Tapi mau bagaimana lagi, kami sudah tak punya banyak waktu!
“Mba, Mandala Tiger Airways ada di T2, lho..” kata mba penjaga counter check-in memberi tahu kami beberapa saat sebelum kami berlarian seperti dikejar setan. Saat itu kami check-in masih di T3 Soetta.
Dila bilang kalau penerbangan internasional semua berpusat di T3. Sedangkan aku yakin benar, kalau kami akan berangkat di T2. Tapi entahlah, rasa-rasanya aku mudah saja mempercayainya.
Saat mba petugas bilang kalau kami salah terminal, rasanya jantungku mau copot. Kami harus naik taksi dulu kalau mau ke T2! Sialnya jalan tercepat menuju T2 sedang ditutup, dan kami harus memutar.
Aku merapal doa apa saja yang terlintas di kepalaku, sambil berharap kami ngga akan ketinggalan pesawat.
Akhirnya aku sampai di depan counter check tepat pukul 15.10 sambil ngos-ngosan. Berusahan menata napasku yang memburu, dan menunjukkan tiket keberangkatan kami ke Bangkok. Ada seorang penjaga yang tampaknya baru saja selesai merampungkan tugasnya.
“Mohon maaf mba, check-in sudah ditutup. Jadi ngga bisa masuk ke ruang boarding,” serunya tegas.
Mata Dila mulai memerah. Sepertinya dia sudah kehabisa kata.
“Saya mohon mas, kami ngga ada bagasi. Saya masih punya tenaga buat berlari lagi,” ratapku.
“Sekali lagi maaf ya mba-mba. Semua dokumen sudah naik ke atas. Dan pengecekan bagian imigrasi membutuhkan waktu yang tidak sebentar,” kata masnya sambil menunjukkan boarding time di tiket print out paling lambat 45 menit sebelum boarding.
Tiket hangus. Padahal Mandala Air menjadwalkan terbang pukul 15.40. kami hanya terlambat 15 menit untuk boarding.
Air mata Dila hampir tumpah. Ya gimana lagi, ini semua memang murni kesalahan kami, masnya cuma menjalankan tugasnya aja.
Terus gimana dong? Apakah aku harus balik ke Cikarang dan menanggung malu setelah mengemis cuti buat ke Thailand? Arrrggghhhh, rasanya ngga bisa mikir.
Kami menanyakan harga tiket untuk penerbangan selanjutnya. Boleh apa saja, AirAsia atau Mandala, apa saja lah. Ternyata ada.
3 juta!
Kami harus merogoh kocek sekitar 3 juta kalau harus memaksa terbang malam itu. Ah ini gila!
Mana ada aku duit segitu. Aku memang menyiapkan dana darurat, tapi ngga sebanyak itu juga. Dila mulai lemas. Wajahnya mulai pucat.
Mbak bagian ticketing pun menyarankan hal lain sebagai solusi. Kami bisa transit di Singapore. Ada tiket murah CGK-SG cuma Rp 450.000 dan SG-BKK (pukul 6.30 am) cuma Rp 750.000. masih terjangkau banget.
Alhamdulillah. Akhirnya kami bisa bernapas lega.
Waaahhhhh, aku ke mendadak ke Singapore lagi nih buat yang ke-2 kalinya. Diluar dugaan banget.
Kami memutuskan bermalam di Changi aja biar ngga ketinggalan pesawat lagi.
Rasanya, dentuman detak jantung dan adrenalin yang berpacu tahun 2013 lalu masih membekas hingga saat ini. Aku pun ingin mengulanginya lagi, setelah 9 tahun ngga ke luar negeri.
Aku yang bertahun-tahun takut bermimpi, rupanya harus menembus batas ketakutanku sendiri dengan merancang resolusi baru tahun ini.
Jepang.
Sebuah mimpi yang bertahun-tahun ku rajut tanpa pernah berani mewujudkannya.
Table of Contents
3 Alasan Memilih Solo Traveling ke Jepang
1.Bermimpi Solo Traveling Setelah Menikah
Dulu, dulu sekali aku termasuk salah seorang yang menikmati pergi berlibur sendirian. Aku senang menikmati rasa introvert yang membuatku nyaman berkelana seorang diri.
Ternyata setelah menikah, mewujudkan solo traveling tuh ngga mudah. Memang kadang ada senengnya jalan bareng pasangan, tapi aku juga butuh waktu-waktu untuk benar-benar sendiri.
Kalau bareng sekeluarga, bukan me time juga namanya. Tapi pindah momong anak! Hahaha.
Jadi selama 8 tahun pernikahan kami, aku belum pernah benar-benar solo traveling. Dan masih belum memungkinkan dengan kondisiku beberapa waktu lalu.
Sedangkan Jepang adalah tempat semua impianku berlabuh. Lebih dari 20 tahun lho aku udah memendam keinginan mengunjungi negeri matahari terbit ini.
Dari yang hobby banget membaca komik sejak SD, aku hampir tahu tempat-tempat hits di Jepang walaupun ngga pernah ke sana. Jaman dulu ngga ada gadget, pelarianku cuma ke perpus buat nyewa komik (manga). Apa aja deh aku baca.
Aku juga nonton anime Jepang, pun dorama-nya.
Ini yang bikin aku sempat les bahasa Jepang, dan memilih ekskul bahasa Jepang. Harapannya dengan memahami beberapa percakapan sederhana bisa membekaliku saat ke Jepang nanti.
Ya. Karena orang Jepang tak begitu lancar bahasa Inggris, jadi mau ngga mau kita yang harus belajar bahasa mereka. Tapi aku menikmatinya.
Ngga sampai belajar bahasa kanji yang susah sih. Pokoknya ngerti percakapan sehari-hari aja, rasanya udah siap berangkat. Hahaha.
2. Pemulihan Trauma Penyintas Covid 19
Ternyata virus fenomenal ini juga (akhirnya) mampir ke tubuhku. Tak tanggung-tanggung, dampaknya membuatku bermalam di ruang isolasi rumah sakit hampir 10 hari.
Bagaimana tak menimbulkan trauma, kalau pada akhirnya opname hanya menimbulkan lebam di kedua tanganku. Obat-obatan yang harus ku minum sehari tiga kali juga ngga sedikit.
Batuk berkepanjangan yang bikin dada dan perut sakit. Terkurung di satu ruangan dengan infus yang berpindah dari tangan satu ke tangan lainnya. Tersiksa? Ngga usah ditanya.
Bersyukur aku bisa melewati masa-masa berat itu. Di saat Covid sedang tinggi-tingginya, aku juga hampir meregang nyawa.
Melihat jarum suntik, membuatku ngilu. Berada di kerumunan juga bisa membuatku cemas. Kadang hal kecil yang ngga rasional bisa membuatku was-was.
Pandemi membuatku, bahkan banyak orang lainnya merasa lelah secara fisik dan emosional. Pemulihan untuk penyintas pun bermacam-macam.
Solo traveling adalah liburan cara aku untuk trauma healing dari kesakitanku.
3. Melihat Salju
Selama lebih dari 30 tahun hidupku di negeri dua musim, aku memang belum pernah melihat salju. Hanya dari gambar, film, ataupun video yang menajamkan indraku untuk membayangkan memegangnya.
Dinginya? Lembutnya? Sungguh aku benar-benar ingin menggenggamnya langsung dengan kedua tanganku!
Aku penasaran dengan Shirakawa-Go yang jadi salah satu warisan dunia berupa desa yang sangat bersejarah yang diakui UNESCO.
Desa ini udah ada sejak ratusan tahun lalu, bangunan rumah di desa ini menggunakan rumah tradisional Gassho Zukuri. Arti dari bangunan ini adalah konstruksi tangan berdoa.
Kenapa aku bersikeras ingin ke sini?
Pada Desember sampai Maret, wilayah desa ini akan tertutup salju tebal saat musim dingin. Pasalnya pada musim ini Shirakawa akan tampak lebih indah seperti negeri dongeng.
Ada festival namanya Winter Light-Up untuk melihat langsung magisnya musim dingin di Shirakawa-Go. Aku pingin banget lihat event eksklusif Winter Illumination. Event ini cuma diadakan beberapa kali dalam setahun selama musim dingin!
Itinerary 5 Hari di Osaka-Shirakawa, Menikmati Japan Winter 2023
Day 1
Kamis (02/02) : Jakarta – Osaka by Philippine Airlines (01.10 – 14.15)
Pilih ini karena dapat Gratis Kupon Hotel dari Traveloka. Dapat Smart Combo juga sampai 40% untuk penerbangan pulang pergi atau multi-kota.
Baca Juga:
Cicil Tiket Pesawat Traveloka Ternyata Mudah dan Cepat
Day 2
Jumat (03/02) pukul 14.15
Tiba di Kansai Airport menuju hotel dengan JR Kansai Hokuriku Pass. Kansai Hokuriku Pass adalah salah satu pass kereta buat berkeliling wilayah Kansai, Kanazawa, dan Toyama. Sangat dirokemendasikan buat kamu yang tiba dan kembali ke Indonesia dari Bandara Kansai. Bisa juga buat ke Shirakawa-Go nanti.
Bisa buat keliling tempat wisata di wilayah Kansai, seperti Kurashiki, Okayama, Himeji, Wakayama, termasuk Osaka, Kyoto, Kobe, dan Nara. Bisa buat mengunjungi Tateyama Kurobe Alpine lho.
Rencananya besok mau langsung jalan-jalan di Osaka aja, tempat pertama yang aku kunjungi adalah Osaka Castle. Jadi mending nyari hotel deket Osaka Castle aja.
Tapi karena aku sampainya masih sore, malemnya pingin jalan-jalan di daerah Distrik Namba. Kebetulan ketemu Holiday Inn Osaka Namba yang direkomendasikan Traveloka.
Dapat rating 8,8 (mengesankan), bikin aku makin kepo. Banyak juga sih rekomendasi hotel lainnya, tapi aku selalu memprioritaskan yang ada review dari pengunjung lainnya. Biar lebih sreg dan mantap.
Holiday Inn Osaka ini benar-benar strategis karena berada di Jantung Dotonburi. Menurut review yang aku baca, cuma jalan kaki 5 menit dari hotel kamu bisa ketemu Dotonbori dan Shin-Shaibashi buat nyari makanan halal dan lezat.
Kenyamanannya sangat istimewa dengan pelayanan yang ramah dan menyenangkan menurut sebagian besar tamu yang datang.
Kamarnya juga nyaman banget deh dengan harga yang masih lumayan aman. Aku memilih yang ngga include sarapan sih, biar bisa sarapan di luar. Bisa pembatalan gratis dan reschedule juga kok.
Japan Night Walking Tour
Sayang banget kan kalau udah sampai Jepang malah gabut. Jangan sampai deh waktu terbuang sia-sia cuma di hotel. Saatnya pakai kartu sakti yang udah beli di Traveloka. Osaka Amazing Pass adalah kartu dengan barcode yang bisa digunakan untuk naik kereta (subway) selama satu atau dua hari yang emang diperuntukkan buat turis.
Penggunaannya sama kaya kartu-kartu lainnya yang bisa digunakan saat mau naik kereta di Jepang. Hanya saja kelebihannya kalau mau masuk ke objek-objek wisata yang ada di Osaka, udah ngga perlu beli tiket lagi. Selain hemat biaya, juga hemat waktu.
Osaka Amazing Pass ini bisa masuk gratis ke 50 tempat wisata di Osaka seperti kebun binatang Tennoji, Museum Osaka Castle, Tsutenkaku Tower, Tombori River Cruise, Museum of House and Livingm dan Legoland.
Bahkan manfaat lainnya, bisa naik bis dan kereta tanpa batas di Osaka secara gratis. Terus kamu juga bisa dapat buku panduan dan kupon Tokux2 yang memberikan penawaran khusus dari berbagai toko, restoran, serta fasilitas di Osaka.
Setelah beli Osaka Amazing Pass di Traveloka kamu bakal mendapatkan email mengenai e-ticket yang nantinya ditunjukkan di beberapa lokasi Tourist Information untuk ditukar dengan Osaka Amazing Pass.
Kalau buat naik bis atau kereta cukup tempelkan di mesin scan pintu masuk otomatis di stasiun/ bis. Saat beli Osaka Amazing Pass di Traveloka pastikan juga dalam memilih tanggal penggunaan sesuai waktu penggunaan selama berkeliling di Osaka.
Aku sih menyarankan, kamu bisa beli kartu ini kalau benar-benar mau explore Osaka selama 1-2 hari. Kalau kamu seharian cuma mau ke satu tempat misalnya Universal Studio Japan (USJ), mending ngga usah beli. Karena jatuhnya akan rugi.
Aku sendiri memutuskan skip Universal Studio karena ngga bawa anak-anak. Jadi aku lebih milih datang ke banyak tempat dan explore Osaka daripada harus antri panjang seharian di Universal Studio. Terserah kamu juga sih, siapa tahu kamu pada kepo keberadaan wahana The Wizarding World of Harry Potter satu-satunya di Asia.
Day 3
Sabtu (04/02)
Pokoknya aku memastikan semua tempat wishlishku ini bisa menggunakan Osaka Amazing Pass yah.
Osaka Castle Museum
Tentu saja Osaka Castle Museum menjadi bucket list yang wajib dikunjungi kalau ke Osaka. Udah lama aku penasaran banget dan pengen ke sini.
Osaka Castle Museum ini dibangun tahun 1583 oleh Toyotomi Hideyoshi yang niatnya akan dijadikan pusat pemerintahan setelah berhasil mempersatukan Jepang.
Meskipun disebut istana, sebenernya tempat ini adalah museum modern yang menceritakan perjalanan Toyotomi Hideyoshi sang pendiri istana selama hidupnya.
Kalau naik ke lantai atas, kita bisa lihat pemandangan kota Osaka yang megah dan cantik.
Shinsekai
Kawasan ini berada di selatan Osaka yang dibangun pada awal 1900-an. Bisa-bisanya pengen ke sini tuh ada apa sih?
Menurutku kawasan ini unik karena tampak seperti melihat Jepang di masa lalu. Dekorasi, restoran dan toko-tokonya sangat klasik tapi colorful.
Memang distrik Shinsekai dikembangkan sejak sebelum masa perang dunia II, setelah kesuksesan penyelenggaraan National Industrial Exposition tahun 1903.
Sempat terlantar usai perang, namun kini berkembang dengan sangat baik sebagai tourist destination di Osaka.
Apalagi ada Tsutenkaku, menara setinggi 103 meter yang bisa bikin kamu melihat view kota Osaka dari obeservatory di ketinggian 91 meter.
Jangan lupa wisata kuliner paling hits di sini, namanya kushikatsu. Semacam gorengan yang ditusuk sate berisi ayam, daging sapi, labu, asparagus, hingga pisang.
Umeda Sky Building
Aku termasuk orang yang suka banget lihat view dari ketinggian, entah mengapa ini bisa membuatku banyak merenung. Betapa kita ini sebenernya kecil banget!
So, aku memutuskan memasukkan Umeda Sky Building saat jalan-jalan ke Osaka. Gedung setinggi 173 meter ini terdiri dari 2 menara yang dihubungkan Floating Garden Observatory di lantai ke-39.
Aku bahkan membayangkan pemandangan kota yang utuh sementara angin sepoi berhembus menerpa wajah.
Kiji Umeda Sky Building Okonomiyaki juga akan memanjakan lidah dengan makanan lokal Osaka. Terletak di Uniy 11 di lantai dasar pertama, Okonomiyaki akan menggoyang lidah dengan harga ramah di kantong.
Distrik Namba (Dotonburi, Shin-Shaibashi, & Den Den Town)
Belum puas dengan Japan Night Walking Tour, kini saatnya explore Distrik Namba lebih jauh.
Kawasan yang pasti dikunjungi turis saat jalan-jalan ke Osaka. Bahkan banyak yang bilang kalau belum berkeliling di Namba, berarti belum mengunjungi Osaka.
1.Makan di Dotonbori Street
Dotonbori Street ini pesona utama Namba. Kamu bahkan bisa menemukan hampir seluruh makanan Jepang di sini. Mulai dari takoyaki, sushi, sashimi, yakiniku, dan berbagai olahan hewan laut yang lezat.
Cocok banget kalau berkunjung saat sore menjelang malam kaya gini. Kita bisa makan sambil lihat pemandangan lampu warna-warni.
2. Tonbori River Cruise
Hanya berjalan sekitar 5 menit dari Dotonbori Street, aku membayangkan pengalaman melihat Namba sambil naik kapal menyusuri sungai Dotonbori.
Nanti selama 20 menit, kamu akan ditemani guide yang menjelaskan daeran Namba/ Minami bersama sejarahnya.
Tur ini ada setiap setengah jam sekali mulai jam 1 siang sampai jam 9 malam.
3. Belanja di Shin-Shaibashi
Agak berjalan ke arah utara dari Sungai Dotonbori, jangan lupa mampir ke Shin Shaibashi sebagai pusat perbelanjaan paling tua dan ramai di Osaka. Di kawasan ini kamu bisa menemukan departement stores & top designer fashion labels bersama dengan toko retail dan butik.
4. Amerikamura
Kalau pingin tah Harajuku-nya Osaka, saatnya meluncur ke Amerikamura atau Amemura.
5. Den Den Town
Kota Den Den di daerah Nipponbashi di Namba sering pula dibandingkan dengan distrik Akihabara Tokyo.
Kalau kamu nyari otaku paradise dan pusat elektronik seperti di Akihabara, jangan lupa mampir ke Den Den Town.
Saatnya otw ke Shirakawa Go. Aku memutuskan naik bus malam aja deh, biar menghemat ongkos penginapan. Mayan lah bisa istirahat dan tidur selama perjalanan.
Kalau dari Osaka, naik bus ke Kanazama dengan lama perjalanan sekitar 6-8 jam. Sampai di Kanazawa langsung lanjut ke Shirakawa dengan Nohi Bus. Perjalanannya sekitar 30 menit sampai 1 jam aja.
Baca Juga:
Menyusuri Romantisme Bali Bersama Traveloka Paylater, Jujur Guna Banget!
Day 4
Minggu (05/02)
Menjelajahi Shirakawa – Go, Situs Warisan Dunia UNESCO
Shirakawa-go memang terkenal dengan rumah-rumah tradisionalnya yang beratap curam dari jerami dan dikelilingi alam yang subur. Kalau kamu ingin menyaksikan museum hidup, langsung aja datang ke mari,
Desa ini udah ada sejak ratusan tahun lalu dan menawarkan keunikan budaya yang luar biasa. Rumah did esa ini harus dibuat sekuat dan sekokoh mungkin karena salju tebal akan menyelimuti selama musim dingin.
Lokasinya memang berada di pegunungan, tepatnya di perbatasan Gifu dan Toyama. Jadi akan tetap sejuk meskipun musim panas.
Aku memang memilih musim dingin (Desember – Februari) untuk mengunjungi Shirakawa-Go karena mengejar event eksklusif Winter Illumination. Aku pingin lihat salju!
Selama event ini, desa akan berubah menjadi seperti negeri dongeng. Bayangkan lampu yang berkelip-kelip di antara pegunungan yang berselimut salju tebal di desa tradisional ini.
Seperti jalan-jalan di negeri ajaib bersalju. Pasti akan sangat cantik!
1. Shiroyama Observation Deck
Dari sini bisa menikmati pemandangan terbaik rumah-rumah bergaya Gassho yang jadi ikon Shirakawa-Go. Cukup berjalan menuju Dek Observasi Shiroyama yang cuma 15 menit dari desa utama. Perjalanannya mudah dengan melintasi lereng-lereng yang landai.
2. Deai-Bashi Bridge
Jembatan ini merupakan jembatan penghubung yang ada di gerbang masuk desa. Kamu yang mau masuk desa pasti akan melewatinya.
Jadi sebelum masuk desa, aku bakal berhenti sejenak buat menikmati pemandangan desa, sungai, dan pegunungan.
3. Shirakawa Hachiman Shinto Shrine
Terletak di dalam desa Ogimachi, memang banyak yang tak tertarik mampir karena kesederhanaan kuil Shirakawa Hachiman Shinto ini.
Hmm, tapi aku tertarik sih, meskipun ukurannya tak cukup besar tapi cukup menyenangkan untuk dijelajahi.
4. Kanda House
Tak lengkap rasanya kalau tak mempelajari budaya setempat. Aku bakal mengunjungi Kanda House untuk belajar bagaimana cara hidup warga setempat.
Jadi Kanda House ini merupakan tempat tinggal yang udah dijadikan museum. Tersembunyi di tengah-tengah rumah bergaya Gassho lainnya, aku juga ingin merasakan kenyamanan dalam secangkir teh hangat sambil menyaksikan pemandangan desa dari lantai teratas.
5. Makanan Yang Wajib Di Coba
Banyak banget kedai makanan yang tersebar di seluruh desa. Apa saja yang bisa dicoba?
1. Gohei Dango/ Gohei Mochi
Kalau kita semua berpikir bahwa kue mochi tuh cocok sebagai makanan pentup yang manis, gohei dango/ gohei mochi ini sebenarnya adalah camilan gurih dari nasi. Ditumbuk dan dilapisi pasta miso. Hmmm, kebayang ngga sih yummy nya.
2. Hida Beef
Daging sapi Hida ini akan memberikan efek meleleh di mulut. Salah satu potongan wagyu terbaik di kelasnya yang membuat sapi Hida salah satu produk unggulan Jepang.
Kalau kamu bosan dalam bentuk steak, bisa juga dinikmati dalam bentuk olahan onigiri, bakso daging sapi, ataupun kroket.
3. Tochi (Japanese horse chestnut) Mochi
Salah satu makanan lokal yang membutuhkan waktu berhari-hari dengan banyak tahapan dalam proses pembuatannya.
Tochi Mochi ini salah satu hidangan yang wajib dicoba. Dibuat dengan kacang kastanye kuda Jepang yang ada di desa ini. Ada persiapan khusus pada Tochi untuk menghilangkan rasa tak enak di kacangnya.
Udah puas dengan jalan-jaln di Shirakawa-Go, saatnya menginap ke hotel terdekat.
Aku memilih Shirakawa – Go Gassho House Gensaku. Bayangkan cuma sekitar 135 meter aja ke Ogimachi Village atau Desa Ogimachi. Membayangkan bobo di rumah bergaya Gassho yang menawan dan khas.
Apalagi uniknya rumah-rumah ini dikenal dengan gaya “prayer hands” karena bentuknya yang unik seperti orang berdoa. Ngga sabar menghabiskan malam di sini!
Day 5
Senin (06/02)
Balik lagi ke Osaka naik JR Kansai Hokuriku Pass biar cepet. Persiapan menuju Kansai International Airport untuk penerbangan menuju Jakarta.
Osaka, Japan 4G Pocket WiFi Rental
Wah, hampir kelupaan. Apalah arti jelajah luar negeri tanpa internet? Bisa mati gaya ntar. Gimana kalau nyasar? Kalau butuh nyari tempat tertentu? Info makanan halal?
Untung ada solusi praktis dari Traveloka.
Sewa router Wifi adalah pilihan terbaik untuk memastikan aku dapat akses internet di sana. Router bisa tersambung untuk banyak perangkat dalam waktu bersamaan jadi bisa lebih menguntungkan.
Apalagi ukuran router yang kecil bisa praktis banget dibawa pergi jalan-jalan. Selain lebih mudah dan praktis, aku juga bisa dapetin router juga perlengkapannya seperti pocket Wifi, kartu SIM, charger, baterai, power bank, kabel data USB, adapter, dan buku petunjuk untuk membantu penggunaan.
Anti mati gaya lagi deh!
Ahhh, lega rasanya udah bikin beberapa bucket list dan itinerary buat perjalanan ke Jepang. Selama ini aku ngga berani bikin itinerary, yah karena ngga tahu juga mau berangkat kapan. Tapi aku sudah memendam keinginan ke Jepang lebih dari 20 tahun.
Aku cuma menerapkan teknik scripting “Law Of Attraction”(LOA) yang intinya seperti hukum universal yang menyatakan apapun yang kita pikirkan akan menjadi kenyataan.
Salah satu teknik LOA adalah scripting, teknik ini digunakan dengan cara menulis apa yang ingin kamu rasakan. Jadi aku pun lebih berani menuliskan mimpi-mimpi lama yang hampir terkubur.
Jadi inget beberapa hari setelah pulang dari Singapore, aku mau nulis di blog tentang perjalananku. Dan ngga sengaja menemukan tulisan wishlistku beberapa tahun sebelumnya kalau aku pingin ke Singapore.
Rasanya merinding banget pas baca. Aku sendiri bahkan telah lupa pernah menuliskannya. Ternyata aku pernah ‘pingin ke Singapore’ bertahun-tahun lalu dan menulisnya. Mungkin alam bawah sadarku yang menggiringku entah bagaimana caranya untuk mewujudkannya.
“If you want something, the universe will give it to you”
Maka, hari ini aku menulis keinginanku yang sudah lama aku simpan rapi, buat ke Jepang. Mungkin bisa sebagai bukti kalau suatu hari nanti aku benar-benar bisa menginjakkan kakiku ke sana. Entah bagaimana cara semesta bekerja.
Kamu pun harus berani menuliskan destinasi wisata yang out of the box di luar zona nyamanmu. Rencanakan liburan di Traveloka seperti liburan cara aku dengan versi kamu.
Yuk gess, saatnya ikuti suara hati dan jalani hidup dengan caramu #LifeYorWay. Tak apa berhenti sejenak, dan jangan lupa berlari lebih kencang di awal tahun ini.
“Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu”
(Andrea Hirata)
Referensi:
Dokumen pribadi dan olahan Canva
https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/pl-shirakawa-go-jepang/189294
https://www.traveloka.com/id-id/explore/activities/itinerary-2-hari-1-malam-liburan-di-osaka-jepang-budget-rp500-ribuan/168688
https://www.klook.com/id/blog/pedoman-liburan-di-shirakawago/
https://www.infojepang.net/item/namba-osaka/
http://www.missnidy.com/2019/02/osaka-amazing-pass.html
https://theislandgirladventures.com/2020/03/25/jalan-jalan-ke-osaka-jepang-having-fun-tapi-juga-kena-sial/
https://www.infojepang.net/item/dotonbori-street-osaka/
2 Komentar. Leave new
Jepang udah jadi wish list aku banget, semoga bisa tercapai segera yaa 😀
Aamiin. Semoga semua mimpi kita bisa terwujud dan Allah mudahkan ya mbaaa. Aamiin kencenggggg!