Barcelona, 2013
Pencopet yang berusaha ditangkap itu terlihat panik dan berlari tak tentu arah ke sana kemari. Sampai akhirnya dia berlari ke arah Gaudi House. Paniklah saya. Saya ikut berlari, mencari tempat untuk menghindari si pria. Dalam kondisi panik dan ketakutan, saya melihat pria itu menabrak seorang remaja bule di dekat saya. Sang remaja berteriak histeris, saya makin panik. Lalu terdengar suara, bruk!…
Apakah kamu punya mimpi keliling dunia? Saat dunia sedang tak baik-baik saja seperti saat ini yang mengharuskan kamu untuk di rumah saja, lantas gimana dong? Aku mendapatkan penawarnya saat membaca Explore Enjoy & Repeat (Catatan Perjalanan dari 20 Negara) karya kak Yani Lauwoie. Membaca tulisannya seolah mengajakku menjejakkan kaki ke 20 Negara yang dia kunjungi. Mau ikut? Yukk sini aku spill ceritanya.
Judul Buku : Explore Enjoy & Repeat (Catatan Perjalanan dari 20 Negara)
Penulis : Yani Lauwoie
Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan : ke-1, September 2019
Jumlah Halaman : 204 halaman
ISBN : 978-6020-520179
Kalau kamu sering lihat caption atau unggahan feed di instagram seseorang saat traveling, biasanya penuh foto cantik, kulineran lezat, dan suasana yang bikin mupeng ke sana juga. Tapi tahukah kamu gimana perjalanan di balik layar mereka?
Yani Lauwoie bahkan harus menghadapi pencopet, kapal yang tiba-tiba mogok di tengah laut, dan mengeluarkan uang lebih mahal dari harga tiket untuk bisa check-in pesawat adalah beberapa ketidakmulusan yang ia hadapi saat traveling.
Apakah banyak ketidakmulusan tersebut menghentikannya kapok jalan-jalan? Tentu saja tidak. Peristiwa-peristiwa yang ia alami ngga ada apa-apanya dibandingkan ribuan pengalaman menyenangkan yang ia dapatkan dari menjelajahi tempat-tempat asing.
Table of Contents
Review Isi Buku
Buku ini terbagi menjadi 4 bab: Culture Shock, Bikin Deg-degan, Inilah realitanya, dan Lha?!.
Sesuai highlight-nya, catatan perjalan ini dirangkum singkat dan padat. Setiap judul cuma 2-3 halaman ngga lebih, jadi ngga bikin bosen. Banyak banget ceritanya dan ditulis menggunakan bahasa yang ringan, anak muda banget lah. Dijamin kita bisa terbawa suasana, seperti ikutan jalan-jalan juga.
Aku seperti ikut deg-degan saat kak Yani nyaris kecopetan di Barcelona, bahkan terapung di kapal kayu saat udah gelap gulita di Bunaken, check-in online satu menit di Edinburgh, dan dikejar hantu-hantuan di Hongkong. Wkwkwk.
Seru dan bikin nagih!
Culture Shock
Bab I ini membahas tentang culture shock. Pasti aja lah setiap orang yang pergi ke luar negeri rentan mengalami culture shock. Terlebih kalau negara yang dikunjungi ngga terlalu bisa bahasa Inggris.
Tahu Gitu Pakai Bahasa Indonesia Saja!
Saat itu kak Yani, Feny, dan Mira ingin pergi ke tempat wisata, Montserrat. Karena buta arah, maka mereka bertanya pada Ibu Passie, kereta mana yang harus dinaiki. Ibu Passie itu petugas stasiun kereta yang ada di Mollet.
Menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa nasional memang membuat tidak semua orang Barcelona bisa bahasa Inggris. Namun, kendala ini ngga menyurutkan semangat mereka untuk membantu turis atau orang-orang yang membutuhkan.
Ibu Passie ngga bisa bahasa Ingrris tapi dia mengerti maksud mereka karena menunjukkan brosur wisata Montserrat. Tetap saja Ibu Passie menjalaskan dalam bahasa Smpanyol yang hanya tertangkap di telinga dengan blaa..blaa..blaa..
Hahaha..
Pokoknya Ibu Passie niat banget menjelaskan sambil mengulang pelan-pelan sampai mereka mengerti. Udah beres dengan urusan perginya, mereka baru ingat masalah pulang. Segala cara udah dicoba buat menjelaskan, mulai dari bicara berulang-ulang, perlahan, sampai kode isyarat.
Kak Yani pun refleks menggunakan bahasa Indonesia.
“Pulanggg..kereta pulang,” sambil menggerakkan tangan kanan seperti melompat dari kanan ke kiri.
Ajaibnya Ibu Passie berkata, “Ahh..” dan menjelaskan rute pulang. Hihi. Tahu gitu dari tadi pake bahasa Indonesia kan beres ngga gontok-gontokkan wkwkwk.
(halaman 4-6)
Tidak Ada Penjualnya, Beli Telur Bayarnya ke Kotak
Terbang ke Australia yuk..
Kak Yani diajak seseorang untuk menemaninya membeli telur ayam ke peternakan. Kok jauh banget beli telur aja ke peternakan.
“Soalnya lebih fresh,” temannya menjawab.
Mereka berkendara selama 15 menit dari Highton, Victoria dan sampai di Rocklea Free Ranger Farm, 159 Friend in Hand Rd, Stonehaven, Victoria.
Mobil berhenti di depan sebuah kios kecil yang terbuat dari kayu. Di belakang kios itu ada sebuah rumah besar dengan lahan pekarangan yang luas. Jadi di dalam kios itu cuma ada 2 kotak hitam besar yang berisi telur-telur.
Di dinding tengahnya ada daftar harga yang ditulis di papan tulis kecil. Daftar harganya ada beberapa, tergantung besar kecilnya telur yang dipilih. Di dinding kiri dan kananannya terdapat foto-foto yang berisi gambar telur, ayam, dab anjing yang terlihat sedang menjaga ayam.
Lalu di mana penjualnya?
Ngga ada! Sama sekali ngga ada. Penjual menjual telur-tekur ini dengan konsep dasar kepercayaan. Konsepnya adalah self-service di Australia.
(halaman 15-17)
Nah, coba bayangkan kalau konsep self servicenya dilakukan di Indonesia? Cuma bisa ngakak hamba hahahaha.
Balada Kamar Dormitory
“Saat baru pertama kali akan mencoba menginap di kamar dormitory, saya sempat khawatir. Bagaimana privasi saya? Bagaimana kalau dapat teman sekamar yang tidak menyenangkan? Macam-macam deh, kekhawatirannya. Tapi, mau tidak mau saya memilih jenis kamar ini karena inilah yang paling sesuai budget saya saat itu.”
Nah, kekhawatiran kak Yani ini pernah aku rasakan banget saat pertama kali ke Singapore bareng temen-temen. Saat itu kami bertiga 3 bersama teman SMA dan emang niat mau backpackeran ala-ala. Karena kami masih jadi pegawai swasta dengan budget minim banget, maka kami memutuskan memilihi kamar dormitory.
Satu ruangan ada keranjang susun kaya di pondokan gitu. Agak syok juga saat tahu bakal mixed cowo cewe. Dan emang banyak bule cowo cewe hahaha. Cuman kami emang sekadar tegur sapa basa-basi. Tapi ada satu cowo dari Bangladesh, namanya Baratesh. Kami sempet ngobrol banyak bareng dia dengan bahasa Singlish gitu. Lucu banget deh pengalaman kaya gini tuh.
Jadi emang kami cuma numpang istirahat aja, ngga ada macem-macem gitu karena emang saling jaga privasi. Ada bule dari italia, dari Brazil juga ada. Bahkan seperti kata kak Yani, ada yang orangnya baik tapi suara ngoroknya bikin kepala pecah. Kami yang mau istirahat jadi keganggu banget. Hihi.
Lebih dari Mimpi
“Apa yang membawamu ke Irlandia?”
“Kalau saya memberitahumu, janji ya, kamu ngga akan ketawa?”
“Saya ngga akan ketawa.”
Kak Yani pun bercerita pada Michael, pria Irlandia yang ia kenal di hostel. Jadi ia punya mimpi untuk datang ke Irlandia sejak SMA. Kenapa? Karena Boyzone! Yap. Boyband asal Irlandia yang ngetop di era 90-an.
(halaman 109-111)
Aku jadi ingat mimpiku sendiri buat terbang ke Jepang karena saking sukanya sama manga dan anime sejak SD. Kalau kak Yani mimpinya dari SMA sudah terkabul dan berhasil menjejakkan kaki di Irlandia, maka aku sampai saat ini belum.
Padahal Jepang dengan segala budaya, tradisi, wisata, kuliner, dorama, manga, anime yang membuatku jatuh cinta. Kedisiplinan, pendidikan, semuanya. Aku ingin mengunjungi banyak tempat yang udah aku list dan kurapal doa setiap saat. Menunggu terwujud suatu hari. Karena seperti saat pertama ke Singapore. Aku pernah menuliskannya bertahun-tahun silam, dan aku bisa sampai di sana dengan cara yang ngga pernah aku duga.
Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita..
Tuhan tahu, tapi menunggu..
Jadi aku percaya aja. Suatu hari bisa ke sana..
Sekilas Tentang Penulis
Yani Lauwoie adalah seorang penulis, editor, dan penerjemah yang memiliki 15 tahun pengalaman bekerja di majalah, dan industri penerbitan online. Pengalaman ini yang membuatknya leluasa traveling dan keliling dunia. Ia jadi bisa mencatat tiap pengalamannya lewat buku berjudul “Explore Enjoy & Repeat (Catatan Perjalanan dari 20 Negara)”.
Penutup
Membaca buku Explore Enjoy & Repeat (Catatan Perjalanan dari 20 Negara) membuat kamu ikut bertualang melewati berbagai kisah tegang, unik, menggemaskan, dan menggembirakan yang ditulis kak Yani Lauwoie.
Penggambaran suasana yang detil dan gaya bahasa yang ringan, membuat pembaca terhanyut seolah-olah berada di tempat itu juga. Melalui tulisannya, kak Yani memotivasi kita semua untuk tidak berhenti mewujudkan mimpi traveling keliling dunia.
Penasaran kan dengan kisah-kisah perjalanan kak Yani? Buruan beli dan langsung baca!
Mampir juga ke blog kak Yani yah :))
Baca Juga:
Review Buku: ORIGIN by Dan Brown
DearTomorrow: Notes to My Future Self by Maudy Ayunda
Review Kina’s Story: Kina and Her Fluffy Bunny by Maudy Ayunda
Review ‘Hijrah Sakinah’ by Hanny Dewanti
14 Komentar. Leave new
Ceritanya asyik dan bikin penasaran oii. Btw konsep self service kalau diterapkan di indonesia kayaknya rada diprotes ya, haha
Masih culture shock juga bakalan wkwk
Kalau baca resensi buku begini aku auto langsung pengen punya bukunya. Seru banget baca tiap pengalamannya, apalagi bagian yang bahasa spanyol ya.. Wkwkk pernah di posisi ini sih, tapi aku bahasa Inggris wkk
Tuh kan, jadi pengen traveling lagi yah jadinya..
Wah menginspirasi banget tuh bisa keliling 20 negara dan bs didokumentasikan di buku :’) penasaran banget sih kisah lengkapnya, pasti seseru itu. Baca ulasannya aja dah seru. Semoga bisa kaya dia hihihi
Siapa sih yang ngga pengen keliling dunia? hihi. Semoga terwujud yah mbaa.
Masya Allah keren mbakk… membaca ulasannya akupun ikut nano nano bacanya nih.
Salut sama mereka yg berani berpetuapang gini. Mantap dah.. masih single emang bawaannya pengen melalang buana ya hahaha..
Semga terwujud mimpinya mbak..akupun suka dg jepang dan berhrap bisa ke sana.pun dg negara skandinavia hehhe tepatnya finlandia
Iya mba Hamim, kalau jaman masih jomlo emang ngga ada beban yah. Mau ke mana tinggal ngeeenggg wuss wuss. Sekarang bayangin rombongan pasukan sirkus udah kebayang rempongnya.
Aamiin.. semoga bisa yaah. Yok semangat deh!
Baca bukunya kak Yani emang pengennya keliliiiiing dunia juga. Gila 20 Negara cuyy. Udah 30an gini, bisa ngga yaa nyusul kak Yani? Wkwkwk
Bisa dong kan bang bing bung yokkkk kitaaaa apaa anak anak???
Gak kebayang lah kalau ad yang jual telur di Indonesia tapi bayarnya simpan di kotaknya aja wkwkw. Tp harusnya bisa sih karena di Australia kan gak dominal muslim, harusnya kt di Indonesia bisa. Menarik nih bukunya jadi pengen baca
Lhaaa makanya harusnya bisa tapi harus diedukasi dulu kali ya wkwkwkwk
Halo Lintang…
Terima kasih banyak untuk review-nya 🙂
Didoakan semoga Lintang bisa segera mewujudkan mimpi ke Jepang ya. Jepang salah satu negara yang bikin saya terkagum-kagum dengan teknologinya yang luar biasa. Tapi yang bikin mata saya berkaca-kaca adalah karena melihat bunga sakura yang luaaaar biasa cantiknya
Waaahhh kak Yani, makasih yah udah berkenan mampir. Terharu akutuuuu. Siap gelar karpet merah wkwkwkwk.
Aamiiiiiinnn kenceng semoga disegerakan. Impian banget duduk2 sambil lihat sakura tuh!