“Trima kasihku ku ucapkan pada guruku yang tulus.
Ilmu yang berguna slalu dilimpahkan untuk bekalku nanti.
Setiap hari ku dibimbingnya agar tumbuhlah bakatku
Kan ku ingat slalu nasehat guruku.”
“Nduk, Ibuk pinjam laptopnya yah. Mau ada ANBK di sekolah. Laptopnya kurang.”
Ibuk adalah kepala sekolah yang diberi amanah memegang dua Sekolah Dasar Negeri. Di usianya yang tak lagi muda, dengan perjalanannya menjadi guru lebih dari 15 tahun, beliau tetap aktif di sekolah.
Saat aku dan ribuan Mama lainnya mengeluh tentang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), apakah kamu pernah berpikir bagaimana dengan gurunya?
Saat aku bilang, belajar dari rumah itu capek, belum lagi yang sedang work from home (WFH), lantas bagaimana dengan gurunya yang dua kali kerja?
Table of Contents
Guru Adalah Pahlawan yang Berjasa
Pendidikan adalah jalan terang yang membuka semua pintu wawasan, menyalakan binar cahaya harapan, menguatkan pilar ketahanan moral bangsa ini. Di sinilah peran seorang guru menjadi sangat penting. Aku tak setuju kalau ada yang bilang guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
Aku dulu tuh pernah bermimpi jadi salah satu pengajar di Indonesia Mengajar (IM). Aku suka anak kecil, suka mengajar anak-anak, tapi karena satu dan lain hal, aku ngga bisa melanjutkan studi Sarjana Pendidikan. Dengan menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar, aku ingin meneruskan mimpiku mengabdi di berbagai daerah pelosok bumi pertiwi.
Menjadi Ahli Madya bukan syarat menjadi Pengajar Muda. Harus Sarjana. Saat itu aku masih menjadi karyawan di salah satu perusahaan farmasi di Cikarang. Aku memutuskan meneruskan kuliah sambil kerja dan mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan. Masih menggantungkan mimpi demi melihat tatapan semesta yang berbinar dengan cahaya harapan.
Mata anak-anak yang haus ilmu pengetahuan, mimpi anak-anak setinggi angkasa lewat ibu dan bapak guru yang katanya tanpa tanda jasa ini.
Sayangnya mimpiku kandas.
“Wajah masa depan kita berada di ruang-ruang kelas. Akan tetapi, hal itu bukan berarti bahwa tanggung-jawab membentuk masa depan hanya berada di pundak pendidik dan tenaga kependidikan di institusi pendidikan. Secara konstitusional, mendidik adalah tanggung jawab negara namun secara moral mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik”
Begitulah ungkapan Bupati Karimun, Nurdin Basirun saat membacakan kutipan amanat Mendikbud RI, Anies Baswedan. Aku pun menjadi tak setuju bila peran penting seorang guru dengan amanahnya mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tanpa tanda jasa.
Setiap guru adalah pahlawan negara. Jasa para guru sudah seharusnya terus melekat pada setiap dada warga negara yang pernah dididiknya.
“Kita semua tahu bahwa kita semua yang ada di sini membawa jasa guru. Saya tidak setuju guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa karena setiap hari kita membawa tanda (jasa) itu,“ Anies Baswedan.
Apalagi semenjak wabah pandemi melanda negeri tercinta ini. Apakah kamu pernah memahami sedikit saja bagaimana semakin beratnya tanggung jawab dan amanah seorang guru?
Sehari Belanja Pengalaman Mengajar Anak-anak
Awal tahun kemarin, sekolah anak-anak mengadakan program kerja baru yaitu pekan “Wali Murid Mengajar”. Setiap wali murid akan diberi kesempatan mengajar pada pekan yang telah disepakati. Harapannya anak ngga akan selalu diberi materi lewat Zoom yang sebenarnya kurang efektif buat anak PAUD.
Mereka belum bisa terlalu lama buat fokus melihat, memperhatikan, bahkan mengikuti instruksi pengajar. Ngga jarang juga saat sesi online, anak-anak malah lari-lari, dan sibuk ngemil. Hihi. Ngga bisa disalahkan juga, kan. Karena seperti yang kubilang kalau aku suka mengajar, aku pun turut ambil peran pertama dalam menyukseskan program ini.
Saat itu memang anak-anak dijadwal datang ke sekolah untuk kegiatan offline, tapi dibatasi hanya empat anak per kelas. Aku mengambil tema yang menyenangkan: Alam Semesta. Aku pun mengajukan diri untuk mengajar, dan mendapatkan sambutan hangat dari kepala sekolah meskipun aku ngga ada background mengajar sebelumnya. Ini bakal jadi pengalaman berharga yang ngga bisa terlupakan. Benar saja!
Hari itu aku datang ke sekolah dengan perasaan berdebar, khawatir, cemas, asli deh nano-nano. Cuma ngajar 4 siswa aja bisa menegangkan kayak gini. Wow! Aku berdoa berkali-kali supaya dimudahkan, ngomongnya lancar dan anak-anak bisa mudah memahami. Sesi wali murid mengajar ini sebenernya cuma 30 menit. Karena anak-anak cuma sekolah 1,5 jam ajah.
Kepala sekolah mendampingi dan memberi sedikit briefing. Siswa yang datang, tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat. Sebelum masuk gerbang, wajib cuci tangan, memakai masker, periksa suhu badan, cek tinggi badan dan berat badan. Kegiatan belajar mengajar dilakukan di luar ruangan dengan meja dan kursi berjarak. Kami memulai doa bersama, bernyanyi, senam dan tibalah giliranku tampil.
Aku memilih bebikinan DIY Planet dan bermain Space 4D. Aku menjelaskan apa itu tata surya, bagaimana matahari dijelaskan dalam Qur’an, apa saja urutan planet, revolusi bumi, rotasi bumi, bahkan nama satelit bumi. Jangan dipikir bahasan ini terlalu tinggi buat anak-anak. Usia mereka ini malah daya serapnya seperti spons, cepet dan gampang banget menyerap informasi baru. Respon mereka sangat baik, mereka menjadi tahu bumi tempat mereka tinggal. Excited banget deh pokoknya.
Bagaimana perasaanku?
Aku meninggalkan sekolah dengan perasaan bahagia. Melihat pancaran tatapan bahagia anak-anak itu seperti mendapat ruang dan menemukan aktivitas bakat dominan yang lama terkubur. Aku memiliki tema bakat belief yang suka mendahulukan orang lain dan senang melayani mereka. Seneng kalau bisa bermanfaat buat orang lain, bisa menjadi guru, atau relawan.
Apalagi melihat binar mata mereka yang bercahaya, dengan rasa ingin tahu yang tinggi..
“Bunda Lintang, kenapa sih kok ada siang ada malam? Kenapa kok malam ada bintang sama bulan?”
“Bunda Lintang, tolong dong, aku mau lihat besarnya matahari. Kenapa ya matahari kok panas banget. Apa kita bisa terbakar kalau dekat-dekat?”
Rasanya tak ada habisnya pertanyaan yang keluar dari rasa keingintahuan mereka yang menggebu. Serius, ini mah cuma 30 menit berasa kurang! Justru anak-anak hebat ini yang membuatku lebih banyak belajar. Membuatku memiliki semangat lagi untuk terus mengajar. Membuatku lebih percaya diri membersamai mereka dan menemukan harapan untuk terus berbagi dan mengabdi.
Perjuangan Guru Dalam Mendampingi PJJ
Pandemi Covid 19 memang memberikan dampak pada semua lini kehidupan. Mau ngga mau kita dipaksa untuk segera beradaptasi dengan kondisi yang baru. Kalau sebelumnya aku sangat aktif di luar rumah dengan berbagai aktivitas, saat ini harus belajar mengerjakan semua hal hanya dari dalam rumah.
Mulai dari belanja, bekerja, mendampingi anak-anak sekolah, bahkan olahraga pun harus bisa dilakukan dari rumah. Bosan? Pasti. Yah mau gimana lagi, ini juga salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah meluasnya penularan Covid 19. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan tagar di rumah saja memang tujuannya untuk mengurangi interaksi banyak orang yang memberi akses pada penularan virus.
Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia yah dengan meliburkan semua aktivitas pendidikan tatap muka menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Berbagai model pembelajaran diupayakan guru untuk menunjang kegiatan belajar siswa di rumah.
Perubahan kegiatan pembelajaran seperti ini tentu saja menjadi hambatan bagi guru maupun siswa, namun juga menjadi sebuah tantangan baru. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring adalah hal yang benar-benar baru, tentu saja membuat kaget berbagai belah pihak. Ngga cuma guru dan sekolah tapi siswa dan wali murid. Semua harus bisa segera beradaptasi mengingat sistem ini memanfaatkan teknologi elektronik dan internet dalam penyampaian materi.
Masalahnya ngga semua guru bisa menggunakan teknologi dan akses internet, namun dengan bantuan guru muda yang kaya inovasi, maka pembelajaran daring bisa berjalan. Ada aplikasi dan platform tertentu yang dibutuhkan saat daring, misalnya Google Classroom, Whatsapp, Zoom, dan Gmeet. Banyak guru yang belum terbiasa dan masih adaptasi dengan berbagai persiapan agar pembelajaran bisa efektif. Banyak media elektronik yang harus disiapkan seerti smartphone maupun laptop.
“Guru harus terus inovatif, biar siswa juga ngga malas belajar. Kalau guru ngga kreatif, muridnya juga jadi malas,” kata Ibuk.
Keluhan Siswa saat PJJ Selama Pandemi
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tentu saja dilakukan secara daring. Di mana proses pembelajaran daring merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dnegan memanfaatkan berbagai fitur seperti smartphone, teknologi digital, laptop, web atau aplikasi berbasis jaringan.
Masalahnya adalah banyak sekolah dan siswa yang mengeluh, terlebih sekolahan yang tak terjangkau internet sehingga susah saat harus mengumpulkan tugas. Jangankan gurunya yang masih belajar, para Mama juga mulai kewalahan dong. Apalagi Mama yang juga bekerja di ranah publik.
Ada saudaraku yang anaknya full day school dan daring, sedangkan Mamanya kerja. Mau ngga mau harus tetep mendampingi anak nge-Zoom di sela-sela WFHnya. Terus apa ada yang anaknya ngga terpantau? Yah banyak lah. Banyak juga ngga ngerjakan tugas, dengan banyak alasan. Mulai dari ngga ada sinyal, HP harus gantian, bahkan ngga punya laptop. Padahal udah ada kuota gratis juga dari pemerintah.
Mungkin sistem PJJ ini cocoknya untuk anak yang udah bisa dikondisikan kegiatan belajar mengajarnya. Dan hal ini ngga berlaku untuk anakku yang masih pre school. Udah ngobrol sama Miss di sekolah, kalau anak-anak ngga bisa kalau harus sering Zoom di depan laptop.
Pernah tuh saat sesi Zoom bebikinan DIY roket dari botol, saat Miss menerangkan, eh anaknya malah main sepak bola di luar rumah. Yang ada malah Mamanya dong yang nyimak tutorialnya, dan berakhir Mama yang ngerjain tugas.
Yah, malah jadi ajang seni kreatif para Mama bikin PR anak-anak. Anak-anak cuma bisa bertahan beberapa menit aja tuh di depan laptop. Anak ngga bisa menerima materi, yang ada malah bikin Mama pusing tujuh keliling.
Mungkin kalau anak kelas lima SD atau SMP udah bisa mengikuti kelas sampai siang yah. Cuma kendalanya adalah alat belajarnya yang ngga mumpuni. Seorang temenku yang punya anak lima dan semuanya sekolah online pun sampai bingung. Mulai dari jam sekian sampai sekian harus nyalain laptop sepanjang hari. Belum jadwal online kajian Mama sendiri.
Bohong kan kalau bilang PJJ itu mudah?
Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran
Media pembelajaran online atau biasa disebut e-learning adalah media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti pendidikan. Prosesnya e-learning sebagai media distance learning yang menciptakan paradigma baru, yakni peran guru sebagai “fasilitator” dan siswa sebagai “peserta aktif” dalam proses belajar mengajar.
Jadi guru memang harus dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang bagus dengan menyajikan bahan ajar yang menarik, sedangkan siswa harus aktif dalam proses belajar tersebut.
Laptop Sebagai Media Pembelajaran Interaktif
Kamu tahu kan penerapan teknologi modern udah semakin digalakkan dalam berbagai sektor kehidupan. Salah satunya dalam bidang pendidikan. Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pembelajaran berkualitas.
Sekarang udah ngga jaman pakai komputer di sekolah, tapi pakai laptop. Tapi dalam penerapannya belum banyak guru yang memahami dan memanfaatkan teknologi ini. Laptop adalah teknologi informasi sebagai bentuk media pembelajaran interaktif yang bisa siswa lebih aktif, membuat aktivitas belajar lebih menyenangkan, dan ngga bikin bosen.
Laptop sebagai teknologi canggih yang banyak sekali pemanfaatannya, karena bisa di bawa ke mana-mana. Laptop punya beberapa input sebagai pemutar video ataupun audia, sumber informasi bila tersambung dengan internet, penyampaian informasi dengan LCD, proyektor dan berbagai aplikasi untuk pembelajaran aktif dan efektif.
Saat ini pemanfaatan laptop di sekolah juga telah berkembang mulai dari pengelolaan tes untuk menampilkan nilai ujian siswa bahkan sampai ujian berbasis komputer pun udah pakai laptop. Apalagi saat pandemi dengan kegiatan belajar jarak jauh secara online, setiap guru wajib tuh punya laptop.
Kegiatan ANBK di Sekolah Membutuhkan Laptop
“Nduk, Ibuk pinjam laptopnya yah. Mau ada ANBK di sekolah. Laptopnya kurang.”
Pelaksanaan ANBK 2021 bakal di mulai nih. Yuk persiapkan diri mulai sekarang!
Tapi kamu tahu ngga sih apa itu ANBK?
Sebenernya ANBK udah selesai di SD tempat ibuku mengabdi. ANBK itu singkatan dari Asesmen Nasional Berbasis Komputer. Lantas apa sih tujuan ANBK?
Dilansir dari laman kemendikbud.co.id, Asesmen Nasional tuh semacam program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guna meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.
Asesmen Nasional ini penting untuk dilakukan ya buat meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Asesmen ini pun dirancang buat menghasilkan informasi akurat dalam memperbaiki kualitas belajar dan mengajar yang tujuan akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa.
Ada tiga instrumen utama yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi, Numerasi), survei karakter dan survei lingkungan belajar.
Kamu membayangkan ini adalah ujian sekolah?
No! ANBK adalah program penilaian mutu sekolah yang dilakukan secara online. Asesmen Nasional beda tuh sama Ujian Nasional. Ini terlihat langsung dalam praktek yang dilakukan. Kalau Ujian Nasional fokus sama penilaian aspek kognitif siswa. Nah, kalau Asesmen Nasional penilaiannya menyeluruh, baik kognitif maupun non-kognitif. Bahkan sampai ke kualitas lingkungan belajar di tiap sekolah.
Pelaksanaannya memang terjadwal antara September-November 2021. Responden yang dipilih kalau di sekolah ibuk, adalah siswa kelas lima. Siswa akan dipilih random dengan jumlah maksimal 30 orang siswa SD/MI dan 45 siswa SMP/MTs. Bentuk soalnya terbagi jadi lima. Apa aja? Ada pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.
Nah, terus masalahnya apa?
Masalahnya adalah perangkat laptop buat online yang kurang. Inventaris sekolah cuma punya beberapa jumlah laptop. Ini yang bikin ibuk bingung. Jadinya ya harus dibagi menjadi dua shift pagi-siang. Dalam satu shift bisa untuk delapan anak. Nah, sekolah harus menyediakan 8 laptop juga dong. Mau ngga mau laptop pribadi guru harus dipinjamkan untuk menunjang Asesmen Nasional ini.
Tuh kan, aku ngga bohong. Seorang guru tuh wajib deh punya laptop. Ngga cuma buat belajar daring di rumah aja. Bahkan laptop lebih efektif buat di bawa ke mana aja untuk menunjang pembelajaran.
Memilih Teknologi Layar ASUS OLED
Mencari laptop yang cocok buat WFH atau PJJ tuh kaya nyari jodoh. Susah susah gampang! Tahu sendiri kan kalau banyak brand laptop di pasaran yang harganya, speknya, dan fiturnya rupawan. Tapi kalau kamu jeli dan up to date, kamu harus tahu kalau ASUS punya fitur menarik dan terdepan.
Aku jadi senyum sendiri saat lihat official video clip bang Fiersa pas ada sesembak yang tanya sebuah spesifikasi laptop dengan fitur komplit.
“Ohhh yang layarnya detail, akurasi warnanya bagus, kontras sama brightnessnya cakep, enak dipandang lama-lama, dan fast respon ngga lemot..ada dong!”
Itu mah spek yang dibutuhkan banget sama guru untuk menunjang kegiatan WFH dan PJJ di rumah. Yah gimana, guru butuh banget menyampaikan materi dengan akurasi visual dan warna yang bagus. Apalagi tetep fast response dan ngga lemot. Guru butuh perangkat yang bisa menunjang mereka untuk tetap produktif berkarya..
Tengoklah kontras, detail mengagumkan
Respons cepat tidak seperti (uhuk) gebetan
Hari-hari jadi lebih menyenangkan
Kita bisa produktif berkarya
Hidup sehat, juga bahagia
Tinggalkan saja segala resah, beralihlah pada ASUS OLED
Kebutuhan akan layar laptop dengan kualitas baik, sangat dibutuhkan guru sebagai support media pembelajaran. Mau gimana lagi, masa sih mau ngajar tapi layarnya burem, warnanya ngga jelas gitu. Jadi ngga semangat tuh anak-anak. Ngantuk bos!
Mengusung tema berbeda dengan layar laptop lainnya, ASUS OLED menawarkan kualitas visual canggih dengan berbagai fitur terknologi terbaik saat ini.
Kamu tahu ngga sih, kalau 80,2% masyarakat kita bilang kalau pengaruh kualitas detail warna pada laptop itu pengaruh banget. Nah, fitur unggulan ASUS OLED ini mendukung HDR. Ngga cuma itu aja, kamu bisa menikmati sajian multimedia dengan gerak visual amat cepat kayak di film action.
ASUS OLED udah dilengkapi dengan response time yang kencengggg sampai 0,2 ms atau 50 kali lebih kenceng dari laptop lainnya.
Ideal Buat Guru untuk Produktif Berkarya
Masih menjadi PR bersama bagaimana menampilkan materi yang menyenangkan dan mudah dipahami anak-anak. Kalau pembelajaran daring pasti kan siswa menyimak materi melalui Zoom atau kebanyakan lewat laptop biar lebih lega belajarnya. Ada sih yang memilih lewat gawai, cuma yah gambarnya ngga segede lewat laptop kan?
Aku tanya pada salah seorang temen yang mengajar di salah satu SMA Negeri kota Malang, tentang urgensi kepemilikan laptop bagi seorang guru.
“Selama KBM dengan sistem PJJ laptop sangat diperlukan, mengingat 90% kegiatan dilakukan secara online. Jika mengandalkan gadget/hp saja akan kesulitan. Dimasa PJJ seperti saat ini, laptop ibarat tempat sekolah jika tidak ada lantas di mana guru akan mengajar?” ujar Ratna.
Apalagi untuk dosen, pasti lebih milih ngajar lewat Zoom atau Gmeet, yang mengharuskan share screen materi. Nah, kemampuan reproduksi warna di layar laptop sangat mempengaruhi kualitas konten. Kalau guru atau dosen pakai layar laptop berkualitas rendah dan ngga dikalibrasi bisa membuat video yang telah diolah jadi beda tampilan warnanya. Bahkan ada foto yang berubah warnanya saat dicetak. Jadi penting banget memilih layar laptop yang udah punya standar industri dan udah dikalibrasi.
ASUS OLED bisa memproduksi 100% warna pada color space DCI-P3 atau setara dengan 133% warna pada color space sRGB. Kemampuan unu yang bikin visual warna lebih kaya dan…menarique!
Teknologi layar ASUS OLED pun udah dikalibrasi sehingga menghasilkan warna sangat akurat. Memiliki standar kalibrasi warna sangat tinggi dan bahkan mendapatkan sertifikasi PANTONE Validated Display.
Simak juga deh 5 alasan kenapa harus memilih ASUS OLED, cocok buat guru juga tentunya:
ASUS OLED Mengurangi Tingkat Paparan Radiasi Cahaya Biru
Guru tuh sibuknya ngga cuma memberi tugas saat daring, tapi semua aktivitasnya membutuhkan perangkat laptop ini. Mulai dari merapikan nilai, membuat silabus, menyiapkan kurikulum, mau bikin rapor, ikutan diklat, banyak banget deh.
Jadi seharian bakal menghadap layar laptop tanpa jeda, apalagi kalau masa pandemi gini. Jadi memilih ASUS OLED dengan fitur Eye Care emang pilihan tepat untuk mengurangi paparan radiasi sinar biru sampai 70%.
Kamu tahu kan kalau paparan radiasi cahaya biru bisa merusak mata?
Apalagi Detik Network berkolaborasi dengan ASUS telah melakukan survey dengan 500 responden dari berbagai latar belakang profesi, dan usia yang berbeda. Hasilnya mengungkapkan 47,3% masyarakat kita menghabiskan 5-10 jam di depan laptop.
Padahal tuh radiasi sinar biru bisa membentuk reaksi partikel oksigen yang membahayakan juga mengganggu proses fotokimia pada retina. Ini yang bikin sel retina rudak dan bisa ganggu penglihatan. Makanya cocok kalau memilih laptop dengan fitur yang telah dilengkapi dengan Eye Care untuk mengurangi paparan radiasi.
10 Alasan Guru Memilih ASUS VivoBook 15 OLED (K513)
Aku udah bilang kan, kalau banyak banget laptop yang bersaing menawarkan berbagai keunggulannya. Tapi sebagai guru yang harus inovatif dalam produktif berkarya, harusnya bisa lebih jeli memilih sih ya.
Aku bilang sama Ibuk, “Sekarang tuh Buk, laptop ngga cuma buat ngetik di Ms.Word atau Excel aja. Udah banyak fitur canggih yang bisa menunjang para guru bikin inovasi mengajar.”
ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) udah sangat memenuhi standar yang dibutuhkan guru dalam berbagai hal yang menunjang pembelajaran.
Dilengkapi Windows 10 Home
Kamu yang masih pakai windows 7 tuh udah lah ketinggalan banget. Guru harus lebih maju dari siswa. Guru yang menjadi contoh biar siswa lebih semangat maju dan belajar. ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) udah dilengkapi Windows 10 Home.
Guru bisa semakin produktif berkarya karena fitur ini udah kompatibel dengan berbagai aplikasi sekolah dan menunjang aplikasi kreatif serta hiburan.
Gratis Office Home & Student 2019 Seumur Hidup
Weits ini tuh yang dibutuhkan guru dan siswa pake banget. Kamu bisa menikmati semuya manfaat PC paket komplit termasuk Office Home & Student 2019. Di dalamnya ada Word, Excel dan PowerPoint, dengan semua fungsi yang dibutuhkan. Dan serunya penggunaan aplikasi Office seumur hidup yang memastikan kamu bisa akses ke fitur yang kamu kenal dan sukai.
Jangan khawatir karena aplikasi Office ini ori banget 100%. Softwarenya juga bakal up date terus dengan pembaruan keamanan rutin buat melindungi perangkat, dan program semua data milik kamu.
Binar Cahaya Memanjakan Mata
ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) punya fitur utama pada layarnya. Seperti yang tadi aku sebutkan, laptop ini sudah dilengkapi dengan layar ASUS OLED. Mengusung layar 15 inchi, teknologi layar eksklusif ini punya kualitas visual terbaik. Ingat kan, ada juga response time yang sangat kencang. Binar cahayanya bakal memanjakan mata kamu banget tuh.
Lebih Sehat dan Produktif Berkarya
Bukan hanya tampilan visual yang baik, tapi teknologi ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) mempunyai tingkat radiasi cahaya biru yang jauh lebih kecil daripada laptop lain.
Hey, radiasi cahaya biru bisa bikin mata kamu lelah, apalagi yang WFH dan PJJ sepanjang hari. Kasihan banget kan kalau matanya ngga dijaga, ngga dieman-eman. Meskipun lagi PJJ juga harus tetap sehat biar bisa produktif berkarya.
WFH dan PJJ Lancar Jaya Minim Gangguan
Guru memang selain tetap datang ke sekolah, namun juga masih sering WFH di rumah untuk PJJ. Sehingga untuk dua kegiatan ini jelas aja membutuhkan laptop dengan fitur konektivitas mumpuni serta komunikasi memadai.
Kamu harus tahu mengapa ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) adalah pilihan tepat yang bisa menunjang dua aktivitas ini.
Dilengkapi Teknologi AI Noise Cancelling
Teknologi ini tuh bisa meredam suara bising yang ada di sekitar kamu. Jadi ngga perlu khawatir berisik saat menyampaikan materi. Keren banget kan.
Apalagi suasana hening sangat dibutuhkan saat PJJ, supaya guru dan siswa bisa melaksanakan aktivitas pembelajaran yang baik.
Teknologi WiFi6
Weits, ada lagi teknologi WiFi terbaru yang lebih kencang dan stabil. Memiliki WiFi bagi seorang guru menurutku adalah sebuah keharusan. Namanya aja daring atau dalam jaringan, yah kamu membutuhkan koneksi jaringan internet yang menunjang PJJ. Gimana bisa terhubung dengan siswa kalau ngga online kan?
WiFi 6 pada ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) udah dilengkapi fitur Smart Connect yang memungkinkan sistem untuk memilih dan terkoneksi dengan router dengan sinyal paling kuat secara otomatis. Nah, kamu tuh bakal dapetin sinyal WiFi terbaik. Ini mah cocok bener dan sangat dibutuhkan untuk para pengajar untuk terus produktif berkarya tanpa batas.
Audio Harman Kardon
Ngga main-main, selain dilengkapi dengan layar OLED NanoEdge FHD 15 inci yang sangat jelas ternyata fitur audionya pun ngga kaleng-kaleng. Suara yang jernih jelas saja diperlukan dan sangat vital untuk persentasi para guru.
Nah audio VivoBook Ultra 15 OLED (K513) telah bersertifikasi Harman Kardon yang menakjubkan. Suara yang ngga jelas, sangat menghambat proses belajar mengajar. Kalau cuma melihat gambar tanpa suara, jelas saja kegiatan belajar menhgajar bisa sangat menjemukan.
Spesifikasi Modern
VivoBook Ultra 15 OLED (K513) sudah ditenagai oleh prosesor 11th Gen Intel Core (Tiger Lake). Prosesor generasi terbaru ini memang dihadirkan untuk meningkatkan performa generasi sebelumnya.
Selain itu juga punya tingkat konsumsi daya yang lebih optimal. Dihadirkan dengan keseimbangan performa dan responsivitas dalam platform berdaya rendah berdasarkan teknologi proses 10nm generasi ketiga. Maka kamu bisa mengoperasikan laptop lebih lama tanpa harus menghubungkannya ke sumber listrik.
Bukan hanya itu, memorinya sendiri sudah DDR4 RAM dengan penyimpanan berupa PCIe SSD. Tahu ngga ini tuh sangat dibutuhkan guru karena mempunyai kecepatan baca dan tulis jauh lebih dahsyat dari HDD yang selama ini kamu punya. Jangan heran kalau VivoBook Ultra 15 OLED (K513) bisa memuat dan menjalankan aplikasi dengan performa lebih kencang.
Kencang dan Hemat Daya dengan AIPT
VivoBook Ultra 15 OLED (K513) merupakan salah satu laptop besutan ASUS yang sudah dilengkapi dengan ASUS Intelligent Performance Technology (AIPT).
Apa tuh? Kamu baru denger?
Jadi teknologi ini bisa meningkatkan performa hingga 40% kalau dibandingkan dengan laptop yang punya spek serupa. AIPT pun membuat konsumsi daya pada VivoBook Ultra 15 OLED (K513) menjadi lebih rendah.
AIPT hadir dengan tiga profil pengaturan di VivoBook Ultra 15 OLED (K513). Kamu bisa mengaktifkannya cukup menekan kombinasi tombol “Fn” dan “F” yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan penggunaanmu.
Bisa di-Upgrade
Jangan khawatir karena VivoBook Ultra 15 OLED (K513) memiliki beberapa opsi upgrade yang salah satunya upgrade kapasitas RAM melalui satu slot SO-DIMM DDR4. Kamu juga bisa menambah kapasitas penyimpanan menggunakan 2.3” SATA SSD atau HDD di laptop VivoBook Ultra 15 OLED (K513).
Kamu ngga perlu was was bakal kudet deh, karena opsi ini cocok buat investasi para guru hingga beberapa tahun ke depan. Dan surprisingly, VivoBook Ultra 15 OLED (K513) udah dikonfirmasi bakal mendapatkan update sistem operasi Windows 11 tanpa biaya tambahan!
Harga Terjangkau
VivoBook Ultra 15 OLED (K513) merupakan laptop dengan panel OLED dengan harga paling terjangkau di Indonesia saat ini. Laptop ini awalnya aku pikir bakal di atas 10 atau 15 juta yah. Ternyata masih sesuai budget dengan banderol Rp 8.599.000.
Berpikir kalau ini adalah aset investasi masa depan buat para guru, jangan sampai mindset kita bilang harganya mahal. Kalau udah terbentuk settingan harga mahal, yakin deh sampai kapan aja kita ngga akan sanggup memilikinya.
Aku coba rangkum dengan tabel, biar kamu bisa lebih mudah baca yah.
Color | Indie Black |
Transparent Silver | |
Hearty Gold | |
Operating System | Windows 10 Home – ASUS recommends Windows 10 Pro for business |
Free Upgrade to Windows 11 | |
Procesoor | Intel® Core™ i3-1115G4 Processor 1.7-3.0 GHz (6M Cache, up to 4.1 GHz) |
Intel® Core™ i5-1135G7 Processor 0.9-2.4 GHz (8M Cache, up to 4.2 GHz) | |
Display | 15.6-inch,OLED,FHD (1920 x 1080) 16:9,Glossy display,LED Backlit,400nits,DCI-P3: 100% ,Screen-to-body ratio: 85 % |
Memory | 4GB DDR4 on board, Memory Max Up to 8GB |
4GB DDR4 on board + 4GB DDR4 SO-DIMM,Memory Max Up to 8GB | |
Storage | 256GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD |
HDD housing for storage expansion | |
I/O Ports | 1x USB 3.2 Gen 1 Type-A |
1x USB 3.2 Gen 1 Type-C | |
2x USB 2.0 Type-A | |
1x HDMI 1.4 | |
1x Headphone out | |
Micro SD card reader | |
Micro SD 4.0 card reader | |
Expansion Slots (includes used) | 1x DDR4 SO-DIMM slot |
1x M.2 2280 PCIe 3.0×2 | |
1x STD 2.5” SATA HDD | |
Keyboard & Touchpad | Backlit Chiclet Keyboard with Num-key |
Camera | 720p HD camera |
Audio | Audio by ICEpower® |
Built-in speaker | |
Built-in microphone | |
Harman/Kardon (Mainstream) | |
With Cortana support | |
Network and Communication | Wi-Fi 6(802.11ax)+Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2 |
Battery | 42WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion |
Power Supply | ø4.0, 65W AC Adapter, Output: 19V DC, 3.42A, 65W, Input: 100~240V AC 50/60Hz universal |
Weight | 1.80 kg (3.97 lbs) |
Dimension (W x D x H) | 35.90 x 23.50 x 1.79 ~ 1.79 cm (14.13″ x 9.25″ x 0.70″ ~ 0.70″) |
Built in Apps | MyASUS |
MyASUS Features | AppDeals System diagnosis Battery health charging Splendid Tru2Life Function key lock Smart WiFi Link to MyASUS |
Microsoft Office | Office Home and Student 2019 included |
Regilator Compliance | EPEAT Energy star |
Security | BIOS Booting User Password Protection Trusted Platform Module (Firmware TPM) |
Included in the Box | Backpack Included accessories vary according to country and territory. Please check with your local ASUS retailer for details. |
Nah, gimana? Mantap kan? Kalau kamu masih ingin kepo informasi seputar ASUS OLED, kamu bisa ngintip di sini >>>>> ASUS OLED <<<<<.
Kesimpulan
Selama masa pandemi guru memang melakukan WFH dan PJJ sekaligus dari rumah. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah perangkat penunjang untuk membantu guru agar bisa terus produktif berkarya. VivoBook Ultra 15 OLED (K513) merupakan pilihan tepat yang menawarkan kualitas visual canggih dengan berbagai fitur terknologi terbaik saat ini. Work it, own it.
Aku berharap, Ibuk dan semua guru Indonesia pun bisa menikmati fitur lengkap pada VivoBook Ultra 15 OLED (K513) untuk menyejahterakan para guru yang tak pernah lelah menyambut binar cahaya harapan dari tiap mata siswa yang haus mereguk manisnya pengetahuan. Setiap guru harus bisa terus produktif berkarya dengan sistem dan perangkat yang menunjang segala aktivitas tanpa batas.
Referensi
https://oled.asus.web.id/
https://www.asus.com/
Foto olahan dokumen pribadi
24 Komentar. Leave new
Asus vivobook ini emang ngerti kita banget ditambah lagi harganya sangat terjangkau, kalau bagi blogger sangat cocok ini spesifikasi pun juga sudah cukup
Cocok banget ini mah buat content creator juga.
Jadi flashback lagi ke tahun kemarin saat masih aktif PJJ. Sampai ada teman anakku yang baru bisa mengikuti ujian sekolah di malam hari. Karena menunggu ortunya pulang kerja.
Bahkan, ini pengalaman wali murid si kakak. Karena ketersediaan hape mereka hanya satu yaitu milik bapaknya. Yang merupakan wali murid. Pada akhirnya, ia mau mengorbankan hapenya dipakai sang anak. Dan ia berangkat ke sekolah dan berbekal pinjam handphone pegawai admin untuk mengajar online. Sungguh setuju banget kalau guru harus dengan tanda jasa. Karena perjuangan mereka bukan main besarnya
Sedih ya mba rasanya, karena perjuangan PJJ ngga bisa kita bebankan hanya pada guru semata. Semua wajib menyukseskan program ini. Kebanyakan walimurid masih pasrah bongkok aja sama guru. Apa-apa mah gurunya. Padahal kalo sedang belajar di rumah ya orang tua yang punya peran ekstra mendampingi. Sistem pendidikan itu memang 85% seharusnya berasal dari rumah. Justru sekolah yang membantu, bukan yang prioritas. Tetep tanggung jawab ada pada orang tua.
Laptop Asus Oled, membantu dukungan pekerjaan maksimal. Asus Oled memiliki spesifikasi tinggi.
Harusnya engga ada istilah guru, pahlawan tanpa tanda jasa. Harusnya malah diberi tanda jasa, lah wong udah berjasa mencerdaskan anak bangsa. Seru banget mbak Lintang, pengalaman mengajarnya. Btw, tadi scroll harga Oled, kirain puluhan juta gitu. Ternyata di bawah 10 yah…Hum…jadi tertarik nih…
dengan adanya pjj menyadarkan sy bahwa pendidikan utama terjadi di keluarga, orang tia dan guru bekerja sama untuk pendidikan anak-anak
Asus memang memahami keinginan customer, setiap tipe punya pengguna masing-masing
aku sebagai pengguna asus juga excited sih dengan produk-produknya saat ini….
Asus Oled ini impian bgt, kebanyang betapa support semua kebutuhan konten kreator. moga bisa tercapai pumya ini hehe
Memang Asus teknologinya selalu upgrade. Nggak salah sejak 2014 lalu sudah jatuh cinta sama produk satu ini.
Laptop yang kaya akan warna,, cock banget nih untuk konten kreator dan yang suka nonton film, drakor dan anime. Tambah ga sabar pingin punya ini laptop
Keren sih ini laptop, waktu spupu su mau laptop sy jg rekomendasiin asus soal.y pernah liat review.y fiersa besari jg hehehh
auto nyanyi aku liat lirik lagu dari Fiersa ini…dengan ASUS OLED emang solusi banget bagi yang saat ini yang masih PJJ.
keren inovasi dari asus, untuk kesehatan dan berkarya, membantu banyak pengajar juga kalo gitu
PJJ… Otomatis banyak halangan buat orang tua dalam membimbing anak-anaknya. Bukannya merasa kesulitan tapi prosesnya itu karena untuk pelaksanaan PJJ itu sendiri belum ada bimbingannya buat orang tua.
Jadi bagi orang tua yang gaptek akan merasa kesulitan dalam menerapkan PJJ ini dan ujung-ujungnya anak tidak bisa belajar dengan maksimal.
Semoga kedepannya tidak ada lagi PJJ
Aku juga pake series nya ASUS cuma yang notebook sih. Memang dari dulu ASUS ini upgradenya cepet dan kualitsnya juga bagus
Liat specnya vivobook ultra 15 oled ini auto mupeng beli. Dengan spec seperti itu harga yang diberikan tergolong murah lho ya.
Semoga bisa memiliki laptop keren ini, Asus vivobook OLED. Biar semangat bikin konten
Aku baru tahu laptop ASUS OLED ini bisa mereduksi cahaya biru sampai 70 persen. Benar-benar sehat ini laptop. Soalnya pekerja kreatif zaman sekarang nyaris selalu menatap laptop seharian dalam waktu lama. Otomatis mereka terpapar blue light lebih lama juga.
Laptop Asus memang jadi pilihan sejak dulu karena memiliki teknologi terbaru dan memiliki kualitas bahan yang oke punya dengan harga yang bersahabat.
Guru adalah pekerjaan yang luar biasa. Di masa pandemi malah lebih luar biasa. Guru dan Murid jadi harus belajar untuk belajar dengan cara baru. Mereka ini sangat butuh laptop yang sehat untuk mata
Keren emang ya kl mamanya kreatif bisa bantuin anaknya ngerjain PR bikin project dan video yg kreatif pula ya, apalagi didukung dengna media pembelajaran seperti Asus Oled ini waw tambah mantep!
Aktivitas pembelajaran jarak jauh yang mau tidak mau dilakukan ini memang harus dikemas dengan cara yang fun dan tidak menjemukan. Lebih enak lagi memang pakai laptop yang mendukung kesehatan mata seperti ASUS OLED.