Sudah hampir memasuki penghujung tahun nih! Sebentar lagi kita akan memasuki babak baru tahun2021, masya Allah. Seperti akhir tahun sebelumnya, saya juga memiliki beberapa resolusi tahunan. Ada goals yang sudah beres dan ada beberapa yang terkena dampak hantaman pandemi. Memang beberapa bulan terakhir membuat semua orang bersusah payah adaptasi dengan ritme hidup baru. Tapi saya pikir, sampai kapan mau menyalahkan keadaan. Saya harus bangkit, berjuang dan menyusun rencana hidup baru. Jadi saya membutuhkan bahan bakar lebih nih, buat menyongsong tahun depan yang lebih menyenangkan. Akhirnya saya menemukan sebuah resolusi baru sebagai bahan bakar. Yuk saya ceritain sebentar 🙂
Mulai batch tahun ajaran ini, sekolah anak kami mengadakan program kerja baru yaitu pekan “Wali Murid Mengajar”. Nanti setiap wali murid akan berkesempatan mengajar pada pekan yang telah disepakati. Biasanya tiap awal bulan dengan tema baru. Pada tema pertama dan kedua yang sudah berjalan, mengajar dilakukan melalui zoom. Hal ini dikarenakan sekolah belum membolehkan kegiatan luring. Zoom hanya diadakan sebulan sekali setiap awal tema baru, pertimbangannya untuk mengurangi screen time siswa terhadap gawai.
Selain itu sebenarnya aktivitas zoom ini sangat tidak efektif diberlakukan pada siswa tingkat paud atau TK. Mereka belum bisa terlalu lama fokus melihat, memperhatikan, bahkan mengikuti instruksi pengajar. Tidak jarang saat kakak-kakak mengajar, anak-anak sibuk makan, lari-larian, masih ke sana ke mari. Meskipun ada juga beberapa anak yang patuh fokus melihat zoom. Jadi saya pribadi kalau harus mengajar melalui zoom merasa kurang bonding dengan anak-anak. Pada akhirnya saya menunda mengambil peran mengajar sampai memungkinkan kegiatan luring.
Alhamdulillah awal bulan Desember ada angin segar kalau wali murid boleh memilih luring disamping kegiatan Home Visit (HV). Selain zoom, selama ini ada kegiatan HV dengan pendampingan kakak guru yang datang seminggu 2x ke rumah. Cukup membantu emak-emak juga sih, karena membuat anak tidak bosan. Dengan adanya kemungkinan luring, orang tua wajib menandatangani surat pernyataan bermaterai bahwa orang tua setuju melepas anak-anak pergi ke sekolah. Pernyataan tersebut dengan beberapa poin yang harus disetujui orang tua. Saya yang sudah mulai jenuh pun langsung mengiyakan angin segar tersebut. Dan anak-anak juga senang bisa bertemu teman-teman di sekolah. Tentu saja dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Baca Juga: Harapan Baru, Semangat Baru 2021
Nah karena sudah ada luring, maka kegiatan wali murid mengajar pun akan dilakukan di sekolah. Saya tertarik mengambil peran, karena tema bulan ini cukup menyenangkan: Alam Semesta. Kebetulan saya sudah menyiapkan materinya. Saya mengajukan diri untuk mengajar bulan ini, dan menyampaikan maksud saya kepada kepala sekolah. Beliau memberi sambutan hangat dan mensupport penuh. Meskipun saya ini belum ada background mengajar. Beliau membesarkan hati saya dan bilang kalau ini nanti akan jadi pengalaman berharga yang tidak bisa dilupakan. Dan benar saja!
Saya datang ke sekolah hari itu dengan perasaan berdebar, khawatir, cemas, pokoknya nano nano deh. Ya ampun hanya mengajar 4 siswa aja bisa se-menegangkan ini rasanya. Padahal biasanya juga buka playground di rumah bareng anak-anak tetangga. Tapi ngga se formal ini juga, ya kan. Saya berdoa berkali-kali agar semua berjalan lancar. Ya ampun cuma 30 menit saja pendampingan membersamai mereka, tapi bisa bikin se parno ini. Saya rencananya akan bikin DIY Planet dan bermain Space 4D.
Kebetulan kepala sekolahnya memang hangat dan sangat ramah, beliau menyambut saya dengan gembira dan memberi sedikit briefing. Siswa yang datang pun sebelum masuk kelas wajib cuci tangan, memakai masker, periksa suhu badan (alhamdulillah semua normal), dan cek BB TB. Kegiatan belajar mengajar dilakukan di luar ruangan dengan meja dan kursi berjarak. Kami memulai berdoa bersama, bernyanyi gembira, dan tibalah giliran saya berbagi materi belajar. Senang sekali menjelaskan apa itu tata surya, apa itu matahari dan disambungkan dengan surat dalam Qur’an, apa saja urutan planet, bagaimana revolusi bumi, rotasi bumi dan apa nama satelit bumi. Jangan salah mengira kalau anak-anak bakal tidak mengerti apa yang sedang mereka pelajari. Usia segini justru daya serapnya seperti spons, sangat mudah menyerap. Dan mereka merespon dengan sangat amat baik, mereka tahu bumi tempat mereka tinggal dan excited banget.
Setelah itu kami mencoba bermain space 4D sebentar untuk melihat bentuk asli planet-planet tersebut. Ternyata mereka ketagihan dong. Sampai saking serunya belajar bareng mereka, bu kepsek bilang kalau saya sudah hampir 1 jam membersamai mereka. Ya ampuuun seseru itu, yang awalnya saya jiper dengan 30 menit pertama apakah bisa terlampaui dengan baik atau tidak. Ternyata menyenangkan sekali bermain bersama anak-anak yang super kritis dan menggemaskan. Kegiatan belajar dilanjutkan dengan motorik kasar dan montessori.
Kegiatan motorik kasar dengan menerbangkan pesawat terbang kertas ke lubang holahop. Ini pun dilakukan di luar ruangan. Kemudian menebak bentuk geometri: lingkaran, segitiga, kotak, dan persegi empat. Anak dihadapkan di depan gambar geometri di papan tulis. Guru menggambar bentuk di punggung anak, dan anak menebak gambar apa yang di gambar guru. Ada beberapa anak yang bisa menjawab tepat dan beberapa anak yang belum bisa fokus menebak. Hanya menunjuk dengan asal. Tapi yang pasti mereka senang.
Saat belajar montessori pun guru mengenalkan perairan dan daratan menggunakan alat montessori. Kegiatan dilakukan dalam kelas dengan duduk berjarak. Anak duduk di alas bertanda warna kuning, dan guru di depan. Anak maju satu-satu untuk praktek, dan alhamdulillah mereka bisa mengikuti instruksi. Kegiatan belajar mengajar juga diselingi acara makan bekal bersama. Anak diharapkan tidak berbicara saat makan, sambil duduk bersila. Setelah makan langsung mencuci tangan dan membuang sampah plastik pada tempat sampah. Kegiatan belajar selesai dengan doa penutup.
Baca Juga: High Energy Ending: Purna Tugas Pengurus IP Malang Raya
Bagaimana dengan saya?
Saya meninggalkan sekolah dengan perasaan bahagia. Saya seperti mendapat ruang dan menemukan kembali aktivitas bakat dominan yang lama terkubur. Sebagai seorang dengan tema bakat belief, saya suka mendahulukan orang lain, senang melayani mereka. Seneng kalau bisa bermanfaat buat orang lain, jadi relawan, jadi guru, pokoknya bisa berguna lah. Hal ini membuat saya lebih peka pada sekitar. Membuka semua panca indra agar tidak melukai orang lain. Belajar menghormati dan menghargai sesama, meskipun kadang saya juga egois saat kondisi tertentu. Saya seorang care taker, yang bisa memahami perasaan orang lain. Saya bisa membaca suasana hati orang lain dan memposisikan diri bagaimana seharusnya. Meskipun terkadang saya juga moody dan ingin dipahami.
Pengalaman mengajar satu hari ini yang membuat saya yakin merumuskan sebuah resolusi yang sudah lama saya simpan. Membuka sebuah Rumah Literasi Kunang-kunang (Learn&Play with fun). Untuk program ini masih tahap rencana dan perlu penggodokan lebih lanjut. Rencananya saya dan beberapa komite wali murid ingin membuat rumah literasi. Jadi konsepnya seperti library yang open house untuk anak-anak di sekitar rumah atau siapa saja. Ada kegiatan belajar bersama, mengaji, bermain sains sederhana, membuat mainan mandiri yang ramah lingkungan, mendongeng read a loud dan masih banyak lagi.
Kenapa Kunang-kunang?
Mereka banyak tetapi saling membantu untuk menyinari atau membantu yang ada di sekitarnya dengan cahaya yang berupa ilmu atau bantuan pertolongan yang lain. Filosofi kunang-kunang dianggap sebagai seseorang yang tidak sombong karena selalu menyinari siapa saja tanpa mengharapkan kembali alias tanpa pamrih. Bahkan ada beberapa orang yang sangat berilmu namun tidak mau diketahui orang banyak seperti halnya kunang-kunang yang menyinari lalu ia memadamkan sinarnya agar tidak disamakan seperti Bintang.
Harapan saya, agar komunitas kami kelak bisa diikuti banyak orang dan bisa lebih berkembang. Anak-anak dekat dengan budaya literasi. Saya juga ingin memiliki peran di lingkungan masyarakat agar bisa memperbaiki kondisi sekitar dengan di mulai dari menjadi sahabat anak-anak tersebut. Semoga dengan mengurusi kepentingan orang lain menjadi perantara agar keluarga saya pribadi bisa menjadi keluarga yang istiqomah berada di jalan Allah.
Semoga semua doa diijabah di saat saya menulis diiringi syahdunya rintik hujan.
Malang, 12 Desember 2020
Artikel ini diikutsertakan minggu tema komunitas Indonesian Content Creator
35 Komentar. Leave new
Keren nie mba resolusinya karena memang lagi pandemi pembelajaran anak dengan sistem ini akan sangat baik
Iya nih mbaa, semoga dimudahkan 🙂 aamiin
Anak-anak memang selalu bikin kejutan ya mbak, kita jadi suka belajar sesuatu dari mereka.
Masya Allah, keren nih konsep Rumah Literasi Kunang-kunang. Semoga dimudahkan ya mbak Lintang. Semangat berbagi ilmu!
Aamiin, makasih ya mbaaaa. Semoga semua resolusi kita bisa goal tahun depan. Aaminnnnnn.
Kerem banget program wali murid mengajar. Aku baru tau loh mba ! Karena pandemi pasti berdampak ya. Semoga semua di mudahkan dan tahun depan bisa mengajar lagi. Aamiin
Iya niihh program baru dari skol, biar walmur ngga pasrah bongkok aja sama guru wkwkw. Seru deh tapi 🙂
Baru kali ini saya membaca kalau mengajar anak anak kecil bisa sangat mengasyikan seperti ini. Tentunya dituntut kreativitas agar pelajaran yang sulit bisa dipahami dengan mudah oleh anak-anak.
Semoga resolusi membangun rumah literasi kunang-kunang menjadi kenyataan ya mbak.
Bener banget mba Ren, ternyata memang bermain bersama anak-anak bisa menambah energi dan semangat baru.
Aamiin. Semoga resolusi mba juga bisa terkabul.
Kereen Mbak kegiatannya bersama anak-anak. Dengat tetap menggunakan masker tapi anak-anak pasti senang. Semoga Rumah Literasi Kunang-kunang (Learn&Play with fun) bisa terwujud ya Mbak aamiin
Amminn. makasih kak Trii. Semoga semua sehat selalu yaaa
Kereeen, pastilah ya mba anak2 antusias dengan konsep belajar ini, mereka pasti bosen jg di rumah terus ga bisa interaksi langsung dengan guru dan teman2nya. Semoga sehat dan dimudahkan selalu proses belajar mengajarnya ya mbaaa
Iyaa bener. Pasti bosen lah mereka di rumah aja. Butuh ketemu temen dan main bareng. Bikin suasana baru buat belajar bareng.
Masyaa Allah, semoga program Rumah Literasi Kunang-Kunang semakin berkembang dan memberi banyak manfaat ya mbak
aamiin kak Alif makasiiihhh.
halo kak,
wah keren nih mengajar anak TK/PAUD. walau keliatannya menyenangkan tapi kalau terlalu banyak juga cukup pusing ya, hahaha. tapi itu mah saya dulu waktu ngajarTK, hihihi. kalau dasarnya senang sih pusingnya ilang ya. apalagi liat tingkah laku mereka yang kadang lucu dan gak habis pikir.
btw, anak saya juga yang pertama usia TK dan tahun ini selain PJJ juga ada kegiatan home visit seminggu sekali. jadi anak gak terlalu jenuh,
semoga tahun depan harapan dan impian kakak terwujud ya. aamiin
Aamiin, makasih kak Eka. Iya seru banget ngajar anak-anak. Tapi gatau juga kalo kebanyakan takut malah pusing wkwkwk.
Rumah Literasi Kunang-Kunang yang diinisiasi oleh Lintang (Bintang), hehe. Bisa pas banget. Sama2 memberikan cahaya di masa yang sedang redup. Terus melaju, L! Suka lihat kamu ngajar kayak gini, emang bakat terpendam yang dominan sih ya.
HI Arai, makasih sudah mampir. Doain yaaa..Semoga Anjani juga bisa menorehkan prestasi dan memberi budaya bagi kita semua.
MasyaAllah suka banget dengan cara mengajarmu mba, ah … jadi pengen punya krucils dan menerapkan metodemu. Bismillah semoga dimudahkan dalam segalanya ya mba aamiin.
Ayooookkkk, minimal bisa lah diterapkan bareng anak-anak tetangga sebelah rumah. Ehhh lagi physical distancing ding wkwkwk
Sekolahnya punya inisiatif bagus nih terbuka sekali konsepnya memberi wewenang pada wali murid utk mengajar. Sepertinya mba lintang bakat ngajar jg nih. semoga suatu saat rumah literasi nya segera terbentuk dan ramai yaa.. Anak -anak emang ga bisa ya tahan d depan layar utk interaksi gt, kecuali utk nonton, hihi
Iya nih program keren dari skolah. Nah bener, anak-anak ngga betah ngezoom. Tapi ngapa liat youtube betah ya seharian hahaha.
Jadi ingat waktu pertama kali mengajar juga gugup banget eh sekalinya pas hari waktu dua jam mengajar di kelas itu rasanya nggak cukup. Btw semoga resolusinya membuat rumah literasi kunang-kunang terwujud ya Mbak. Suka nih dengan filosofi Kunang-Kunangnya 🙂
Tuha kan tuh kan mba Siska ketagihan kan. Aamiin, makasiiihhh.
Keren nih kak resolusinya, moga bsa terlaksana dan terus berkembang ya rumah kunang2 nya, eh tpi smpet bgg saat ngajar montessori, setauku montessori bukan sekadar alat main, tpi full lifestyle kita mengajarkan ke anak *cmiiw
Eh iya bener ada lifestyle montessori juga. Cuman belum bisa full ke sana hihi.
Saya doakan ya mbak, semoga harapannya terwujud dan di mudahan. Aamiin. Saya sendiri juga pengin lah bisa bikin komunitas literasi dengan anak anak atau para remaja. Tapi itu masih jauh panggang daripada api
Aamiin barakallah mba Wiwid. Semoga semua resoluis kita dimudahkan
Ada nihhh di shopee banyak. Murah kok 45k doang. Tapi ati-ati mba Inaa, para bayik bisa amburadul kalo ngga ditemenin, bisa kemakan juga printilan planetnya wkwkkw
Program belajar yang krearif ya mba dengan melibatkan wali murid untuk mengajar. Selain itu kita juga jd ikut belajar lagi dengan program ini. Semoga sukses buat harapannya di tahun2 yg akan datang mbak.
Aamiin makasih mba Rikaa
Salut nih sama rumah Literasi nya, anak2 jadi punya wadah untuk belajar, semangat terus kak menyalurkan ilmu nya
Aamiin, makasih kak 🙂
[…] cuma buku untuk orang dewasa, Storytel juga menyediakan buku yang bisa dinikmati anak-anak. Kadang anak-anak juga bosen sama buku fisik yang itu-itu aja di rumah. Jadi mendengarkan buku di […]