Malang Selatan masih menjadi wilayah yang setiap tahun dihajar kekeringan saat kemarau panjang. Kebutuhan air bersih masyarakat di Malang Selatan kerap terganggu dan membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang harus segera menemukan solusi. Temperatur cuaca kota Malang memang tidak menentu. Kadang terasa sangat panas, meskipun mendung dan hujan kerap datang, tapi temperatur masih berkisar antara 25-27 derajat Celcius di siang hari.
Padahal, Kabupaten Malang memiliki sumber mata air sebanyak 684 yang mengaliri 44 sungai di wilayah terluas kedua di Jawa Timur (Jatim) ini. Misalnya, Sungai Lesti yang memiliki potensi air cukup berlimpah dan bisa dimanfaatkan dengan kapasitas 500 liter/detik untuk mengatasi kekeringan tahunan di Malang Selatan.1
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) menyebut kondisi tersebut merupakan dampak dari perubahan iklim atau climate change. Dalam beberapa studi yang dilakukan para ahli menyebutkan bahwa perubahan iklim yang terjadi bermula pada peningkatan suhu bumi dalam 50 tahun terakhir. Bahkan berdasarkan catatan suhu bumi sejak periode 1800 silam, suhu saat ini merupakan suhu terekstrim sepanjang sejarah.2
Sebagai negara tropis yang berdekatan langsung dengan garis ekuator, Indonesia hanya memiliki dua jenis musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim ini datang dan pergi setiap enam bulan sekali. Tapi kini terjadi pergeseran, kemarau makin panjang lebih dari 6 bulan, sedangkan hujannya turun tak lebih dari 5 bulan saja. Oleh karena itu, adaptasi terhadap perubahan iklim sangat penting dilakukan dalam mengurangi risiko bencana dan risiko penurunan ketersediaan air. Adaptasi perubahan iklim harus dilakukan secara masif dan sistematis dalam suatu komunitas atau masyarakat. Adaptasi yang paling sederhana juga bisa dimulai dari dalam rumah.
Saya menulis sebuah cerita singkat yang bisa dipahami oleh anak-anak dalam membantu menghadapi perubahan iklim dari dalam rumah. Dari sebuah cerita sederhana yang tidak muluk-muluk, harapannya bisa membuat anak-anak turut andil dalam menjaga pemakaian air untuk kehidupan. Pengelolaan penggunaan air yang optimal diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai salah satu upaya terhadap risiko perubahan iklim atas sumber air di Malang. Kepada anak-anak jugalah kita kelak akan menitipkan bumi ini, oleh karenanya mereka juga harus terlibat dan berperan dalam menjaga kelestarian bumi.
Baca Juga : Belajar Pendidikan Karakter dari Maruko-chan
Ke Mana Perginya Air Wudu?
โTamaa.. kalau sikat gigi jangan lupa dimatiin kerannya. Airnya ditampung di gelas dulu, Tam. Jangan dibiarin ngalir terus, Nak. Kan Ibu udah bilang berkali-kali, buruan matiin,โ teriak ibu dari dapur.
โEh iyaa Buu, maaf. Tama lupa. Ini udah dimatiin kok,โ jawab Tama selesai berkumur.
Ayah datang menghampiri Tama yang sedang sibuk membereskan buku sekolah untuk besok.
โTama ingat nggak kenapa ibu selalu mengingatkan kita buat menghemat pemakaian air?โ tanya ayah pada Tama.
โHmm iya, Yah. Ibu bilang sekarang seharusnya sudah masuk musim hujan, tapi nggak hujan-hujan. Mulai terjadi kekeringan di sana-sini, jadi sudah mulai sulit mendapatkan air bersih,โ jawab Tama sambil menyerut pensilnya.
โNah tuh ngerti. Kelihatannya emang sedikit yang ngalir, tapi kan mubazir kalau kamu biarin ngalir nggak kepake, saat kamu sikat gigi. Sepele sih, tapi harus dibiasakan ya Nak,โ jelas ayah.
โSiap Yah, mengerti,โsahut Tama sambil manggut-manggut.
โBesok ikut Ayah jumatan lagi ya kayak minggu kemarin. Kali ini Ayah mau nunjukkin ke Tama, ada sesuatu di masjid,โ ajak Ayah pada Tama.
***
Selesai jumatan Ayah mengajak Tama berjalan-jalan di sekitar tempat wudu dan menunjukkan sebuah bak penampungan.
โTama lihat nggak bak itu, kamu tahu nggak bak penampungan tersebut buat apa?โ tanya Ayah sambil menunjuk sebuah bak dekat tempat wudu.
โEhmm.. biasanya Pak Kirman ngambil air itu buat nyiram tanaman, Yah. Emang itu air apa sih, Yah?โ selidik Tama.
โTama tau nggak ke mana perginya air wudu?โ Ayah balik bertanya.
โDibuang ke bawah saluran itu kan, Yah?โ Tama menjawan sambil menunjuk ke saluran air bawah tempat kran wudu.

โJadi Tam, kamu lihat bak penampungan itu? Bak itu isinya daur ulang air wudu, Tam. Nah masjid kita ini sudah memiliki teknologi sederhana dalam mendaur ulang air wudu. Kamu tahu nggak berapa air yang terbuang sia-sia buat wudu?โ Ayah mencoba mengajak Tama berpikir kritis.
โBanyak banget pasti ya, Yah. Pas Jumatan kaya tadi aja udah banyak banget yang antri berwudu. Belum lagi setiap harinya juga banyak yang salat 5 waktu. Kalau satu orang membutuhkan setidaknya 2 liter air, ya tinggal dikalikan aja berapa orang yang datang dalam satu hari selama 5 waktu salat tersebut. Pasti banyak banget air yang terbuang ya Yah,โ jelas Tama.
โBener banget, Nak. Makanya masjid ini punya Instalasi Pengolahan Air (IPA) khusus dengan alat filtrasi sederhana yang digunakan untuk menampung air wudu. Jadi air tersebut akan difiltrasi, yaitu diolah secara sederhana dan ditampung dalam bak yang kamu lihat tadi. Air ini termasuk belum terkontaminasi bahan kimia, jadi cukup menggunakan filtrasi sederhana.
Alat filter sederhana dapat mengolah limbah wudu dengan proses filtrasi dan adsorbsi. Proses filtrasi ini menggunakan pasir silika yang dapat memisahkan senyawa kimia padat dan cair. Sedangkan untuk proses adsorbsi menggunakan zeolit, dimana zeolit ini salah satunya mempunyai sifat adsorben yang baik.3 Setelah itu air yang sudah diolah tadi bisa disalurkan untuk memenuhi kebutuhan non konsumtif.โ
โApa aja sih Yah kebutuhan non konsumtif itu?โ
โBanyak Tam, misalnya kaya Pak Kirman yang nyiram tanaman itu. Beliau menggunakan air daur ulang tersebut. Bisa juga untuk mencuci sarung dan mukenah masjid, mencuci karpet masjid, mengepel, bahkan mengisi air di kolam lele samping masjid.โ jawab Ayah sambil menjelaskan.
โWah ternyata masih bisa dimanfaatkan lagi buat banyak hal ya, Yah. Sayang banget kalau dibuang gitu aja.โ
โBener banget, Tam. Kalau sekarang Tama nggak hemat air, gimana anak cucu Tama nanti kalau nggak kebagian air bersih?โ tanya Ayah sambil menggandeng tangan semata wayangnya.
โKasihan ya Yah. Maafin Tama ya. Tama janji nggak akan buang-buang air lagi,โ jawab Tama.
โGood boy. Kita sama-sama saling belajar dan mengingatkan ya…โ ujar ayah sambil mengajak Tama berjalan pulang.
- Dede Nana,”Atasi Kekeringan Tahunan di Malang Selatan, Pemkab Siap Manfaatkan Air Baku Sungai Lesti”, diakses dari https://malangtimes.com/baca/48342/20200124/161800/atasi-kekeringan-tahunan-di-malang-selatan-pemkab-siap-manfaatkan-air-baku-sungai-lesti, pada tanggal 1 November 2020 pukul 8.19
- Sisca,”Perubahan Iklim, Cuaca Panas Masih Menyengat”, diakses dari https://malang-post.com/berita/detail/perubahan-iklim-cuaca-panas-masih-menyengat,ย pada tanggal 1 November 2020 pukul 8.23
- Dudima, Dian, Tri Budi.(2019).”Perencanaan Instalasi Pengolahan Air (IPA)Wudhu Dengan Menggunakan Alat Filter Sederhana Di Lingkungan SMP Negeri 6 Malang”, Jurnal Fakultas Teknik Pengairan, Universitas Brawijaya.
31 Komentar. Leave new
cerita yang inspiratif sekali. Memang kita harus berhemat menggunakan air. Jadi secukupnya ya. Thanks for real story..
cerita yang inspiratif sekali. Memang kita harus berhemat menggunakan air. Jadi secukupnya ya. Thanks for real story….
Gerakan menghemat air, memang dimulai dari dalam rumah. Kelihatannya sepele, tapi dampaknya luar biasa.
Langkah yang dilakukan oleh Masjid tersebut sangat patut kita tiru. Air bekas wudhu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya. Salut deh.
Kalo saya wudhu, di bagian bawahnya saya taro ember, biar air keran yang mengalir saat wudhu, jatuh ke ember.
Nah bagus banget pak, tipsnya bila dipraktekkan di tiap rumah pasti bisa berdampak besar dalam penghematan penggunaan air. Air yang tertampung di ember bisa untuk menyiram tanaman..
Saya jadi inget sama salah satu scene di sebuah film yang membahas pemanfaatan air wudhu agar gak terbuang sia-sia. Kalau dipikir jadi makin bermanfaat berkali lipat banget ya air wudhunya dari pada langsung pergi ke saluran pembuangan air
iya banget, soalnya kita minimal wudu aja sehari 5 kali. Dan bayangkan berapa orang yang bisa berhemat dalam penggunaan air wudu ini..
Wow ini keren sekali
Salut sama mesjid-mesjid yang punya pengolahan air seperti ini
Luar biasa. Airnya jadi gak terbuang percuma ya
Bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lainnya
Semoga bisa diaplikasikan di tiap-tiap masjid ya ๐
Keren-keren ideny inovatif banget ya kak. Kelihatannya sih emang sepele buat kedepannya luar biasa sekali kak.
iya begitulah. Semoga bisa segera terealisasi.
Idenya kreatif banget deh kak, jadi air gak kebuang sia sia dan bermanfaat.
Jadi walaupun lagi ada stok air, jadi gak serta merta jadi boros. Tentu ini bisa di manfaatkan di masjid lain biar bermanfaat juga bekas air wudhu nya.
Bener, apalagi buat melatih anak-anak agar tidak boros dalam penggunaan air ya..
Impian banget ini masjid-masjid punya Instalasi Pengolahan Air (IPA) . Apalagi masjid besar dengan jamaah ramai datang. Kalau air wudhunya terbuang sayang. Hemat air demi masa depan generasi nanti penting sekali.
Cerita sederhana dengan makna yang dalam!!
Terima kasih sudah mampir. Bener banget, semoga bisa segera terealisasi dan juga bisa sebagai pembelajaran anak-anak untuk berhemat dalam penggunaan air wudu.
Pengingat juga untuk Aku Dalam memanfaatkan air sebaik-baiknya. Terasanya air itu sumber daya alam yang mudah diperbaharui tapi kalau musim kemarau pasti terasa kalau air alirannya tidak lancar
Semangaattt ๐
Meskipun wudlu bagian dari ritual ibadah, namun inovasi dan kreativitas kita sebagai kholifah di muka bumi perlu menyala. Ini baru muslim yang hebat. Bisa melakukan penghematan air dengan menyalurkannya kepada tanaman. Keren.
Makasiihhhh ๐
Harusnya kalau skala masjid punya model penampungan air wudhu ini seharusnya skala rumah tangga juga bisa ya mbak..karena skala rumah tangga penggunaan airnya lebih besar blm kalau penghuninya banyk ..
Bener bangetttt
Bener banget Mbak,, sedari kecil anak2 kita latih untuk menghemat air. Anak saya kl mencuci piring juga pernah dia menghidupkan terus kran airnya. Sambil membantunya bilas-bilas piring, sy ajak utk terbiasa menghemat air.
Samaa..kadang kalo sikat gigi tuh, krannya dibiarin ngalir. Iya pas cuci piring juga. Sebagai emak emang harus sabar ngingetin wkwkk
cerita yang sangat bagus. Memang usaha untuk menghemat air ini harus dibiasakan pada anak-anak sejak dini. Salah satu cara mengajarkannya yang mudah, ya lewat cerita kayak gini
Bener mba Nanik, karena lewat cerita kadang lebih nancep di anak-anak
Alhamdulillah. Kesadaran menghemat air yang sudah mengemuka. Kudu ditiru sama masjid-masjid lainnya. Meski sepele tapi sangat bermakna. Eh, kalau di kota besar ya bukan jadi hal sepele ding. Ini hal besar…
Kayanya di kota besar malah udah banyak pak guru..
Saya baru kali ini mengetahui ada masjid yang mendaur ulang air wudhu nya. Perlu dicontoh ini.
Yang saya tahu sebelumnya, banyak juga yang memanfaatkan penampungan air hujan untuk kepentingan menyiram tanaman dan rumput sekitar masjid.
Kalo di Jerman gimana mba masjidnya?
Semoga di sini bisa lebih dikembangkan ya pemanfaatan air wudunya..
you are actually a excellent webmaster. The website loading
speed is incredible. It kind of feels that you’re doing
any unique trick. In addition, The contents are masterpiece.
you’ve performed a excellent activity in this matter!
Iโm often to blogging and i really appreciate your content. The article has actually peaks my interest. Iโm going to bookmark your web site and maintain checking for brand spanking new information.
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.