Memang masih banyak yang pro kontra dalam memberikan imunisasi pada buah hati mereka. Kalau aku sendiri sih udah sadar dan paham gimana pentingnya imunisasi buat anak. Jadi aku akan memberikan sedikit edukasi yang mudah dipahami terkait pentingnya imunisasi untuk anak.
Kenapa?
Yah biar orang tua lebih aware sama kesehatan buah hati mereka. Kita bisa apa sih selain berusaha ikhtiar yang terbaik untuk kebaikan anak? Salah satu caranya ya memberikan hak kesehatan mereka melalui imunisasi sejak dini.
Jujur saja, aku sendiri dulu termasuk yang sempat ragu-ragu saat anak pertama harus imunisasi. Rasanya kasihan lihat si kecil disuntik, apalagi kalau sampai demam atau rewel setelahnya.
Tapi setelah mencari informasi dari dokter dan sumber terpercaya, aku justru makin yakin bahwa imunisasi adalah salah satu bentuk cinta terbesar kita sebagai orang tua.
Nah, kalau kamu juga masih bertanya-tanya, yuk kita bahas lebih lengkap kenapa imunisasi itu sangat penting.
Table of Contents
Apa itu Imunisasi?
Imunisasi adalah cara tubuh “dilatih” untuk melawan penyakit. Caranya dengan memberikan vaksin, yang isinya adalah kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Jangan khawatir, ini bukan membuat anak sakit—justru tubuh anak jadi belajar mengenali “musuh” dan siap melawannya kalau suatu hari benar-benar terkena penyakit tersebut.
Bayangkan seperti latihan bela diri. Sebelum anak masuk ke “arena” (alias dunia luar yang penuh virus dan bakteri), dia sudah dibekali jurus-jurus dasar supaya nggak langsung tumbang kalau diserang.
Kenapa Harus dari Kecil?
Karena sistem imun anak masih berkembang, mereka jauh lebih rentan terhadap penyakit. Penyakit seperti campak, difteri, polio, atau hepatitis bukan cuma membuat anak demam. Beberapa bisa menyebabkan kelumpuhan, kerusakan organ, bahkan kematian.
Dengan imunisasi sejak bayi, kita memberi perlindungan ekstra di masa-masa penting pertumbuhan mereka. Dan ini bukan cuma buat si kecil, lho.
Melindungi Orang di Sekitar
Kalau anak kita imun, otomatis risiko dia menularkan penyakit ke orang lain juga lebih kecil. Ini yang disebut herd immunity atau kekebalan kelompok. Jadi kalau sebagian besar anak sudah imunisasi, penyakit jadi susah menyebar.
Ini sangat penting terutama untuk bayi yang belum cukup umur untuk vaksin tertentu, atau orang-orang dengan kondisi medis yang nggak memungkinkan untuk divaksin. Anak kita bisa jadi “perisai” buat orang-orang tercinta di sekitar kita.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Tingkatkan Imunitas Anak dengan Interlac
Aman Nggak Sih?
Imunisasi adalah salah satu intervensi kesehatan yang paling berhasil sepanjang sejarah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa vaksin telah mencegah jutaan kematian setiap tahun. Sejumlah penyakit yang dulu mematikan—seperti cacar air dan polio—sudah hampir tidak ada lagi di berbagai belahan dunia berkat vaksinasi.
Banyak orang tua khawatir tentang efek samping imunisasi. Padahal, sebagian besar efek samping yang muncul biasanya ringan, seperti demam ringan, nyeri di tempat suntikan, atau rewel sebentar. Efek ini justru menandakan bahwa vaksin sedang bekerja memicu respons imun.
Banyak juga mitos beredar, mulai dari imunisasi bikin autis, sampai imunisasi itu agenda asing. Tapi semua itu sudah dibantah lewat penelitian dan data yang valid. Organisasi kesehatan dunia (WHO), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sampai para dokter anak sudah menegaskan bahwa vaksin itu aman dan sangat dianjurkan.
Efek samping seperti demam ringan atau bengkak di area suntikan itu wajar. Bahkan bisa dibilang, itu tanda bahwa sistem imun sedang “berlatih”. Efek samping berat? Sangat jarang, dan kalaupun ada, jauh lebih kecil risikonya dibanding kalau anak terkena penyakit aslinya.
Baca Juga: Tak Perlu Resah, Sirop Obat Aman Untuk Anak. Simak Yuk Dialog Interaktif Kesehatan GPFI
Imunisasi Wajib dan Tambahan
Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menetapkan jadwal imunisasi anak yang terbagi dalam dua kategori:
- Imunisasi Wajib seperti BCG, hepatitis B, DPT, polio, campak, dan rubella.
- Imunisasi Tambahan seperti vaksin pneumokokus, rotavirus, influenza, dan HPV.
Meskipun disebut “tambahan”, vaksin-vaksin ini tetap penting karena melindungi dari penyakit serius, apalagi di daerah dengan risiko tinggi atau jika anak memiliki kondisi tertentu.
Tantangan di Era Digital
Sayangnya, di era media sosial, banyak beredar informasi yang menyesatkan tentang imunisasi. Teori konspirasi, mitos tentang autisme, atau klaim herbal sebagai pengganti vaksin sering kali membuat orang tua ragu.
Sebagai orang tua, penting untuk memilah informasi dari sumber terpercaya seperti IDAI, WHO, atau tenaga medis profesional. Jangan sampai keputusan kesehatan anak ditentukan oleh rumor atau unggahan viral yang belum terbukti kebenarannya.
Baca Juga: Tips Memilih Probiotik Baik dalam Menjaga Kesehatan Pencernaan Anak
Investasi Kesehatan Jangka Panjang
Imunisasi bukan sekadar rutinitas medis. Ini adalah bentuk cinta dan perlindungan orang tua terhadap masa depan anak. Dengan mengikuti jadwal imunisasi yang dianjurkan, orang tua telah memberikan pondasi kekebalan yang kuat bagi anak untuk tumbuh sehat dan aktif.
Menunda atau bahkan menolak imunisasi bisa membawa risiko besar, tidak hanya untuk anak sendiri, tetapi juga untuk masyarakat luas. Ingatlah bahwa pencegahan selalu lebih baik dan lebih murah daripada pengobatan.
Sudahkah anakmu lengkap imunisasinya? Yuk, konsultasikan ke puskesmas atau dokter anak untuk mengecek dan melengkapi jadwal imunisasi mereka. Karena sehat itu berawal dari perlindungan sejak dini.
Referensi:
https://ayosehat.kemkes.go.id/mengapa-perlu-imunisasi