Beberapa menit kemudian, entah sobekan perut yang keberapa lapis, dan perutku ditekan gitu rasanya sampai akhirnyaaa..
Eaak eaakk eaakkk!
Genduk lahir. Masya Allah tabarakallah.
“selamat ya, bayinya perempuan.”
Aku langsung banyak mengucapkan alhamdulillah. Puji syukur atas karunia Allah akhirnya bisa melahirkan dengan sehat dan selamat. Tak henti-heninya mengucap hamdanlillah. Yang penting anak ini selamat. Anak spesial yang memilih jalan lahir lewat jalan tol yang bebas hambatan. 18 April pukul 11 menit kesekian. Tanggal yang sama dengan hari lahir adikku.
Aku melihat genduk sekilas, sebelum di bawa ke mana oleh mbak sus. Dr Imam melanjutkan jahit menjahit. Setelah selesai, aku langsung dipindahkan ke kamar observasi yang tadi, dan mulai merasa menggiggil. Sangat kedinginan sampai bibirku bergetar. Belum bisa bertemu keluarga, belum bisa bawa hp. Tapi alhamdulillah bisa langsung IMD. Pertemuan keduaku dengan genduk. Beberapa jam yang lalu loh anak ini masih di perut. Masya Allah sekarang udah bisa digendong dan disusuin. Proses IMD selama satu jam saja kemudian genduk di bawa pergi sama mbak sus.
Tinggalah aku seorang diri. Benar-benar sendiri. yang akhirnya membawa pada kebaperan lagi.
Baca Juga: Catatan Genduk: Melahirkan Genduk (Bagian 7)