Seperti yang sudah kita ketahui, energi termasuk salah satu kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk menopang keberlangsungan hidup manusia. Hiscock (2012) dalam bukunya Earth Wars mengungkapkan, bahwa pangan, air, energi, dan logam adalah penggerak pertumbuhan industri, ekonomi, dan sosial.

Bersihkan Langit dengan Bioetanol
Sekarang ini tuh seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi di dunia, tentu saja membuat kebutuhan energi juga mengalami peningkatan. Padahal kita tahu kan kalau cadangan bahan bakar fosil semakin hari jumlahnya semakin terbatas.
Sesuai Inpres Nomor 1 tahun 2006, Kementerian Pertanian memiliki tugas, penyediaan tanaman Bahan Bakar Nabati (BBN), penyuluhan pengembangan tanaman untuk BBN, penyediaan benih dan bibit tanaman BBN, dan mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan kegiatan pasca panen tanaman BBN.
Pemerintah pun akhirnya menerbitkan Perpres No. 5 tahun 2006 untuk mengurangi ketergantungan BBM (Bahan Bakar Minyak) dan juga tentang pengembangan sumber energi terbarukan dari biomassa (biofuel). Secara umum, biofuel adalah bahan bakar dari biomassa atau materi yang berasal dari tumbuhan dan hewan namun lebih cenderung pada tumbuhan.
Sudah pada tahu kan biofuel itu apa?
Dilansir dari madaniberkelanjutan.id, biofuel terdiri dari beberapa jenis yakni bioetanol, biodiesel, dan biogas. Bioetanol sendiri adalah alkohol yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti gandum, tebu, jagung, singkong, ubi, buah-buahan, hingga limbah sayuran. Untuk mendapatkan alkohol, tumbuhan di atas harus melewati proses fermentasi terlebih dahulu.
Table of Contents
Apa sih bioetanol?
Temen-temen udah pada tahu belum sih apa itu bioetanol?
Saya jadi inget, pembuatan bioetanol skala kecil di lab Teknik Kimia dulu. Mengambil jurusan Teknik Kimia memang membuat saya akrab dengan berbagai macam biofuel. Praktikum sederhana jaman kuliah dulu sih memang pernah bikin bietanol dan biodiesel. Saat itu kami menggunakan tetes tebu (molase) sebagai bahan baku bioetanol. Sedangkan buat biodiesel juga bisa menggunakan minyak jelantah sebagai bahan bakunya.
Oke kita bahas bioetanol aja dulu.
Sederhananya, bioetanol adalah etanol atau alkohol yang didapatkan secara khusus dari fermentasi pati tanaman. Rumus kimiawi bioetanol yang identik dengan etanol adalah C2H6O atau C2H5OH. Jadi bioetanol sendiri adalah istilah pemasaran untuk produk yang ngga menyebabkan bahaya langsung buat lingkungan. Bioetanol sendiri bisa difermentasikan dari tetes tebu (molase), jagung, sorghum manis, biji-bijian bahkan limbah pertanian.
Bioetanol juga bisa dijadikan bahan bakar pengganti bensin lho. Bahan bakar bioetanol memang dihasilkan dari fermentasi gula. Sumber utama gula, seperti yang sudah saya sebutkan tadi, berasal dari tanaman penghasil energi. Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) merupakan cairan tidak berwarna dan yang paling penting bersifat biodegradable, yaitu mudah terurai, rendah toksisitas dan menyebabkan sedikit polusi lingkungan kalau tumpah.
Bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan bermotor ada variasi blend-nya tapi juga ada yang murni. Bioetanol sering disebut dengan notasi “Ex”, di mana x adalah persentase kandungan bioetanol itu dalam bahan bakar. Misalnya gini:
- E100, artinya bioetanol 100% atau murni tanpa campuran.
- E85, artinya blend 85% bioetanol dan 15% bensin
- E5, artinya blend 5% bioetanol dan 95% bensin.
Pencampuran etanol dengan bensin ini juga bisa mengoksidasi campuran bahan bakar sehingga bisa membakar jauh lebih banyak. Selain itu bisa lebih efektif dan mengurangi emisi yang bisa mencemari lingkungan.
Sejarah Bioetanol
Pada tahun 1840, etanol sudah menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat. Henry Ford pada tahun 1880-an membuat mobil quadrycycle. Sejak tahun 1908 ini, mobil Ford model T juga menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya.
Akan tetapi pada 1920-an bahan bakar dari petroleum menjadi lebih terkenal karena harganya lebih murah. Penggunaan etanol saat itu menjadi berkurang. Namun saat ini melihat peningkatan harga minyak bumi, membuat bioetanol mejadi perhatian kembali dan dipilih menjadi alternatif energi yang mumpuni untuk dikembangkan.
Proses Pembuatan Bioetanol
Coba deh, saya menjelaskan proses pembuatan bioetanol secara sederhana aja. Pastinya kalau lewat penjelasan bahasa anak teknik, bisa pada tambah pusing ntar. Ya, kan? Hehe.
Pembuatan bioetanol pada dasarnya meliputi dua unit utama yaitu unit fermentasi dan unit distilasi. Ahhh, rasanya jadi kangen nih manjat kolom dikstilasi pake seragam dinas lapangan. Hahaa.
Unit fermentasi sendiri terdiri dari tahap pre-fermentasi dan tahap fermentasi. Bahan baku yang digunakan yah seperti yang dijelaskan, berasal dari sari pati tanaman. Sedangkan bahan lainnya terdiri dari ragi, nutrien, asam sulfat, dan air. Fermentasi merupakan proses pengubahan bahan organik menjadi bentuk kimia yang lain dengan proses yang melibatkan aktivitas mikroorganisme (Said, 1987). Proses fermentasi ini melibatkan katalis enzim dan menggunakan ragi.
Unit distilasi menggunakan kolom bertingkat. Nantinya jenis produk yang dihasilkan adalah etanol teknis, etanol prima, etanol super prima, dan etanol absolut. Jadi tergantung kadar yang dihasilkan.
Kegunaan Produk Bioetanol
Tujuan bioetanol sebagai pengganti bahan bakar memang untuk memastikan keamanan kebutuhan bahan bakar. Dan juga menghindari ketergantungan yang besar pada negara penghasil minyak.
Pemerintah bisa mendorong penggunaan bioetanol dengan gerakan menanam tanaman bahan baku bioetanol. Harapannya agar bisa meningkatkan ekonomi pedesaan dan bisa menghasilkan bioetanol sendiri. Apalagi bioetanol dapat terurai secara hayati dan ramah lingkungan.
Selain itu masih banyak banget ternyata produk bioetanol. Dalam dunia insdustri antara lain (Fessenden, 1982):
- Sebagai obat antiseptik pada luka dengan kadar 70%.
- Sebagai bahan dasar industri farmasi.
- Sebagai bahan pelarut pada zat warna, parfum, essence buatan dan lainnya.
- Sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan.
- Digunakan untuk bahan bakar spiritus dan desinfektan.
Bahan Bakar Nabati Bioetanol di Malang
Sebenarnya di Malang sendiri udah banyak banget yang bikin bioetanol mulai dari skala kecil sampai industri. Pembuatan bioetanol sendiri kan sebenernya mudah banget dan bisa dilakukan siapa saja. Bahkan banyak mahasiswa yang melakukan berbagai pengembangan dan penelitian bioetanol ini.
Pembuatan bioetanol secara mandiri harusnya bisa terus ditingkatkan untuk alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan sedikit polusi. Di sini saya akan mengangkat pembuatan bioetanol dari skala paling besar sampai yang paling kecil.
PT Molindo Raya Mempersembahkan Produk dari Hasil Sumber Alam untuk Kehidupan
Sebagai salah satu sumber energi alternatif yang katanya ramah lingkungan, kemunculan bahan bakar bioetanol masih menemukan banyak hambatan dan kendala. Beberapa alasannya antara lain ongkos produksi yang tinggi dan terbatasnya bahan baku. Amerika Serikat dan Brazil memang sukses menerapkan etanol sebagai komponen wajib campuran bahan bakar kendaraan. Keduanya pun merupakan negara dengan tingkat produksi etanol tertinggi di dunia.
Bagaimana dengan Indonesia?
Kapasitas produksi bioetanol tuh cukup tinggi di Indonesia, sampai mencapai dua juta kiloliter per tahun yang diproduksi oleh kurang lebih 10 produsen besar, sementara pasokan bioetanol ke Pertamina masih kurang. Menurut Hendroko (2009), sebagian besar pabrik bioetanol di Indonesia menghasilkan etanol 95% atau disebut Hydrous Ethanol (HE) dan belum mampu memproduksi bioetanol dengan peningkatan persyaratan yang diizinkan untuk bahan bakar otomotif (Fuel Grade Ethanol-FGE, dengan kadar 99,5%). Kerennya nih cuma ada dua produsen yang mampu menghasilkan bioetanol dengan peningkatan persyaratan itu, salah satunya adalah PT Molindo Raya Industrial di Malang ini.
Molindo adalah salah satu pabrik yang bergerak di bidang produksi etanol di Malang. Wah, keren yah ternyata Malang juga punya pabrik bioetanol, lho. Molindo memproduksi food grade etanol dengan tingkat kemurnian tinggi hingga mencapai 99,9% melalui PT Molindo Raya Industrial yang berlokasi di Desa Sumberwaras Malang.
Produksi etanol Molindo dengan kualitas Prima dan Super serta Extra Super telah banyak dipakai oleh perusahaan besar yang memproduksi rokok, farmasi, dan obat-oabtan. Alat kedokteran, kosmetik juga minuman beralkohol serta perusahaan percetakan. Produk ini diberi merk Molindo Etanol.
Kelompok Tani Malang Membuat Bioetanol Sebagai Campuran dan Pengganti BBM
Ternyata nih, ada kelompok tani di Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang yang berhasil memproduksi bioetanol juga. Dilansir dari vivanews, bahkan produknya telah dijual bebas ke pasaran. Selain itu juga bisa digunakan buat energi alternatif pengganti gas juga pupuk urea.
Bagaimana prosesnya tuh?
Pak Haryono, sebagai salah satu petani bioetanol menceritakan bahwa beliau membutuhkan sekitar 40 kilogram jagung yang dibeli dari petani setempat.
Jadi prosesnya, jagung sebagai bahan baku direndam dalam 100 liter air yang diberi enzim khusus berwarna hitam sebanyak satu sendok teh. Enzim tersebut yang membantu jagung menjadi matang setelah 15 menit terendam air. Jagung yang hancur dan matang tadi dimasukkan dalam kaleng plastik yang tertutup rapat dan diberi ragi untuk fermentasi selama tujuh hari. Jagung hasil fermentasi akan diperas. Cairannya akan dimasukkan ke alat distilasi, dimasak di tong khusus yang dibakar sampai suhu 60-87 derajat celsius selama enam jam.
Uap air yang mendidih ditangkap oleh cerobong tinggi hampir 3 meter yang dialirkan melalui kawat spiral. Nantinya uap ini akan masuk ke tong aluminium ke dua yang isinya air dingin buat mendinginkan hasil distilasi. Jadi di bagian bawah tong ke dua ini nanti bioetanolnya bakal menetes.
Dari proses ini dari 40 kilogram jagung mampu menghasil 12 hingga 16 liter etanol dengan kadar 99%.
Hasil bioetanol ini yang sering dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar minyak. Kadar oktan premium dapat meningkat dari 88 bisa sampai 95. Atau setara dengan bahan bakar Pertamax Plus.
Jadinya pengguna kendaraan bermotor bisa berhemat BBM hingga 25%.
Bioetanol bisa bermanfaat bagi warga sekitar, bisa juga untuk pertanian, dan peternakan. Limbahnya pun masih banyak manfaatnya lho. Limbah padatnya bisa untuk pakan ternak sedangkan limbah cairnya untuk pupuk organik.
Apakah Bioetanol Ramah Lingkungan?
Jadi nih semua pembakaran bahan bakar sebenernya masih saja menghasilkan emisi yang membahayakan atmosfer bumi. Namun, pembakaran bioetanol ini memiliki emisi jauh lebih sedikit daripada bensin atau batubara.
Bioetanol tuh secara umum bisa mengurangi emisi rumah kaca hingga 46 persen dibandingkan bensin. Apalagi proses pembuatan bioetanol tidak melibatkan bahan kimia berbahaya. Jadi bisa dibilang penggunaan bahan bakar nabati memang menjawab permasalahan pada efek Gas Rumah Kaca (GRK) penyebab perubahan iklim saat ini.
Peran minyak fosil harus digantikan oleh sumber energi yang dapat diperbaharui agar krisis energi bisa teratasi. Bioetanol merupakan sumber energi terbarukan, biodegradable, dan ramah lingkungan.
Mari bersihkan langit dengan menggunakan bioetanol untuk menurunkan pencemaran lingkungan. Sayangi bumi kita yang sudah tua ini!
Referensi:
https://madaniberkelanjutan.id/
https://connect.upnyk.ac.id/
https://www.viva.co.id/
http://molindo.co.id/
Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 13 Nomor 1, Juni 2015: 19-38
57 Komentar. Leave new
Senangnya ada energi alternatif ini ya mbak. Polusi udara secara gak langsung bikin stres sih menurut saya. Alhamdulillah juga di Malang ada pabrik bioetanol
Iya bener, ganggu banget mba polusinya bikin udara tercemar saat ini
Membaca ulasan bioetanol sama proses destilasinya jadi ingat jaman kuliah dulu, hehe..samaan ya mbak
Sebenarnya bahan-bahan sumber energi ramah lingkungan seperti ini perlu digagas lebih serius ya karena nilai manfaatnya lebih besar untuk lingkungan.
Lha iya bener, karena bahan bakar nabati itu lebih kaya dan ngga akan habis. Kalau sekarang kita pakai bahan bakar yang ngga bisa diperbaharui bikin nantinya krisis energi ya kan..
Bioetanol ini, apakah bisa digunakan di semua kendaraan bermotor? Atau tertentu aja?
Iya bisa kaya bensin gitu.
waa senang sekali denger berita ini, semoga semakin bisa diproduksi massal yaaa biar bisa cepat menyelamatkan bumi nih 🙂
Semoga saja, karena sebenarnya pembuatannya juga cukup mudah.
Padahal Bioetanol udah ada sejak dulu ya, mbak. Manfaatnya juga oke bingits. Baru tau aku tuh, hihi..
Iya bener, semoga bisa lebih dikembangkan lagi sih.
dengan adanya solusi ini semoga bumi semakin membaik dan lebih lestari
Iya, untuk generasi anak cucu nanti.
Saya heran kenapa energi seperti ini belun diproduksi massal hingga ke daerah
Justru dari daerah bisa dikembangkan dan bikin sendiri mba.
Keren warga malang semoga dimudahkan proses menuju kehidupan lebih baik dg bioethanol ya
Aamiin. Terima kasih mbaa.
Memang perlu ya adanya energi alternatif macam bioetanol ini, jadi polusi bisa diminimalisir sekecil mungkin.
Bener banget mba, ramah lingkungan banget.
Semoga Indonesia segera memperbanyak produksinya ya mbak, untuk menggantikan bbm yang sekarng ini kita sering pakai
Iya, semoga bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah
Wah saya baru tahu nih ada bahan bakar nabari seperti biotanol ini yang tentunya jauh lebih ramah lingkungan. Sangat menarik dan semoga ke depannya penggunaan bahan bakar ini bisa lebih meluas lagi
Aamiin. Semoga bisa dikembangkan lebih baik lagi ke depannya.
Bioetanol berguna banget nih untuk menyelamatkan lingkungan, penjelasannya sangat lengkap dan menambah pengetahuan tentang penyelamatan lingkungan seperti Bioetanol. Saya berharap semoga bumi lekas membaik dan lingkungan pun kembali hijau.
Terima kasih mba udah mampir..
Semoga anak cucu kita kelak juga ngga sampai merasakan kriris energi. Semoga bumi lekas pulih dan kembali hijau yah 🙂
Kalau limbahnya bisa dimanfaatkan utk pakan ternak harus banget digunakan nih mba. Kadang kalau denger limbah kan konotasi nya udh negatif. Tapi kalau bioetanol ini malah limbah bermanfaat ya
Nah makanya, karena berasal dari bahan baku nabati jadi sampai limbahnya pun bisa dimanfatkan kembali. Benar-benar ramah lingkungan.
Wah, bisa menyelematkan lingkungan ya, semoga bisa dikembangkan
Penggunaan energi ramah lingkungan perlu didorong sedemikan rupa. Harus diakui, industri hulu dan hilir jelas butuh support dan kelayakan dari sisi bisnis. Semoga pemerintah dan pelaku usaha pada akhirnya bisa menemukan titik temu yang win win solution buat keduanya ya.
Semoga pemerintah memberi support penuh untuk mengembangkan biofuel ini, ngga cuma bioetanol aja.Ada biodiesel dan biogas juga..
Inovasi yang bagus untuk Indonesia. Apalagi Indonesia termasuk negara penyumbang emisi karbon terbesar akibat karhutla dan polusi yang tak terbendung.
Wah bener saya setuju dari pada pemakaian bensin yang kadar oktannya tinggi mending pakai bahan nabati seperti bioetanol ini ya? memang Indonesia butuh EBT yang ramah lingkungan ke depannya.
Bener mas, jadi bisa sebagai alternatif energi pengganti
Semoga saja bisa masif dipakai ya bioetanol ini. Jadi langit lebih bersih dan kualitas udara lebih bagus. Mudah-mudahan enggak membutuhkan waktu yang lama.
Seharusnya Indonesia dengan kekayaan alamnya bisa memanfaatkan itu. Apalagi limbah pabrik bioetanol ini masih bisa dimanfaatkan. Bukannya mencemari lingkungan. Harusnya sih nggak papa ya jika semakin banyak pabrik bioetanol.
Dengan Bioetanol jadi ramah lingkungan ya Kak, semoga tidak terjadi krisis energi , lingkungan tetap hijau
Hebat nih Malang punya Molindo , pabrik yang memproduksi etanol. Moga diikuti oleh daerah lain, jd ramah lingkungan dengan hasil yg maksimal
kalau semua daerah bisa produksi Bioetanol gini, langit jadi bersih doong ya karena udah pada beralih ke bahan bakar yang ramah lingkungan seperti ini.
Ternyata limba sayuran pun jika bisa dimanfaatkan dengan baik bisa jadi bahan bakal yang ramah lingkungan ya mbak. Semoga Biotabol bisa lebih dikembangkan sehingga bisa lebih banyak yang pakai.
Semoga ke depannya Bioetanol ini bisa segera dikembangkan, deh. Selamatkan bumi kita yang sudah semakin lelah dengan polusi ini. Semakin merasa berdosa, masih belum terlalu optimal buat pengolahan sampah dapurnya. Makasih ya kakak, sudah diingatkan kembali
Waaah sampe limbahnya aja bisa jadi pakan ternak ya mba. Melihat bahayanya efek rumah kaca, blm lagi iklim yg makin ga menentu, aku pasti mendukung sumber tenaga yg lebih ramah lingkungan ini. Biar gimana, bahaya dari perubahan iklim, efeknya ga main2 untuk suatu tempat. Kapan lagi kalo bukan sekarang kita mulai melakukan usaha2 yang bisa membantu bumi lebih baik. Semoga aja produk ini bisa semakin massal diproduksi untuk pengganti bahan bakar
Makanya mba Fann, ini mah masih jadi PR banget yah buat pemerintah dan penduduk lokal. Gimana bisa mengembangkan bioetanol ini. Apalagi kan bahan baku nabati di indonesia juga melimpah ruah. Semoga kita juga bisa mulai melakukan usaha-usah kecil yang berdampak besar untuk bumi yang lebih baik. Makasih ya udah mampir 🙂
wow turut bangga, ternyata di Malang sudah ada pabrik besar yang memproduksi bioetanil.
Ada kelompok tani juga di Sumawe yang memproduksi bioetanol, bisa nih kapan-kapan belajar ke sana
Monggo mba Nanik, silakan mampir 🙂
Di masa depan yang kita butuhkan memang energi alternatif dengan emisi rendah seperti bioetanol ini. Tinggal kapan dikembangkan begitu saja, kalau nunggu terlalu lama khawatirnya udara kita makin rusak. Sekarang di Jakarta saja langitnya jarang banget kelihatan bersih. Palingan pas jam setengah 6 pagi, itu yang bagian bawah juga udah mulai abu-abu menuju hitam.
Iya mba Damar. Masih menjadi PR buat kita semua nih. Iya Jakarta emang udah pekat banget, kota yang tydac pernah tidur yah. Jadi mendambakan udara yang bersih seperti di pedesaan gitu kan..
wah, nambah wawasan banget mba tulisannya, jujur aku ga tau soal beginian krna dasarnya saya tuh paling gak paham sama kimia hehe. mantap mba
Mbak Lintang, kadang aku bingungnya gini nanti bahan makanan rebutan sama bahan bakar dong ya?
Ngga lah mba, lagian kan bahan bakar nabati melimpah juga karna bisa diperbaharui. Jadi insya Allah ngga akan habis juga.
Bagus ini, bioetanol, selain menghemat penggunaan BBM hingga 25%, juga membuat langit jadi biru kembali alias bersih ya Mbak, keren di Malang sudah ada ya
Iyaa nihh. semoga semakin banyak pengembangan energi alternatif biofuel yah.
Aku baru tahu dong kalau ternyata ada pabrik bioetanol di Malang. Seneng deh kalau para pelaku usaha udah makin bergerak ke energi-energi terbarukan. Meskipun jalannya masih panjang, pelan2 masyarakat pasti bisa meninggalkan bahan bakar fosil dan beralih sepenuhnya ke BBN yah, L.
Betul mbak, semua pembakaran akan menghasilkan bahan bakar yang tidak ramah lingkunga, tetapi kita bisa memilih yang paling kecil dampaknya, termasuk bioetanol ini. Apalagi limbahnya bisa dimanfaatkan lagi, seperti limbah padat buat pakan ternak dan limbah cair buat pupuk organik.
Aku baru tau di Malang ada pabrik bioetanol. Deket rumah dong. Hehe..
Alhamdulillah ya ada energi alternatif ya semoga bumi kita menjadi lebih baik.
Bioetanol, bahan bakar ramah lingkungan yang hemat juga ya, limbahnya pun bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk ya, siip ini, semoga segera bisa dikembangkan secara luas ini
Semoga Bioetanol ini bisa bersihkan langit di seluruh Indonesia jadi bersih dan dunia juga
[…] Bersihkan Langit dengan Bioetanol […]