Judul buku : Origin
Penulis : Dan Brown
Penerbit : Penerbit Bentang
Tebal : 461 halaman
Cetakan : Pertama, Oktober 2017
ISBN-10 : 038-551-423-9
ISBN-13 : 978-038-551-423-1
Sekali lagi, berlarian di labirin otak Langdon seakan membuat adrenalin saya tak terkendali. Alaahhh. Ya gitu deh, bacaan setebel gitu bisa dilalap hanya kurang dari empat hari. Saking ga sanggupnya menahan godaan membalik halaman lagi dan lagi.
Petualangan Profesor Langdon selalu berhasil menguras imajinasi saya. Saya seolah ikut berlarian menjelajahi Madrid, Barcelona, Seville, dan Bilbao; yang merupakan lokasi dari Guggenhein Museum. Di sana, Robert Langdon—sang ahli simbol dari Harvard—akan mencari jawaban dari sebuah pertanyaan besar umat manusia, yaitu Dari manakah asal kita? Ke mana kita akan pergi?’
Baca Juga : Review ‘Hijrah Sakinah’ by Hanny Dewanti
Sebenarnya pertanyaan tersebut mudah saja dijawab bagi kaum beriman. Tapi tidak bagi atheis atau mungkin agnostik. Mengerikan sekali kalau pikiran-pikiran macam ini bisa menguar liar di kepala orang yang kepalang terlalu pandai. Mereka jadi lupa karena ketinggian ilmu, mereka benar-benar melupakan Sang Maha Ilmu. Itulah mengapa ilmu dan iman adalah dua hal yang berkaitan sangat erat.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(Al-Mujadilah 11)
Pokok hidup utama adalah iman dan pokok pengirimnya adalah ilmu. Iman yang tidak disertai ilmu dapat membawa seseorang terjatuh. Mereka mengira mengerjakan pekerjaan yang disangka menyembah Allah, padahal mendurhakai Allah. Ilmu itu penting, bahkan Rasul pun menyuruh kita menuntut ilmu sampai ke negeri Cina.
Sebaliknya orang yang berilmu saja tanpa disertai iman, maka ilmunya itu dapat membahayakan dirinya sendiri ataupun bagi sesama manusia. Lihat aja Winston, mengerikan sekali kalau teknologi tersebut benar-benar ada di dunia nyata, eh atau bakalan beneran ada entah kapan? Semakin bertambah ilmu seseorang seharusnya bertambah keimanannya. Ilmu tanpa iman bisa bikin orang keblinger.
Saya jadi teringat dialog di serusetiapsaat.com, Siapa yang menciptakan Allah? Allah terbuat dari apa?
Nabi berpesan,
Kalau sudah sampai di sini pertanyaannya, maka kita wajib membaca ta’awudz.
Kok ta’awudz? Karena pertanyaan tentang Allah, akan membawa kita pada bisikan-bisikan dari syetan.
Tanyakan segala hal, tapi jangan bertanya tentang Allah, Yang Maha Menciptakan.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
يَأْتِى الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ كَذَا وَكَذَا حَتَّى يَقُولَ لَهُ مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ فَإِذَا بَلَغَ ذَلِكَ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ
“Syaithon akan mendatangi salah seorang dari kalian, lalu dia (syaithon) mengatakan, “Siapakah yang menciptakan ini dan itu? Hingga ia menanyakan, “Siapakah yang menciptakan Robb mu?
Jika telah sampai pada pertanyaan itu maka jika telah sampai pada pertanyaan tersebut maka berta’awwudzlah kepada Allah dan hentikanlah fikiran itu
[HR. Bukhori no. 3276 dan Muslim no. 134]
Dalam riwayat lain disebutkan,
لاَ يَزَالُ النَّاسُ يَتَسَاءَلُونَ حَتَّى يُقَالَ هَذَا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ فَمَنْ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَلْيَقُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ
“Manusia tidak akan henti-hentinya saling bertanya hingga muncul pertanyaan Allah menciptakan mahluk. Lalu siapa yang menciptakan Allah. Maka barangsiapa yang menemui pertanyaan yang semisal maka katakanlah aku beriman kepada Allah” [HR Muslim 134].
Setiap hari saya selalu mengingatkan anak-anak agar membaca doa setelah bangun tidur. Mereka bertanya mengapa? Saya bilang, “saat kita tidur itu kita seperti orang meninggal. Maka, Pujilah Allah ketika kita dibangunkan kembali. Bagaimana kalau Allah tidak membangunkan kita? Kita akan meninggal beneran. Seperti di Surat Az-Zumar 42.
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”
Kemudia middle love saya pun bertanya,
“Lho buu terus Allah nggak tidur? Allah ngga meninggal juga?
Baca surat Al-Baqarah 255. Saya baca artinya dan merinding seketika. Arti ayat tersebut pas sekali.
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Baca Juga: Review #DearTomorrow: Notes to My Future Self by Maudy Ayunda
“Well, science and religion are not competitors, they’re two different languages trying to tell the same story. There’s room in this world for both.”
Origin
Malang, 22 Desember 2020
1 Komentar. Leave new
[…] baca yang Divortiare. Padahal urutannya Divortiare dulu sih. Jadi bagai gayung bersambut menemukan novel fiksi ini di jajaran rak […]