Bunda bilang,
bagaimana kalau yang meninggal ibumu?
Apakah engkau akan menyerahkan beliau untuk dirawat org lain? Dimandikan org lain? Dishalatkan org lain? Sedangkan tak ingatkah engkau bagaimana beliau merawatmu? Memandikanmu dengan cinta? Mengajarkanmu mengeja bacaan shalat? Jijikkah kau membersihkan kotoran beliau? Sedangkan berapa kali beliau terjaga setiap malam mengganti dan membersihkan kotoranmu? Tidak inginkah kau mengepang rambut beliau sambil mengingat bagaimana beliau mengepang rambutmu saat berangkat sekolah dulu?
Apakah engkau yakin tidak ingin mempersembahkan baktimu yang terakhir sebelum beliau bersemayam selamanya di liang lahat? Bagaimana wujud baktimu sebagai seorang anak, yang jelas sekali pengorbanan ibumu tak kan pernah bisa kau balas sampai kapanpun.
Apakah engkau takut memandikan ibumu yang terbujur kaku? Tidak ingatkah beliau merawatmu saat sakitmu dulu. Bagaimana tangisnya mendampingi dan mengharap kesembuhanmu? Apakah engkau takut mengkafani ibumu, yg mengajarimu menutup auratmu?
Dan hari ini, adalah hari terakhir kau bisa memandang wajah ibumu. Hari terakhir kau bisa merawatnya dengan penuh cinta karena Allah. Mendampinginya menghadapi sakaratul maut dengan indah, memandikan jenazahnya sepenuh cinta, mengkafani dengan sempurna, menyolatkan dengan khusyuk, mendoakan sepenuh jiwa.
Tunjukkan wujud baktimu..
“Engkau merawat ibumu sambil menunggu kematiannya sementara ibumu merawatmu sambil mengharap kehidupanmu dan kebahagianmu.” (Umar bin Khatthab)
Selamat hari Ibu. Untuk ibu saya, ibu mertua saya, dan semua ibu hebat di seluruh dunia.
Materi yang saya dapatkan terlalu sayang untuk tidak dibagikan, yuk kita belajar bareng-bareng 🙂
Klik materi di mari :
http://bit.ly/PerawatanJenazahKarenaAllah
Baca Juga: Perawatan Jenazah dengan Cinta karena Allah (part 1/4)
Baca Juga: Perawatan Jenazah dengan Cinta karena Allah (part 2/4)
Baca Juga: Perawatan Jenazah dengan Cinta karena Allah (part 3/4)
Semoga bermanfaat 🙂