Seperti bang Rianto Astono, aku pun menghabiskan sebagian besar masa remaja hingga saat ini untuk menulis. Begitu juga kalau harus berhadapan dengan keharusan menjual lewat tulisan. Mendadak hampa! Mendadak nge-blank, dan ngga tahu harus mulai dari mana.
Padahal aku juga punya lapak online yang harus diurus. Terus gimana caranya mendongkrak penjualan?
Aku cuma posting-posting gambar produk lewat media sosial. Dengan tulisan yang kaku, dan kayanya ngga menjual. Ada sih beberapa yang tanya, dan kemudian beli.
Tapi ngga ada kemajuan juga. Yang lihat dan tanya juga pelanggan yang sama. Ngga ada yang spesial dan bombastis.
Apakah copywriting yang tepat bisa mengubah segalanya?
Jawabannya BISA!
Gimana caranya? Yuk baca terus baca review Kopiraiting di bawah ini yah..
Table of Contents
KOPIRAITING: Seni Menulis untuk Menjual
Judul Buku: KOPIRAITING (Seni Menulis untuk Menjual)
Penulis: Rianto Astono
Layout: ivoriesolo
Penerbit: PT Gaptex Indo Media
Jumlah halaman: 192
Cetakan: Cetakan kedua, 2021
Nomor ISBN: 978-602-74481-4-8
Genre: Non Fiksi
Untuk membuat seseorang membeli, kita perlu mengetahui psikologi manusia dan memahami bagaimana keputusan di buat.
Salah satu cara yang paling gampang dan paling murah dan bisa menghipnotis, adalah kata-kata.
Oh ya, dalam ilmu marketing ada sebuah seni untuk menyusun kata-kata yang dapat memengaruhi orang yang membacanya untuk melakukan apa yang kita inginkan. Ini yang disebut Copywriting.
Dibaca Kopiraiting. Dengan “k” dan tanpa “w”.
Awalnya aku pikir kalau buku copywriting ini bakal berat banget dengan banyak materi yang bikin pusing sendiri. Apalagi aku backgroundnya anak teknik, bukan anak marketing. Wkwkwk.
Tapi semakin aku baca, kok malah ketagihan pingin balik terus isi bukunya. Kepo banget dengan halaman selanjutnya, ada ilmu apa lagi yang bisa aku terapkan?
Faktanya, copywriter (sebutan buat orang yang melakukan copywriting), punya peranan yang penting, jauh lebih penting dibandingkan siapapun dalam sebuah bisnis.
Maka, jangan heran kalau copywriter merupakan salah satu pekerjaan dengan bayaran tertinggi di dunia.
Yah karena lewat ‘Kopiraiting’, kamu bisa mengubah dunia!
Apa aja yang bisa kamu pelajari?
- Kamu bisa membuat copy yang lebih baik dengan lebih cepat dengan latihan-latihan di lembar biru pada buku ini.
- Menganalisa dan menemukan faktor paling menjual dari produkmu.
- Mengetahui faktor yang memicu seseorang sampai menemukan keputusan untuk membeli.
- Menghindari kesalahan-kesalahan dalam penulisan copy yang paling umum dan sering.
- Bisa menyusun kalimat yang menjual tapi ngga seperti berjualan.
- Menghemat waktu dan uang dalam belajar copywriting.
Tahu sendiri kan kalau kamu belajar lewat seminar-seminar bisa habis puluhan juta. Menurutku, dengan membaca Kopiraiting ini kamu juga bisa belajar investasi leher ke atas.
Baca Juga:
Review Explore Enjoy & Repeat (Catatan Perjalanan dari 20 Negara)
Belajar dari Apple: Think Different
Siapa yang ngga tahu brand Apple?
Sebuah perusahaan terbuka pertama di Amerika Serikat yang memiliki nilai di atas US$ 1 triliun. Gilak ngga? Belum ada perusahaan lain yang bisa menyalipnya.
Apple terkenal dengan kampanye marketingnya yang cerdas dan sederhana. Dari perkenalan produk, acara peluncuran hingga website yang mereka miliki.
Kalau kamu jeli, kamu akan menemukan lebih banyak area kosong berwarna putih yang nyaman di mata, tapi juga ngga banyak penjelasan fitur atau kata-kata teknologi tingkat tinggi atau angka-angka ruwet yang menunjukkan kehebatan produk mereka.
Apple adalah sebuah contoh bagaimana kombinasi antara gambar, video bergerak, dan tulisan menjadi kampanye pemasaran yang luar biasa hebat.
Apa sih yang dilakukan Apple untuk mengubah caranya menjual dan berkomunikasi?
“Bagi saya, marketing adalah tentang nilai di dunia yang begitu kompleks dan berisik. Dan kita tak punya kesempatan untuk membuat orang mengingat banyak hal tentang kita.”
(Steve Jobs)
Banyak hal terlah berubah, dan Apple pun berubah.
Tapi nilainya ngga berubah. Nilai yang dipercaya Apple sejak awal sama seperti yang sampai diperjuangkannya hingga saat ini.
Apple mencari cara menyampaikan dengan menghormati orang-orang yang berani mengubah dunia: Think Different.
Sebagai sebuah penghargaan kepada mereka yang berpikir dengan cara yang berbeda dan membuat dunia lebih maju.
Dari sini lah kita semua kenal Apple. Jiwa dari perusahaan ini yang bisa dikenal seluruh dunia.
Baca Juga:
DearTomorrow: Notes to My Future Self by Maudy Ayunda
Bicara Tentang Ego
Bukan tentang kamu. Bukan tentang produk kamu.
Penjualan adalah tentang orang yang mencari, melihat, membaca, membandingkan dan memutuskan untuk membeli apa yang kamu jual.
Penjualan adalah tentang: mereka.
Manusia memang makhluk yang paling egois di dunia. Terdengar jahat ya? Namun ego yang membuat kita bertahan sekaligus menjadi penguasa rantai makanan di muka bumi!
Ego ini pula yang menjadio faktor penting dalam pemasaran hingga wajib kamu gunakan dalam copywriting.
Bahkan saat membaca buku ini pun, aku bisa jadi hanya berpikir bagaimana “Kopiraiting” bisa berguna buat penjualanku ke depannya, pemasaran dan bisnisku sendiri. Wajar kan?
Banyak orang tak peduli bagaimana buku ini dibuat. Bagaimana bang Rianto Astono mungkin saja menulisnya berminggu-minggu, bagaimana melakukan riset, revisi di sana-sini, belum lagi proses pencetakan hingga buku ini bisa sampai pada para pembacanya, bukan?
Orang memang ngga peduli dengan dirimu, tapi hanya peduli pada diri mereka sendiri. Jadi copywriting pun tidak fokus pada produk atau perusahaan, melainkan pada konsumen. Pada mereka.
Berikan benefit. Bukan fitur!
Banyak sekali pebisnis yang antusias menceritakan kehebatan produknya, bagaimana proses pembuatannya hingga kelebihannya yang istimewa.
Benarkah?
Kalau kamu memberitahu fitur, sepanjang itu pula kamu cuma memberitahu. Bukan menjual. Faktanya, features tells, benefits sell.
Contoh fitur seperti ini:
- Kapasitas 512 Gb class 10
- Diambil dari hutan troipis Amazon
- Kedap udara
- Anti pecah
Sedangkan benefit adalah manfaat yang diberikan pada sebuah produk. Sesuatu yang berpusat pada pengguna, informasi mengenai hasil akhir dan alasan mengapa ia harus dibeli.
Contoh benefit:
- Dapat menyimpan 50 ribu foto yang kamu punya, tanpa lemot
- Tanpa repot pergi sendiri
- Dapat dimakan seminggu penuh tanpa basi
- Ringankan bebanmu, cukup masukkan ke saku celanamu
Udah kelihatan bukan perbedaannya?
Aku jadi pingin ikutan mengerjakan lembar latihan di kertas warna biru. Biar ngga cuma baca teori tapi bisa praktek juga.
Jadi aku punya produk Gendongan Bayi, dan belajar bagaimana menawarkan benefit kepada konsumen seperti di bawah ini:
Mengenal Emosi
Kita semua adalah makhluk emosional. Emosi adalah sistem biologis kita.
Ternyata, kita tuh membuat keputusan berdasarkan emosi kemudian membenarkannya dalam logika.
Kok bisa gitu?
Kamu, seperti kebanyakan orang mungkin merasa lebih sering membuat keputusan berdasarkan logika. Semakin tinggi tingkat pendidikan, kekayaan, dan status sosial seseorang, semakin ia berasa berpikir rasional menggunakan logika alih-alih emosi.
Salah!
Manusia bukan makhluk rasional. Tapi emosional. Semua tercermin dalam struktur otak yang menentukan sikap, kebiasaan, motivasi, pengambilan keputusan, mulai dari menu sarapan pagi, belanja sampai pemilihan presiden!
Sistem limbik yang berisi amygdala, hipokampus, dan hipotalamus adalah pengatur emosi manusia. Emosi membantu kita eksis, berkembang, dan menghindari bahaya.
Berbagai studi menyimpulkan 90% keputusan yang kita ambil berdasarkan emosi. Bukan logika.
Coba tanyakan pada dirimu:
- Kenapa kamu beli sepatu melulu padahal yang lama masih bagus, dan kamu tahu kalau kakimu cuma dua?
- Mengapa kamu beli jam tangan mahal, padahal fungsinya cuma sebagai penunjuk waktu yang bisa kalau lihat lewat HP?
- Mengapa kamu tetap nekat beli es krim yang lagi viral, padahal katanya lagi diet?
Gimana? Kamu bisa melihat kan kalau emosi memang lebih sering digunakan dalam pembelian. Dan untuk kesekian kali, benefit memang lebih penting daripada fitur.
“Kamu” lebih prioritas daripada “Saya” dan emosi lebih superior daripada logika.
Oke, sekarang saatnya kamu juga membaca buku ini sendiri untuk memahami lebih dalam tentang teknik copywriting lainnya.
Sesungguhnya aksi adalah yang membedakan pemenang dengan pecundang!
Pun dalam copywriting, satu-satunya hal yang perlu kamu lakukan setelah membuat perencanaan yang baik adalah dengan memulainya.
Baca Juga:
Review Blog at First Sight (Kisah Inspiratif 20 Blogger Indonesia)
Penutup
Membaca buku ini membuatku semakin percaya kalau copywritig tak pernah gagal, yang gagal adalah orang yang membuatnya. Copywriting yang baik akan selalu efektif tanpa peduli apa tujuannya. Makanya jadi pengen review Kopiraiting biar kamu semua juga makin kepo buat belajar teknik copywriting.
Bang Rianto Astono menuliskannya dengan sangat gamblang bahwa tak ada ilmu yang terbuang dan yang lebih penting dalam penjualan selain copywriting.
Jangan lupa ya gess, buat selalu memperbaharui ilmu dan informasi tentang copywriting melalui berbagai riset, jurnal, percobaan dan data-data tentang copywriting.
“Setiap menit yang kamu gunakan untuk belajar dan berlatih copywriting, itulah yang akan menajamkan kemampuan dan intuisi yang kamu miliki.
Copywriting adalah apa yang kamu tulis.
Bukan apa yang kamu pikir akan kamu tulis.”
(Rianto Astono)
24 Komentar. Leave new
Makanya perlu banget self anger management agar bisa mengendalikan emosi, terutama sebelum mengambil keputusan.
Saya suka quote penutupnya
Copywriting adalah apa yang kamu tulis.
Bukan apa yang kamu pikir akan kamu tulis.”
Iya banget ini. Kalau dia masih di dalam pikiran saja ya belum copywriting namanya
Dia akan mewujud jika kita sudah menuliskannya. Dan tentu saja itu butuh tekad dan keyakinan yang kuat
Iya sama kaya ngeblog. Bikin outline di kepala doang, akhirnya menguap ke angkasa wkwkwkwk. Duh!
Betul sekali ini, Mbak. Sudah terbukti, bagaimana kata-kata bisa membius yang membacanya. termasuk dalam promo jualan. Saya pun terkadang membeli sesuatu, karena terpikat dan pensaran dengan kopiraitingnya. Dan pastinya hal ini harus terus diasah ya. karena semakin sedikit kalimat atau jumlah katanya, maka makin susah hehehe.
Sama pak hahaha. Apalagi wanita, kerjaannya berburu diskonan. Cuma penasaran ama benefitnya tadi
Kalau dipikirkan lagi, benar juga ya. Kita tuh makhluk yang emosional. Selama ini, kita tuh selalu berpikir bahwa menjelaskan fitur lebih penting dalam marketing.
Jadi konsumen bakal paham tentang produk itu untuk apa saja. Artinya, kita memaksa untuk berpikir bahwa produk kita bisa memberikan manfaat yang seperti apa pada mereka.
Kalau kebetulan yang baca sedang butuh. Tentu itu akan mudah membuat mereka beli produk kita.
Tapi beda cerita kalau konsumennya nggak butuh. Dia pasti ogah berpikir. Lalu skip informasi kita.
Coba kalau kita langsung cerita manfaatnya. Bisa jadi konsumen bakal kepikiran sesuatu yang nanti dia butuhkan.
Jadi, meski belum butuh. Dia mungkin akan langsung beli dengan dalih bisalah buat nanti kalau perlu. Padahal itu hanya sisi emosional mereka saja.
Bener nggak, Kak?
Wkwkwkwkwk nah bener, emang bener kalau sebenernya kita perlu menyentuh sisi emosionalnya aja. Apalagi kalau udah harbolnas atau 11.11, 12.12 yang saban bulana da bae promo2.Emang perlu banget lho belajar teknik copywriting ini yah.
Benar banget nih
Saat ini belajar kopiraiting itu penting ya mbak
Apalagi buat yang menggeluti dunia digital
Aku jadi pengen baca bukunya
Wah pasti isi bukunya daging semua ya, Mbak. Baru baca reviewnya sedikit ini aja, saya sudah angguk-angguk. Iya juga ya, sebaiknya fokuskan untuk menawarkan manfaat yang akan didapatkan. Keren ilmu kopiraiting ini, bakal bisa menghipnotis untuk beli. Hehe
memang ya, sekarang orang ‘ngiklan’ tuh makin menggoda hihi.. sudah banyak ilmunya, dan sudah mudah dipelajari, jadi ya tinggal dituliskan, dipraktikkan, biar menarik banyak orang hihi
Daku kalau lihat lembaran ada warnanya (fotonya maksudnya) makin semangat baca bukunya. Apalagi ini tentang kopiraiting biar bisa sambil praktek, aasiiik
Iya dong, mba bisa lihat lembar biru yang cocok buat latihan lhooo
tapi pas awal baca judulnya mikir apa itu, langsung ngeh pas setelah beberapa detik. saya suka baca dan nampaknya bukunya menarik niy mba, kalau baca dari teasernya, syarat akan self development dan membuka pikiran kita semakin luas nampaknya
Wah, ternyatanya isi bukunya bagus ya. Kemarin sudah pengen beli pas lagi 11.11. Cuma habis itu aku terdistraksi sama buku lain yang emang lagi kubutuhkan banget. Ah, next beli buku Kopiraiting ini ah
Hwaaaa, yuk buruan beli kaa Mon wkwkwk
Betull bingitttt….manusiawi yaa orang sukaa diskonnn…nah semua bergantung siapa yg mengemasnya dengan baik sehingga orang pada kepoo…
Makasih maak ulasannya yg kereen…
Aku sukaaaa..
Dan aku selalu merasa ilmu Copywriting ini penting sekali. Bukan hanya karena aku blogger yang menjual tulisanku, tapi penyampaian Copywriting ini sungguh SEXY menurutku.
Hahhaa…sorry, like whaat??
Semacam cerdas dalam menyampaikan sehingga tidak perlu bertele-tele dan langsung menekan pusat kecerdasan manusia untuk menangkap maksudnya.
Kudu banget berlatih Copywriting yang canggih.
Karena aku yakin ini bukan masalah benar atau salah, namun jam terbang dan memahami teknik dasar Copywriting.
Yaaa mba Lendddd. Cara melatihnya ya harus terus belajar dan berlatih. Ngga cuma aksi yang berhenti di pikiran aja, malah ngga jadi-jadi ntar. Wkwkwk.
merasakan banget kalau copywriting itu susah. gak bisa asal sekadar punya diksi bagus :’)
Menarik nih bukunya, dari judulnya aja udah unik pake huruf k. Aku jadi bertanya-tanya juga pas baca bagian: Berbagai studi menyimpulkan 90% keputusan yang kita ambil berdasarkan emosi. Bukan logika. Apa iya? Terus pas pertanyaannya jado ngejawab juga kayak urusan beli jam tangan itu. Kalau dipikir-pikir iya juga ya
Ya jam tangan, ya sepatu, ya tas wkwkwkwk
Pas banget nih saya butuh banget info soal copy writing. Biasanya aku mengandalkan teman tapi dibayar, sekarang bisa dengan mudah buat sendiri
Dampak digitalisasi juga ya kak. Semua bisa bawa dampak positif . Emang venra wajib menambah wawasan kapanpun dimanapun dan dr mana pun ya kak
copy writing buat apa pun, apalagi buat marketing emang harus bisa nge hook calon customernya yaa, belajar dan latihan copy writing emang harus banget dijalanin, kadang aku tuh suka baca-bacanya aja abis itu kurang praktik yaa lupa lagi yaa dan kurang terasah